#kehinaan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mendulang Faidah Dari Kisah Nabi Luth 'Alaihis Salam
Diantara inti Kajian Mendulang Faedah dari Kisah Nabi Luth ‘alaihissalam yang disampaikan oleh Ust. Dr. Firanda Andirja, Lc., M.A. ~hafidzahullah~ di Masjid Jami’ Ibnu Utsaimin, Pondok Pesantren Al Ukhuwah Sukoharjo pada hari Ahad, 30 juli 2023, antara lain: 1. Orang yang memegang HP, atau bermain media sosial, maka sadar, atau tidak, dia telah memegang gudangnya syahwat. Maka hendaknya…
View On WordPress
#Adzab Bagi kaum Sodom#Bahaya Homo Seksual#Gay#Homo Seksual#Hukuman Bagi kaum Sodom#Kaum nabi Luth#Kaum Sodom#Kehinaan kaum Sodom#Kekejian kaum Sodom#Kisah kaum Sodom#Kisah nabi Luth#LGBT#LGBT dalam islam#Nabi Luth#Nabi Luth dan kaum Sodom#Pencegahan homoseksual#Penyakit Homo Seksual#Sikdsaan untuk Kaum Sodom#Taubat dari Perbuatan Homo#Ummat nabi Luth
0 notes
Text
GURU ZAMAN SEKARANG PT 2
Korang bayangkan, kalau dekat sekolah pun si guru dah berani nak menunggang anak murid, apa akan jadi kalau si laki dia tu dayus dan lembik.
Senang saja si guru nak bawak anak murid dia balik. Si guru boleh saja tipu dekat ibu bapa dengan alasan kelas tambahan dan bawak si anak murid balik untuk beberapa jam.
Yang bukak pintu dan jemput si guru dan anak murid adalah si suami. Si guru dengan selambanya membawa masuk si anak murid ke dalam rumah tanpa memikir perasaan si suami. Masuk-masuk rumah mulalah si guru dan si anak murid bercumbu di ruang tamu. Suami di depan mata hanya mampu melihat. Makin si suami tengok, makin si guru rancak bercumbu dengan anak murid.
Si guru mengarah suaminya membawa air kosong kepada anak muridnya. Arahan si guru diikut oleh si suami tanpa rungutan. Si guru memberi ubat biru kepada anak murid sambil menyuruhnya minum air yang dibawa suaminya.
Si guru kemudiannya menyuruh si suami dan si anak murid menanggalkan seluar masing-masing. Si guru mengejek menghina batang si suami yang berkali ganda kecil dari batang anak murid. Si guru menggelar suaminya sebagai lelaki mati pucuk. Si anak murid pulak tersenyum tersengih dipuji guru kegemarannya.
Si guru membawa si anak murid masuk ke biliknya, suami si guru mengikut mereka berdua bagaikan anak anjing kehilangan ibu. Si guru bercumbu dengan anak murid tanpa menghiraukan si suami di atas katil perkahwinan mereka. Bermacam-macam bunyi rengekan si guru keluarkan semasa menjilat, mencium, menggigit si anak murid. Batang si anak murid dikulum bersungguh-sungguh. Makin besar batang si anak murid, makin dalam kuluman si guru.
Tanpa membuang masa si guru mula menunggang batang si murid. Bergetar tetek si guru melonjat menunggang batang keras si anak murid. Rengekan keseronokan si guru bergema di seluruh bilik dan di telinga si suami yang memerhati mereka dalam kesedihan. Habis basah tilam akibat peluh si anak murid ditunggang gurunya.
Si anak murid memancut beberapa kali dalam masa beberapa jam, hasil daripada ubat biru yang ditelannya. Daripada posisi si guru menunggang anak murid, berubah ke posisi si anak murid menghenjut si guru dari belakang, hadapan dan dari tepi. Setiap pancutan anak murid memenuhi nafsu dan cipap si guru sehingga air mani si anak murid menitik keluar.
Selepas puas menerima sumbangan mani si anak murid, si guru menunjukkan sikap sadisnya terhadap suaminya. Si suami disuruh merangkak ke arah si guru yang bersedia di tandas. Si guru memaksa mengarah si suami membersihkan cipapnya sementara si anak murid berehat keletihan di atas katil. Walaupun hatinya remuk dan enggan, si suami mengikut arahan si guru, membersih dan menelan sebanyak mana air mani si murid yang si suami dapat. Sambil-sambil itu, si guru jugak puas melihat kehinaan suaminya dan puas dijilat cipapnya...
#hot malay#lucah melayu#malay hijab#malaygirl#melayu sedap#malaysia#melayuboleh#melayucantik#melayugersang#melayumantap#malay#pepekberair#tudung melayu#lancap#tudung hot#malaysg#minah melayu#burit melayu#melayu lancap#melayunakal#melayusundal#modal melayu#melayu hot#melayu tudung#modal lancap#tudung lancap#bahan lancap#tudung lucah#lucah#video lucah
1K notes
·
View notes
Text
Anak Baik, jangan takut dan jangan ragu
Banyak orang yang mau mengurai ragam kegelisahan yang bermunculan di kepalamu. Banyak kejutan menarik yang akan Allah sajikan asalkan kamu jujur memperjuangkan itu. Banyak jalan yang akan terbuka jika kamu tidak memilih mundur meski kondisi saat ini begitu payah, tak sekokoh langkah dulu.
