#dyngdonk
Explore tagged Tumblr posts
Text
This is my book for June 2020.
Empat buku untuk empat minggu. Sekedar ikut tantangan membaca buku demi motivasi menyelesaikan (sebagian kecil) tumpukan buku yang tak selesai terbaca. Ada yang sudah nyari empat tahun tak kunjung selesai, ada yang dua tahun, dan ada yang beberapa bulan. Hanya dibuka sampulnya, dibaca bab pertamanya, atau sekedar dibolak-balik melihat seperti apa isi buku itu.
Akan ku tulis reviewnya setiap minggu, dimulai dari buku paling atas, semangat!
1 note
·
View note
Text
Apa cuma saya?
- yang pernah mikir keras membayangkan bagaimana jika saya adalah orang lain? - yang pernah mikir ketika saat ini saya asik menikmati malam di sisi bumi yang lain ada yang asik menikmati paginya, di sudut lain ada yang sedang kesakitan, di seberang jalan sana ada yang sedang menang lotre? - yang pernah membayangkan bagaimana rasanya jadi semut?atau jadi kucing?atau jadi binatang lain di sekitar kita? - yang pernah menghabiskan sepanjang malam berpikir jika di masa lalu saya tidak melakukan ini atau melakukan itu maka apa saat ini saya akan memikirkan hal yang sama? - yang penasaran akan seperti apa rupa teman hidup ku nanti atau akan ku beri nama apa anak-anak ku kelak? - yang menanti sebuah bunyi "klik" ketika bertemu seseorang dan yakin ini-orang-yang-Tuhan-pilih-untukku? - yang berpikir apakah akan tetap terdengar aneh jika dulunya penemu kereta menamai temuannya mobil, penemu lampu menamai temuannya sendok, atau penemu telepon menamai temuannya air? - yang membayangkan bentangan ilusi peta dan menentukan arah jalanan tiap kali akan berkendara ke luar rumah? dan beberapa orang pasti akan menjawab,"saya juga!".
3 notes
·
View notes
Text
Day 29.
Pernah baca "dunia itu seperti buku, kalau kamu hanya tinggal di satu tempat itu berarti kamu hanya membaca satu halaman" ? kurang lebih seperti itu. Saya pernah dan seringkali membacanya dimana-mana. Dan saya setuju. Kalimat di atas bisa diartikan sebagai ajakan untuk melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Atau ajakan untuk mengetahui sebanyak-banyaknya tentang dunia melalui membaca buku. Atau ada yang punya pengertian lain? Dan semakin sering "berjalan" atau semakin banyak "halaman" yang ku baca, pengertian perjalanan itu sendiri menjadi semakin luas. Perjalanan bagiku tidak harus melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Saya melihat perjalanan dalam berbagai versi alasannya. Ada seorang ibu yang "menjelajah" dunianya sebagai seorang ibu dan istri. Ada seorang pria yang melakukan perjalanan karir yang panjang, jalannya penuh rintangan. Ada pemuda yang berjalan dengan sebenarnya dan mengunjungi banyak tempat. Ada seseorang yang memilih berjalan ke masa lalunya untuk menyelesaikan yang tak selesai. Banyak versi. Dan mereka adalah halaman-halaman pelengkap dari sebuah buku bernama Dunia.
2 notes
·
View notes
Text
Day 28.
Kalimat "Badai Pasti Berlalu" adalah sihir ampuh tiap kali saya menghadapi masalah. Berkali-kali berhasil menenangkan diri agar percaya bahkan setiap masalah bukan akhir dari segalanya, dengan kalimat itu. Berkali-kali berhasil membuat otak kembali berpikir positif tentang ada cahaya di ujung lorong yang gelap. Sebenarnya ini hanya masalah cara berpikir kita, sudut pandang kita melihat sesuatu. Saya hanya merasa beruntung diberi sudut pandang yang bagus di hidupku. Beberapa yang kurang beruntung memandang segala hal menjadi negatif hingga berujung kegelapan. Nulis begini mungkin efek tadi sekilas lihat tv yang menayangkan berita tentang orang-orang yang bunuh diri karena hal sepele. Sangat bukan diriku hal seperti itu, dan sangat disayangkan mereka tidak mengenal kalimat sepertj "Badai Pasti Berlalu" milikku.
1 note
·
View note
Text
Anggap saja merayakan (lebih dari) satu dekade pertemanan! Sebuah tulisan yang nampaknya akan cukup panjang, untuk teman yang tidak pernah ku prediksi akan ku miliki hingga saat ini dan nanti. Bahkan sebelum memulai tulisanku, ku ingin kamu berjanji kita akan selalu baik-baik saja, oke?