Anak Baik, jangan kalut dan jangan tenggelamkan dirimu
Kapal cita-cita yang kau rakit berbekal nyala optimisme ini jangan biarkan tenggelam. Izinkan ia mengarungi lautan lepas, bertemu banyak orang dari ragam pulau. Bagikan cahaya kebaikan yang kau punya, meski hanya sekepal tangan.
Anak Baik, cita-cita yang kau punya ialah tanggung jawabmu.
Kamu yang harus bertanggungjawab memperjuangkannya. Jangan berharap mendapat sokongan dari manusia, sedekat apapun statusnya. Jangan menitipkan pada yang lainnya, mereka tak sesetia yang kamu sangka. Jangan begitu lama dipendam dalam pikiran, ia butuh langkah awal agar menjadi nyata. Sederhana tidak apa-apa, yang penting punya makna.
Anak Baik, pada Bumi tempat dimana kamu menjejak kaki saat ini, jelajahilah tanah datarnya. Arungi lautan lepasnya. Renungi hamparan langitnya. Jalin hubungan dengan manusia yang sama-sama berdiri disana. Dan yang utama, jaga amalan yaumiyahmu sebagai tali pengikat batin dengan Allah Ta'ala.
Karena kelak Bumi ini akan diganti oleh Bumi yang lain. Dan apabila telah berganti, tak ada lagi yang bisa kamu upayakan. Tinggal memetik hasil, akankah dengan cita-cita yang diperjuangkan hari ini kelak kau akan dapati naungan, atau justru naudzubillah tenggelam dalam keringat kehinaan.
Anak Baik, sungguh lelahnya akan hilang dan pahalanya akan bertahan. Sungguh suatu nikmat akan terasa berganda ketika diraih dengan berlelah-lelah pada awalnya. Sungguh sekecil apapun gerak kebaikan yang kau cipta, tak akan bernilai sia-sia bagi Allah Yang Maha Esa.
Anak Baik, mari kembali semangat dan sigap bergerak!
49 notes
·
View notes
Text
kenapa kita membenci? kenapa kita iri? ketakadilan hanya proyeksi semu pikiranmu yang sempit, katanya.
duniaku hanyalah kehilangan dan kehinaan yang datang dan pergi.
dimana kemuliaan?
konon ia terbatas, hanya untuk mereka yang disayangi langit atau disayangi bumi.
bagi yang disayangi keduanya, teramat langkalah dia
pada orang-orang biasa, yang teramat biasa, yang tercengkeram antara rasa kasihan dan kegemilangan, hilangkah mereka perlahan?
manusiakah mereka?
hidupkah mereka?
9 notes
·
View notes
Text
Tentang nilai dari sebuah jiwa...
Tahukah, bahwa berusaha untuk terus membanggakan itu melelahkan?
Ketika kita sempat berada pada sebuah sudut kehinaan, ada keinginan untuk bisa bangkit dan keluar dari sana. Namun, yang tidak kita sadari adalah kita berusaha terlihat baik hanya demi memperjuangkan harga dan nilai diri.
Hingga tanpa sadar kemilau-kemilau pencapaian membuat rasa syukur kita memiliki kriteria yang semakin rumit.
Jika hasil yang dicapai tidak persis seperti yang kita mau atau yang orang lain harapkan, maka kita merasa telah gagal total. Padahal mungkin hasil yang diperoleh tidak seburuk itu.
Pun, kita jadi terus merasa berambisi dengan pencapaian-pencapaian yang besar, sehingga pencapaian yang kecil dan sederhana tidak lagi bermakna.
Padahal realita itu tidak selalu berbanding lurus dengan harapan dan impian. Sering kali kita merasa kecewa dengan apa yang kita peroleh, ketika membandingkannya dengan besaran usaha yang sudah dilakukan.
Semua itu adalah lingkaran dengan pemahaman yang salah. Ketika kita menjadikan dunia dan validasi sebagai patokan, maka kita tak lagi menjadi pribadi yang mawas diri.
Harus terus dipahami dan disadarkan bahwa ranah hasil adalah ranahnya Allah semata. Seseorang bisa saja berjuang sekeras mungkin, namun hasilnya tidak seperti yang ia harapkan.
Bukan artinya kita lantas tak perlu berusaha atau menjadi pemalas, tapi hendaknya kita memisahkan antara usaha dengan hasil yang didapat.
Hasil yang cemerlang tidak serta-merta didapatkan dari usaha. Selalu harus kita ingat bahwa Allah selalu berperan dalam setiap jengkal kehidupan.
Ketika kita menyandarkan semua hal kepada kemampuan diri sendiri, maka kita akan menjadi hamba yang ujub dan merasa kesempurnaan adalah wilayah kita sebagai makhluk.
Padahal Dialah yang Maha berkehendak dengan apa yang Dia inginkan. Kesempurnaan adalah milik-Nya semata, sedang kefakiran dan kelemahan adalah milik kita sebagai makhluk.