Kita sama-sama tahu, aku tidak ingat persis seperti apa awal kita bisa saling mengenal, yang ku ingat hanya waktu itu adalah tahun terakhirku berseragam putih abu-abu. Tenang saja, sejak menyadari tidak punya ingatan jelas tentang waktu itu, aku akan menyimpan dengan baik ingatan-ingatan lainnya tentangmu.
Menjadi yang paling ku cari ketika ingin berpetualang ke gunung atau ke laut dan menjadi yang paling kamu cari ketika ingin berkeliling kota, ku rasa cukup adil untuk pertemanan kita. Menyenangkan menjadi yang paling dibutuhkan satu sama lain. Dan menyebalkan jika terkadang merasa tidak butuh siapa-siapa lagi, mengingat kita adalah makhluk sosial. Tentu saja, kita punya banyak teman, temanku tidak bisa ku hitung, tapi rasanya begitu malas untuk menjelaskan berulang-ulang tentang diri sendiri jika sudah ada yang tahu segalanya.
Kita sudah melalui banyak waktu bersama, cukup banyak untuk mengatakan aku mengenalmu dengan sangat baik, tapi tetap saja selalu ada bisikan jika aku belum mengenalmu dan kamu belum mengenalku. Kita bisa ribut mendiskusikan kehidupan melalui perspektif masing-masing, kita bisa saling diam dan asik dengan pikiran masing-masing, kita bisa sangat hemat dalam berkata-kata hingga rasanya kesal jika tidak menemukan jawaban yang detail tapi diwaktu lain bisa saling memahami tanpa banyak kata, bahkan tiba-tiba bisa tanpa kabar selama berbulan-bulan, berpikir masing-masing cukup tahu melalui postingan sosial media.
Hei, apakah cuma aku yang merasa aman jika berjalan bersamamu? Atau cuma kamu yang begitu malas mencari teman jalan yang lain? Kita tahu kita bisa bertanggung jawab terhadap diri masing-masing, tapi juga tidak bisa tidak peduli pada yang lain, selalu ada waktu untuk memastikan satu sama lain baik-baik saja. Untuk itu, ku katakan aku merasa cukup punya satu orang teman sepertimu.
Kamu selalu bertanya, seperti apa dirimu di tahun awal kita kenal? Ku pastikan ku beri jawaban sebanyak yang bisa ku ingat, bukan untuk membuktikan bahwa aku memang mengenalmu sejak lama, tapi sebagai bukti bahwa kamu bertumbuh menjadi pribadi yang semakin baik, kaku sekali ya kalimatnya haha. Karena sudah mengenalmu belasan tahun, kamu bilang aku satu-satunya makhluk di bumi yang tahu segalanya (tentangmu), menyenangkan mengetahuinya. Yang kamu anggap paling tahu dirimu pun kadang masih merasa belum cukup mengenalmu.
Seperti yang ku tulis di awal, kadang rasanya seperti tidak butuh siapa-siapa lagi. Rasa yang melahirkan sikap posesif yang sering kita tunjukkan satu sama lain. Apakah teman memang seperti itu? Kurasa wajar untuk teman yang selalu ada selama beberapa belas tahun. Akan kesal jika yang satu terlalu sibuk hingga mengabaikan yang lain. Akan bersikap menyebalkan jika tidak saling memberi waktu. Akan bertanya lebih banyak terhadap setiap orang yang mendekati. Rasa saling memiliki yang tinggi, kita harus belajar dari sini, belajar memahami bahwa setiap manusia adalah makhluk sosial yang akan (selalu) butuh manusia lainnya.
Tulisan ini sepertinya sudah terlalu panjang. Apa lagi yang ingin ku tulis untuk satu dekade ini? Katamu tidak usah takjub karena ini baru awal, tunggu hingga 40 tahun lagi. Jika memang begitu, ingatkan aku untuk menulis setiap 10 tahun, lalu akan kita baca bersama 40 tahun kemudian. Masih sanggupkah kita membaca diusia 50 tahun pertemanan? Yap, tugas kita adalah memastikan kita baik-baik saja hingga nanti.
Peluk, wid.
Tulisan ini untuk Gio L. Endriani Muchlis.
0 notes
Text
Day 26.