Ketika Allah menguji kita dengan kemunduran, kegagalan dan berada pada situasi yang tidak bisa memuaskan ambisi kita, maka kita akan rentan mengalami depresi, kalau kita masih menyandarkan semuanya kepada diri kita sendiri.
Berusaha adalah bagian dari perintah-Nya, namun yang perlu diingat, hasil adalah bagian dari ketetapan-Nya.
Allah yang telah mengatur semuanya. Tugas kita adalah berikhtiar dengan apa yang mampu kita lakukan, tanpa menuntut hasil yang harus sesuai keinginan kita.
Ketika seorang hamba menyadari bahwa ikhtiar itu bernilai ibadah, maka tawakallah mahkotanya. Bukan semata-mata percaya diri akan kemampuan dan potensi pribadi, hingga menjadi hamba yang abai pada kuasa-Nya.
Ketika kita mengalami fase kritis karena tidak lagi merasa produktif dan berprestasi seperti dahulu kala, maka saatnya kita menata diri kita di dalam mengenal dan mentauhidkan-Nya.
Mengenal itu tidak cukup dengan mengimani bahwa Allah itu ada. Melainkan kita harus belajar memahami nama, sifat dan perbuatan-Nya dari apa yang telah Dia kabarkan.
Ketika iman kita baru sekadar beriman akan keberadaan-Nya, maka kita akan terus sulit menerima Maha Kesempurnaan-Nya di dalam menetapkan ukuran dan jalan.
—SNA, Ruang Untukku #139
Senin, 09-09-2024 | 18.22
Venetie Van Java,
Kembali melihat porak porandanya diri yang selalu berada pada titik kejenuhan yang sama. Semoga Allah berikan pertolongan.
7 notes
·
View notes
Text
Sabar adalah air mata. Sabar adalah merasa sendiri. Sabar adalah menoleransi kehinaan. Sabar adalah tersenyum untuk menutupi tangisan. Sabar adalah menunggu ketetapan Allah.
—kata seseorang yang semoga Allah menjaganya.
26 notes
·
View notes
Text
Tanda kasih sayang Allah kepada kita, disaat Allah memberikan guru untuk membimbing kita. Seorang guru dan ulama yang akan membimbing kita kepada kemuliaan dan menjauhkan dari sebab kehinaan.
Kutipan Tausiyah Buya Yahya, Kajian Tafsir Al-Qur’an. Cirebon, 29 Rabi’ul Awal 1445 H.
20 notes
·
View notes
Text
Jalan kesukaran
Siapa orang yang mau bersusah-susah sedangkan tersedia jalan yang begitu menyenangkan. Tapi jalan yang menyenangkan itu sering kali melenakan. Membuat kita terlarut dalam kemalasan dan ketidakproduktifan. Sedang jalan kesukaran barangkali itulah jalan mereka para orang yang sukses. Meski harus berlelah-lelah merasakan kondisi yang begitu tidak nyaman tapi mereka percaya jika semua usahanya itu pasti berbuah manis.
Jalan kesukaran itu adalah jalan kemuliaan. Betapa terngiang-ngiang nasehat itu.
"Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan"
Ya kebodohan yang membawa pada kehinaan. Aku lebih memilih jalan kesukaran!
4 notes
·
View notes
Text
"00.00 di depan Stasiun Kalibata"
Tuhan, dengan segala kehinaan dan alpaku, aku mohon ampun.
Tuhan, di bawah langit tengah malam yang benderang aku menatap dan sesegukan kumemohon peluklah aku dengan welas asih dan rahmat-Mu
Ya Robb, tatapan nanarku berharap pandangan kasihan-Mu meski gemetar tubuhku merasa tak pantas tapi hanya Kau satu-satunya. Hanya Kau satu-satunya.
Tuhanku, dipintu-Mu aku mengetuk, aku tak bisa berpaling.
Apa segala hendak kuserahkan, sakit sesak yang datang kuharap Kau jadikan peluruh segala dosa.
Tuhanku, aku hilang bentuk
remuk
resah
terhimpit
sesak
cemburu
bimbang
bodoh
perih
Tuhanku, dengan cacatku, dan pengakuan diri atas hina dan banyaknya kepalsuan ibadahku aku memohon ....
sungguh dengan rendah diri dan merasa tak pantas. Aku memohon...
Sungguh dengan merasa tak pantas dan segala hinaku. Aku memohon...
dekapan cinta dan pandangan kasihan-Mu untukku.
Sungguh dengan merasa tak pantas dan segala sudah kebusukan hatiku. Aku memohon...
-k
Jakarta, 1 Juli 2024
6 notes
·
View notes
Text
Kemuliaan telah ditawarkan bahkan telah menjadi janji, tetapi mengapa yang dipilih tetap kehinaan? Apa yang sementara tak lebih penting dari yang abadi? Apa mutiara memang terapung dilaut tidak didasar paling dalam? Mengapa? Wahai diri?
13 notes
·
View notes
Text
Metode Melahirkan Tokoh Teladan #Part2
Memberikan hadiah dan motivasi yang bersifat maateri dan maknawi ketika seorang anak melakukan kebaikan.
Ketika mereka melakukan kebaikan, maka pujilah dengan tulus sebagai penghargaan yang harus diberikan oleh seorang ayah dan ibu terhadap anak-anak, hal itu akan mendorong mereka untuk senantiasa mendapatkan apresiasi secara berkesinambungan
Misalnya, jika pada hari ini si anak membaca wirid dari Al-Quran maka ia akan diberi sejumlah uang sekian atau ia akan diajak pergi ke suatu tempat yang sangat disukai oleh anak-anak untuk dikunjungi.
Mengikat anak dengan tokoh teladan, baik dengan mempelajarinya dan menjadikannya panutan
Karakter yang kuat memiliki pondasi yang tangguh, berdasar dan berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad SAW.
Jiwa yang selalu mengelanyutkan diri dalam sunnahnya akan senantiasa bercahaya bak mentari dalam fajarnya. Setiap diri kita memiliki porsi untuk meneladani seorang tokoh.
Menyampaikan kisah yang inspiratif dan pengetahuan yang bermanfaat bagi anak.
Diantara metode terbaik dalam mendidik anak adalah dengan memaparkan kisah yang bermanfaat bagi mereka. Kisah Al-Quran dan As-Sunnah berisi banyak kisah. Setiap hari cukup satu kisah atau sebagiannya saja. Hal ini akan memberikan dampak baik bagi anak. Kisah para Nabi,atau kisah dalam Al-Quran seperti; kisah penghuni gua, Luqman, Penduduk Rass, ahlul sabt, dan kisah-kisah lain yang ada dalam Al-Quran Al-Karim.
Ibu dan Ayah adalah teladan bagi anak-anak dalam melakukan kebaikan
Ayah dan Ibu adalah teladan terdekat di mata anak-anak mereka.
"Suatu hari, Thawus berjalan dengan penuh kesombongan. Maka anak-anaknya pun mengikuti gaya berjalan ayahnya. Thawus pun bertanya, "Mengapa kalian berjalan dengan sikap sombong?" Mereka menjawab, "Engkau sendiri yang memulai kami hanya mengikuti."
Diantara kami, pertumbuhan seorang pemuda bergantung pada didikan Ayahnya.
Sekecil apapun kebaikan yang dilakukan oleh seorang anak, maka kedua orang tuanya mendapatkan pahala yang sempurna. Anak adalah tabungan amal untuk orang tuanya, maka persiapkanlah mereka untuk menjaga diri, sebab perangai orangtua adalah perangai anaknya.
Mengunjungi tempat-tempat bersejarah jika memungkinkan
Berkunjung di tempat yang bersejarah akan menumbuhkan semangat dalam belajar tentang mengkaji ilmu kehidupan.
Pada tiap tahun, orang-orang Jepang berupaya memerlihatkan anak-anak mereka untuk menyaksikan tragedi yang terjadi di Hirosima dan Nagasaki, dan tragedi yang terjadi akibat dua bom yang dijatuhkan oleh Amerika di kedua kota tersebut. Agar dalam setiap hati anak-anak Jepang dipenuhi rasa benci kepada musuh mereka, yaitu Amerika.
Memilihkan teman yang baik untuk anak dan mengawasi pertemanannya dengan penuh perhatian.
Teman dan kawan yang baik akan senantiasa mengajak tangan sahabatnya kepada kebaikan, dan menjauhkannya dari keburukan dan kehinaan.
Maka hendaknya seorang Ibu mengawasi teman-teman putra atau putrinya. Kemudian menghukumi mereka berdasarkan sikap yang tampak dari mereka, seperti shalat dan zikir dan yang lainnya. Serta mengawasi sejauh mana teman-teman putra putrinya itu dalam menjauhi hal-hal yang diharamkan.
Karena seorang teman akan menjadi penolong bagi temannya dalam melaksanakan kebaikan, atau melakukan keburukan
Source : Ummahat shana'at a'lam karya Jum'ah Sa'ad Fathul Bab
4 notes
·
View notes
Text
Islam Dalam Menyikapi Wanita
Islam pertengahan dalam menyikapi wanita, tidak sebagaimana kaum Jahiliyah yang sangat menghinakan kaum wanita. Bagaimana wanita itu seperti budak, tidak boleh mewarisi harta orang tuanya, dan dikubur hidup-hidup sebelum tumbuh besar karena dianggap sebagai aib.
Dan islam tidak berlebih-lebihan sebagaimana orang-orang barat yang berlebih-lebihan, yang membebaskan wanita, dan menjadikan mereka mengalahkan kedudukan kaum laki-laki dengan berbagai macam slogan dan seterusnya. Sehingga mereka pun jatuh ke dalam kehinaan di dunia ataupun di akhirat.