Kampung halaman adalah tempat lahir dan besar kita, iya kan? Seringkali kata "kampung" identik dengan suasana desa atau pemukiman yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Tapi kampung halamanku sama sekali bukan desa. Saya lahir dan besar di tengah kota besar. Sejak kecil akrab dengan pergaulan ala kota. Bahasa kota. Tingkah dan kebiasaan kota. Pernah ke desa? Kecilku pernah, tetapi sekedar berkunjung, tidak untuk tinggal lama dan terpengaruh oleh suasana desa. Istilah prosesi tanam padi, tata cara berkebun, permainan ala desa, bahasa dan candaan dan aksen desa, semua ku lewatkan. Hingga begitu beranjak dewasa akhirnya saya membuka jendela selebar-lebarnya. Bukannya tidak mensyukuri karena saya sudah terlebih dahulu besar dan ditempa oleh suasana kota sebelum akhirnya menemukan ramah dan tenangnya desa desa. Berawal dari kuliah di universitas negeri yang mengharuskan kita untuk menjalani satu mata kuliah khusus pengabdian masyarakat yaitu KKN (Kuliah Kerja Nyata). Suatu kegiatan kampus yang mengharuskan mahasiswa tinggal disebuah desa untuk mengabdi selama dua-tiga bulan. Dan saya pun ditempatkan disebuah desa yang jaaauh dari rumah. Pengalaman pertama kali dalam seumur hidup saya jauh lama dari orangtua dan tinggal lama di sebuah desa yang sebenar-benarnya desa. Dan saya betah! Sejak saat itu, jendela dunia ku semakin lebar. Mengikuti organisasi kampus, mengikuti kegiatan komunitas sosial, dan berbagai kegiatan lain yang membawaku menapaki desa demi desa pelosok negeri. Hingga akhirnya saya bisa jejakkan kaki di lumpur sawah, bisa memetik buah langsung dari pohonnya, bisa melihat kebun wortel yang sebenarnya, mengagumi landscape kebun kol dan tomat di desa-desa berudara dingin, menikmati keramahan masyarakat desa dan sajian "ala kadar" mereka yang bagiku adalah "kebahagiaan". Pengalaman yang mungkin teman saya yang lain (yang punya kampung di desa atau besar di desa) sudah bosan berinteraksi dengan suasana desa, tapi sayaa.. ah saya suka. Bahkan saking senangnya saya selalu kembali dan kembali lagi dan selalu disambut dengan keramahan yang luar biasa. Kau cuma datang membawa sekotak brownies harga 50ribu perak dan sekebun kol bisa kau bawa pulang ke kota. Kau cuma datang membantu mengetik sebuah proposal dan sepohon rambutan selalu disimpankan untukmu tiap kali musim panen. Kau cuma datang menyapa dan mengajak ngobrol dan memotret kehidupan desanya dan berkantong beras merah selalu kau terima tiap kali kau datang. Bisa bayangkan betapa ramahnya mereka, betapa lovablenya mereka? Ramahnya mereka adalah alasan untuk selalu datang lagi, oleh-oleh pas pulang adalah bonus hehe. Tuhan memang Maha Baik, saya akhirnya bisa (merasa) punya kampung halaman, dan tidak hanya satu!
0 notes
Text
Day 22.
an adventurous girl an outdoor woman deserve someone who love her the way she is as she deserve stories in every scars she have as she love being tanned in every sunny day she walks as crazy as her desire mind to take an adventure to go
0 notes
Text
Day 20.
Tuhan selalu tahu apa yang kita butuhkan. Kalimat itu emang benar adanya. Tapi apa kabar kita ini yang hanya manusia biasa? Kadang tidak bisa membedakan kebutuhan dan keinginan. Seringkali "saya butuh ini saya butuh itu" padahal kita hanya "ingin". Saya pun seringkali seperti itu, kiranya butuh padahal saya hanya ingin. Beberapa kali dihadapkan sama situasi "aduh, beli tidak yaa.." ketika menimbang-nimbang apakah saya benar butuh atau sekedar ingin punya. Semakin sering dihadapkan dengan situasi seperti itu, saya pun makin tahan "godaan". Otak dengan cepatnya punya semacam rumus untuk menyortir seberapa besar saya membutuhkan barang yg diinginkan. Tetapi kadang tetaap suka khilaf juga. Jadi ya gimana yaaa, namanya juga manusia biasa.
0 notes
Text
Day 19.