Faedah Kajian Ustadz Abdurrahman Thoyyib hafidzahullah - 10 Pelajaran dari khutbah Nabi di Haji Wada'
5 notes
·
View notes
Text
"Cukuplah ilmu sebagai kemuliaan dimana siapa yang tidak menguasainya mengakuinya dan berbahagia manakala ia dinisbatkan kepadanya. Cukuplah kebodohan sebagai celaan dimana orang yang bodoh diri darinya"
Aku tidak merendahkan harkat dan martabatku dalam berkhidmat kepada ilmu,
Untuk melayani siapa yang aku temui, akan tetapi agar aku dilayani,
"Apakah aku menanamnya dengan jerih payah lalu memetik buah kehinaan?"
Jika demikian, maka lebih baik aku hidup dalam kebodohan
Seandainya ahli ilmu menjaga ilmu, niscaya ilmu mrnjaga mereka
Seandainya mereka memuliakam ilmu pada jiwa, niscaya ia dimuliakan
Qadhi Abu Hadan al Jurjani dalam Kitab Tadzkirotus Sami' Wal Mutakallim - Keutamaan Ilmu, Penuntut Ilmu, dan Ulama serta Adab Adab Menuntut Ilmu dan Mengajar
5 notes
·
View notes
Text
Dengan setetes air yang hina kita di bentuk, rasanya tidak pantas diri ini untuk sombong dan angkuh, rasanya tidak pantas diri ini untuk merasakan kesucian, diri yang hina akan tetap hina…. Jadi janganlah berlaku suci pada tubuh yang terbentuk dari kehinaan
13 notes
·
View notes
Text
Seringkali kita itu sibuk
Sibuk dengan usaha diri sendiri, sibuk untuk menyenangkan diri sendiri, sibuk bekerja untuk diri sendiri, sibuk capek untuk diri sendiri dan semua kesibukan hanya untuk diri sendiri padahal hidup bukan sekedar untuk diri sendiri.
Kita hanya merasa bahwa diri ini mampu mencukupi kebutuhan dirinya sendiri dengan usaha sendiri. tidak pernah berfikir bahwa saat kita merasakan kesusahan maka masih ada orang lain yang membantu dan masih ada Allah yang menyertai mencukupi kebutuhan dan menolong dalam segala urusan hambanya.
Kita hanyalah makhluk sombong yang berjalan dimuka bumi yang enggan melihat dan mendengar masih banyak orang lain yang harus kita bantu dengan kebermanfaatan, dakwah yang harus kita bantu dan perjuangkan.
Apakah kita berfikir saat setelah kita merasa tercukupi akan kebutuhan hidup seperti kesenangan, kebahagiaan kemakmuran lalu hidup terasa selesai? Tentu saja tidak hei, kita masih ada tanggung jawab di pundak untuk memperjuangkan agama Allah dan dakwah Rasulullah. Lihat saja kondisi dunia saat ini, ketidakadilan menjadi kebiasaan, keserakahan menjadi tabiat, peperangan, kejahatan menjadi hal yang biasa, kemunafikan, kerusakan, kehinaan dimana-mana telah menyelimuti dan agama hanya menjadi formalitas bahkan Islam menjadi phobia , islam menjadi bahan adu domba, islam dikriminalisasi, islam harus menjadi agama yang di pandang agama teroris dan buruk.
Jangan menyia-nyiakan waktu dan hidup mari habiskan waktu dan hidup untuk agama Allah dan dakwah Rasulullah, jadikan setiap lelah kita untuk Allah, jadikan kebutuhan kita untuk menjadi kebutuhan Allah, jadikan semua usaha kita bermuara untuk Agama Allah dan dakwah Rasulullah.
Dakwah bisa melalui apa saja, dakwah melalui harta, dakwah melalui politik dan kebijakan, jabatan, dakwah melalui profesi, dakwah melalui pemikiran, dakwah melalui fisik, dakwah melalui mengingatkan, dakwah melalui keahlian. Semua bisa dilakukan untuk niat dakwah agar islam dan peradabannya yang indah terus dipeggang oleh umat dan menyebar dengan tegak di muka bumi ini dengan kuat.
Tegaknya agama Allah dimuka bumi ini melahirkan keadilan dan kemakmuran dimuka bumi.
Jangan takut miskin, jangan takut sakit, jangan takut rugi, jangan khawatir tentang hidup dan kebutuhannya karena Allah sendiri yang menjamin akan memelihara,menjaga dan mencukupi kebutuhan hidup kita serta membawa kecintaannya dalam hidup hambanya.
Tetap berusaha memberikan manfaat hidup dalam perjuangan untuk agama Allah dan dakwah Rasulullah walaupun sedikit, dengan sedikit itulah setidaknya menjadi tanda bahwa diri ini ada dalam barisan dakwah dijalan Allah dan Rasulullah.
Bila seseorang menghabiskan waktunya untuk Allah, maka Allah akan mengurus semua kebutuhannya dan menghapuskan segala kekhawatirannya. Allah akan mengosongkan hatinya supaya hanya dipenuhi dengan kecintaan kepada-Nya.
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
#hidup#kehidupan#kisah#dakwah#motivasi#motivation#pemikiran#kebahagiaan#kata bijak#kader#bahagia#welcome to islam#islam#islamophobia#aktivis#bangsa#politik
13 notes
·
View notes
Text
JALAN KEMENANGAN Bag. 1
Oleh: Syaikh Abu Hamzah al-Muhajir (Taqobbalahullah)
Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan
yang terkutuk.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
{Sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar, padahal kalian adalah orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kalian dapat bersyukur pada-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” Ya (cukup), jika kalian bersabar dan bertakwa, dan mereka datang menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah
menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) kalian, dan agar tenteram hati kalian karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana}
[QS. Ali Imran: 123-126].
Segala puji bagi Allah Sang Pemilik Kemuliaan dan Rabb semesta alam, Penjamin kemenangan Dien ini, tiada yang berhak disembah kecuali Dia, yang memenangkan kebenaran sekalipun setelah beberapa waktu. Shalawat dan salam atas penghulu para rasul, semoga Allah meridhainya dan para sahabatnya kaum muhajirin dan ansar.
Amma Ba’du,
Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman: {Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kaf i r tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai} [QS. at-Taubah: 32-33]. Maka hendaknya setiap muslim yakin bahwa kesempurnaan kemenangan pasti datang, bahwa Allah pasti memuliakan Dien ini, bahwa masa depan adalah untuk Dien ini walaupun seluruh umat mengeroyok kita, dan bahwa kita pasti akan menguasai bumi dengan kehendak Allah Yang Mahakuat lagi Maha perkasa. Siapa yang meragukan hal itu, dia termasuk golongan para penyebar berita dusta lagi kaf i r.
Allah Raja Yang Maha benar lagi Jelas berfirman: {Sungguh telah kami tuliskan di dalam Zabur setelah (kami tulis) di Lauh Mahfuzh, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih. Sesungguhnya dalam (apa yang Kami tulis) ini benar-benar menjadi peringatan bagi orang-orang yang beribadah (pada Allah)}
[QS. al-Anbiyā: 105-106]. Rasul yang jujur
lagi dipercaya Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Perkara ini benar-benar sampai pada tempat yang dijangkau malam dan siang. Allah tidak membiarkan satu rumah di perkotaan dan di gurun, kecuali Allah masukkan Dien ini ke dalamnya dengan kemuliaan orang yang mulia atau dengan kerendahan orang yang hina. Kemuliaan yang dengannya Allah memuliakan Islam dan kehinaan yang dengannya Allah menghinakan orang-orang kaf i r.”
Tamim ad-Dari radhiyallahu 'anhu berkata sebagaimana dalam al-Musnad: “Hal itu terjadi pada keluargaku, yang masuk islam mendapat kebaikan, kemuliaan dan kejayaan, sedangkan yang kaf i r mendapat kehinaan, kerendahan, dan jizyah.”
Oleh karena itu, hendaknya seorang muwahid mengetahui bahwa akidah yang dibela hingga darah yang suci tertumpah, yang para syuhada berperang hidup mati untuk membelanya, pasti akan menang. Panahnya akan melesat menembus leher setiap kaf i r dan menerangi hati setiap muwahid. Namun hendaknya kita semua mengetahui bahwa kemenangan itu tergantung pada sejauh mana kita mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, terlepas dari sebab-sebab materi, sebagaimana dikatakan oleh ahli ilmu. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Kemenangan dan dukungan yang sempurna hanya untuk orang yang memiliki iman yang sempurna. Allah Ta'ala berfirman: {Sungguh kami akan menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman di dalam kehidupan dunia dan juga di hari berdirinya para saksi (hari kiamat)} [QS. Ghafir: 51].
Juga kalam-Nya: {Maka kami tolong orang-orang yang beriman dalam melawan musuh mereka sehingga mereka menjadi menang} [QS. as-Shaff: 14]. Maka siapa yang imannya berkurang, jatah kemenangan dan pertolongan juga berkurang”. Demikian perkataan beliau rahimahullah.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menunjukkan pada kita dengan sempurna sebab-sebab dan penghalang datangnya pertolongan. Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah rahimahullah berkata: “Demikianlah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengenalkan pada mereka tipu daya perang, bagaimana berhadapan dengan musuh, dan jalan meraih kemenangan serta keberuntungan, yang jika mereka mengetahui, memahami, dan menjaganya dengan sebenar-benarnya, musuh tidak akan lagi sanggup melawan mereka selama-lamanya”.
Diantara sebab pertolongan Allah adalah:
Pertama: TAUHID
Allah Ta'ala berfirman: {Mereka senantiasa
memerangi kalian hingga mereka dapat
mengeluarkan kalian dari Dien kalian jika mereka sanggup} [QS. al-Baqarah: 217]. Juga kalam-Nya: {Mereka tidak menyiksa orang-orang beriman itu kecuali karena mereka beriman pada Allah Yang Mahaperkasa lagi Terpuji} [QS. al-Burūj: 8]. Inilah hakikat yang seharusnya dipahami oleh mujahidin.
Sesungguhnya peperangan antara para
muwahid dan orang-orang kaf i r pada dasarnya dan pada akhirnya adalah pertempuran karena akidah. Allah juga telah mempersempit dan membatasi permusuhan ini lantaran karena Dien saja. Maka orang
kaf i r, baik dia seorang sekuleris, komunis, Yahudi, maupun Nashrani, tidak memusuhi para muwahid kecuali lantaran keimanan mereka yang bersih dari kotoran. Slogan apapun selain slogan Dien yang diusung pada pertempuran apapun yang berlangsung
antara kita dan mereka adalah murni dusta. Permusuhan orang kaf i r asli atau murtad atas mujahid muwahid selamanya tidaklah bermotif politik atau ekonomi, pertempuran yang terjadi adalah antara kekafiran dan keimanan, pertempuran akidah dan persoalan agama.
Kita tidak memerangi Salibis penjajah atau Arab murtad hanya demi sejengkal tanah, pertempuran kita ini adalah demi meninggikan kalimat Allah di bumi. Mereka juga tidak memerangi kita karena perselisihan dalam urusan materi. Jika urusannya seperti itu, tentu amat mudah baginya dan bagi kita untuk mencari titik temu yang mungkin bisa dikompromikan. Namun, sungai susu yang mengaliri hati dan urat nadi kami tidak akan mungkin kita kotori dengan lautan dan tetek bengek kotoran najis akidah mereka.
Dahulu, kolonialisme adalah wajah asli salibis, seperti juga saat ini menjadi wajah asli Yahudi dan Nasrani. Berkali-kali sang Kaisar Romawi Bush mengumumkan hal itu dengan kata-katanya: “Sesungguhnya ini adalah Perang Salib”. Lalu, ada apa mereka berdusta, dan mendustakan?
Jika engkau mengetahui hal ini wahai mujahid, maka wajib bagimu agar tidak terkacaukan dengan bermacam-macam panji, atau tertipu dengan bermacam-macam nama mentereng, sebagaimana juga wajib engkau bersihkan hati dan barisanmu dari segala macam kotoran. Jangan sampai ada syirik atau orang musyrik di hati atau barisanmu. Engkau harus tahu bahwa adanya kesyirikan dalam barisan dan hati kita adalah penghalang kemenangan terbesar dan pembawa kekalahan tercepat. Allah Ta'ala berfirman: {Orang-orang zalim tidaklah memiliki pelindung dan penolong}
[QS. as-Syūrā: 8]. Allah juga berfirman: {Orang-orang zalim tidaklah memiliki penolong} [QS. al-Baqarah: 270]. Tafsirnya adalah dalam firman Allah Ta'ala: {Wahai anakku, janganlah kalian menyekutukan Allah. Sungguh syirik adalah kezaliman yang besar} [QS. Luqmān: 13].
Kemudian, sesungguhnya memurnikan niat hanya pada Allah adalah faktor kemenangan dan tamkin yang paling penting. Allah Ta'ala berfirman: {Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)} [QS al-Fath: 18], maksudnya, Allah mengetahui kejujuran, loyalitas, dan
kemurnian niat mereka karena Allah dalam baiat ini. Ayat ini menunjukkan bahwa ikhlas adalah salah satu syarat tamkin yang jika terpenuhi maka Allah akan memberi balasan berupa futuh, kemenangan, dan kekuasaan. Allah Ta'ala berfirman: {Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabbnya}
[QS. al-Kahf: 110]. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya apa yang
paling aku takuti pada kalian adalah syirik kecil”.
Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sang pemimpin adalah manusia yang paling bersungguh-sungguh menyucikan hati para sahabatnya dari bencana ini, khususnya dalam berjihad, sabdanya: “Sungguh demi Allah kami tidak akan memberikan pekerjaan ini pada orang yang memintanya, tidak pula pada orang yang sangat menginginkannya”.
Dari Abu Sa’īd Abdurrahman bin Samurah
berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah meminta jabatan. Karena jika engkau dibebani jabatan itu tanpa meminta, maka engkau akan dibantu. Sedangkan jika engkau dibebani jabatan itu karena permintaanmu, maka jabatan itu akan dipikulkan padamu”.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:
“Para ulama berkata, ‘Hikmah tidak diberikannya kekuasaan bagi yang memintanya adalah kekuasaan itu dipikulkan padanya tanpa mendapat pertolongan dalam menjalankannya,
sebagaimana yang telah jelas dalam hadits Abdurrahman bin Samurah tersebut. Jika tidak mendapat pertolongan, orang itu tidak akan memiliki kapabilitas, sedangkan orang yang tidak memiliki kapabilitas tidaklah diberi kekuasaan”.
Terkadang seseorang telah lebih dahulu
berjalan menuju Allah dan berjihad Fisabilillah, dan dia juga memiliki banyak kebaikan yang diketahui oleh Allah. Akan tetapi bisa jadi ia tidak layak memikul kepemimpinan sekalipun dia menyangka dirinya mampu memikulnya. Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu: Saya berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menugasiku? Maka Rasulullah menepuk kedua pundakku seraya bersabda: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau adalah orang lemah, sedangkan ini adalah amanat, yang merupakan kehinaan dan penyesalan di hari kiamat”. Tapi terkadang kekuasaan itu menjadi Fardhu ‘Ain bagi orang yang kapabel ketika melihat darah ditumpahkan dan harta dicuri sedangkan dia mampu untuk mencegahnya, orang mulia putra
orang mulia berkata: {Berikanlah perbendaharaan bumi padaku, sungguh aku terpercaya dan memiliki ilmu} [QS. Yusuf: 55].
Kedua: PERSATUAN
Allah Ta'ala berfirman: {Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara}
[QS. Āli ‘Imrān: 103].
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: “Wahai manusia, wajib bagi kalian
untuk taat dan berjamaah karena keduanya adalah ketentuan yang Allah perintahkan. Apa yang kalian benci dalam berjamaah dan ketaatan adalah lebih baik dari apa yang kalian sukai dalam perpecahan”.
Bagaimana tidak, sungguh telah tetap dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana tercantum dalam al-Musnad, sabdanya: “Tiga hal yang hati seorang muslim tidak terkena dengki karenanya; ikhlas beramal karena Allah dan menasihati para pemimpin”. Dalam riwayat lain disebutkan: “…taat kepada para pemegang urusan dan komitmen pada jamaah, karena doa mereka meliputi siapa saja yang berada dalam tanggung jawab mereka”. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Siapa yang mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya untuk Allah, melakukan amalnya secara totalitas dan penuh integritas, komitmen terhadap jama’ah dengan bersatu dan tidak berselisih, hatinya akan menjadi bersih suci dan ia menjadi wali Allah. Namun, siapa yang menyelisihi hal ini, hatinya akan dipenuhi keburukan yang membinasakan”.
Pada dasarnya, kaum muslimin wajib untuk berjamaah bukan berpecah belah, dan berpegang pada tali Allah bukan menyempal serta saling berselisih. Hidup berjamaah itu di dunia berbuah kemuliaan, kemenangan, dan tamkin, dan di akhirat mewariskan wajah yang bercahaya serta derajat yang tinggi, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma dalam tafsir kalam Allah Ta'ala: {Pada hari beberapa wajah menjadi putih dan beberapa wajah (lainnya) menjadi hitam} [QS. Āli ‘Imrān: 106], katanya: “Wajah ahlus sunnah wal jamaah menjadi putih, dan wajah ahli bid’ah dan perpecahan menjadi hitam”.
Dalam perpecahan tidak ada kemuliaan
dan kemenangan sama sekali, meskipun amir kita adalah sebaik-baik dan seberani-beraninya makhluk Allah di muka bumi. Inilah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, ketika menjabat sebagai khalifah tidak ada yang lebih baik daripadanya. Meskipun demikian, ketika umat menyelisihi nya, sekelompok orang memberontak padanya, dan kemudian muncul Khawarij, beliau sama sekali tidak bisa menyiapkan satu pasukan pun untuk memerangi orang-orang kaf i r.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam pembicaraannya mengenai dua belas imam menurut Rafidhah: “Tidak ada seorangpun dari mereka yang mempunyai kekuatan selain Ali bin Abi Thalib. Sekalipun demikian, selama masa khilafahnya beliau tidak mampu menggempur orang kaf i r, atau menaklukkan kota, atau bahkan membunuh satu orang kaf i r. Sebaliknya, kaum muslimin malah sibuk saling memerangi, sampai-sampai orang-orang kaf i r di Timur dan di Syam baik kaum musyrikin maupun Ahli Kitab mendapat kesempatan menyerang mereka, sampai dikatakan berhasil merebut beberapa negeri kaum muslimin”.
Perang Jamal adalah contoh paling menyakitkan akibat perpecahan barisan dan menyelisihi persatuan. Sebaliknya, ketika umat bersatu dibawah kepemimpinan Mu’awiyah dalam ‘Ām al-Jamā’ah (Tahun Persatuan), beliau bisa mempersiapkan dan mengirim pasukan demi pasukan, menaklukkan berbagai negeri, mengumpulkan zakat, dan menggelontorkan harta.
Tidak ada seorang pun yang menentang bahwa Ali itu lebih takwa, lebih berani, lebih adil, dan lebih bijak daripada Mu’awiyah radhiyallahu 'anhu, akan tetapi semua perselisihan adalah buruk. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda sebagaimana dalam Shahih Muslim: ”Siapa yang keluar dari ketaatan dan meninggalkan jamaah lalu mati, maka matinya jahiliyah, dan siapa yang berperang di bawah panji fanatisme, marah karena fanatisme kelompok atau menyeru pada kelompok lalu terbunuh, maka matinya jahiliyah”. Begitu juga sabdanya: “Siapa yang melihat suatu hal yang dia benci pada pemimpinnya, maka hendaknya bersabar, karena siapapun yang memisahkan diri dari jamaah kemudian ia mati, matinya Jahiliyah”.
Sesungguhnya kami, dengan pertolongan
Allah, selama hati kita bersatu dalam satu
pimpinan yang kita berbaik sangka dan menepis segala tuduhan serta keraguan yang ditudingkan padanya, maka Demi Allah, sekalipun Amerika datang dengan seluruh kekuatannya, dengan seluruh laki-laki dan wanitanya untuk memerangi kita, niscaya kita tetap akan menang. Maka, wahai tentara-tentara Allah, halangilah setiap orang yang hendak memecah belah barisan kalian.
#Sumber : Rumiyah2
Barokallohu fiikum
4 notes
·
View notes