Hujan nyaris sehari semalam sampai sekarang. Kemarin begadang sambil nyimak hujan deras dan sekiranya bersama badai di luar sana. Bahkan siang, sore bahkan malam ini masih hujan. Lagi musimnya, kata orang-orang. Wajar saja soalnya mau imlek, kata orang-orang. Hujan selalu disambut berbagai cerita, ada yg mengutuk ada yg berbahagia ada yg bersendu ria ada yg berdoa. Saya tadi berteduh di depan sebuah toko disaat hujan sedang badai-badainya. Di depan, di jalanan, hujan menghasilkan genangan air tinggi membuat kendaraan yg lalu lalang akan nyemburin air ke sisi jalan. Kalau si kendaraan lajunya kencang, semburan air pasti tinggi, dan kalau si pengendara sadar ada genangan air lalu memperlambat laju kendaraannya maka semburan airnya juga ikutan selow. Saya melihat pemandangan itu sekitar 30 menit dgn berbagai ekspresi. Ada yg dgn sengaja balap mau bikin semburan air yg gede, ada yg ga sengaja tau tau air nyembur kemana-mana krn laju kecepetan, ada yg selow banget biar semburannya ga kemana-mana. Saya menonton jadi sedikit terhibur, melihat ekspresi orang-orang itu. Ada yg menyambut hujan dengan suka cita, ada juga yg mengutuk mengapa hujan begitu lebat. Dan lagi-lagi kesimpulan sy kembali ke konsep balancing, ying-yang. Bahwa ketika ada yg hilang ada yg bertambah, ketika ada bahagia ada yg sedih. Dunia tdk melulu tentang senang ATAU sedih, tetapi dunia adalah tentang senang DAN sedih.
0 notes
Text
Day 18.
Hari ini terlibat percakapan "orangtua-anak". Kebanyakan tentang kekhawatiran orangtua akan masa depan anaknya. Saya lagi-lagi merasa beruntung memiliki orangtua seperti mereka. Mereka tdk "menentukan saya harus seperti apa" tetapi mereka "bertanya saya ingin bagaimana". Mereka jarang bertanya tetap memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Bahkan ketika saya memilih ingin seperti ini disaat mereka mengharapkan saya seperti itu, mereka tetap mendukung. Bagi mereka selama saya merasa nyaman itulah yg terbaik. Dan karena sikap mereka yg seperti itulah, saya tidak pernah bisa sanggup meninggalkan rumah terlalu lama. Bukankah memang seperti itu, ketika dikekang kita semakin ingin menentang tetapi semakin dibebaskan kita malah ingin tetap dekat. Apalagi usia mereka yg tidak lagi muda dan kesehatan yg tidak stabil, peran sy sebagai anak sangat dibutuhkan. As I told you, they never "told" me but they "show" me. Sejak kecil mama dan papa tidak pernah mengatakan "patuh dan sayangi orangtua ya, ga boleh kurangajar sama orangtua ya" atau semacamnya but they show me like mereka selalu mengunjungi orangtua mereka, mereka berbicara sopan ke oma, mereka merawat orangtua mereka ketika sakit. Contoh nyata didepan mata seperti itu yg terekam di otak saya sehingga saya pun berlaku yg sama ke mereka, orangtua sy satu-satunya.
0 notes
Text
Day 17
Day 17. Disuruh pilih, menghadapi atau menghindari? Pasti bakalan ada yg menjawab lebih baik mencegah. Untuk kata-kata seperti itu identik dengan yg namanya masalah, yah atau sesuatu yg negatiflah. Nah kalau sudah terlanjur kena masalah, mau gak mau kita dihadapkan sama pilihan, we have to face it or we run away menghindari masalah yg dimiliki. Selama hidup tiap dapet masalah saya hanya dihadapkan sama dua pilihan itu. Pilihan yg akan bikin kita makin terpuruk atau bikin kita grow up. Saya punya cukup banyak masalah, tdk usah dibandingkan dgn org lain, pasti ada yg punya masalah berkali-kali lipat dari saya, yg ingin sy share adalah sejauh ini saya menikmati tiap masalah yg datang, bukan berarti sy ini trouble maker, kebanyakan malah masalah sy dikarenakan oleh tingkah orang lain. Saya pernah memilih dua pilihan, sy sudah menghadapi masalah sy pun sudah menghindari masalah. Rasanya? Pola pikir kita tdk akan sama lagi begitu sebuah masalah terlewati. Entah itu akan membuat kita semakin dewasa atau malah membuat kita semakin gelisah memikirkannya. Tetapi berdasarkan pengalaman, pada akhirnya kita harus menghadapi masalah-masalah itu. Setelah dihindari, kita masih diberi pilihan yg kemudian menuntun untuk diselesaikan. Betapapun sulitnya itu, menghindari masalah hanya akan memperlambat masalah selesai, memperpanjang jangka waktu keresahan, maka hadapi saja apapun itu. Sesulit apapun itu, ketika ditantang untuk dihadapi, masalah pun akan ciut dan akhirnya gone. Punya masalah berarti berani hadapi resiko.
0 notes
Text
Day 15.
jadi tempat curhat dadakan it's mean people still believe you. dan dipercaya itu mengandung amanah utk menjaga kepercayaan. ketika dipercaya dalam suatu hal, it's mean they think they close enough to you, to yourself, to your personality. saya pun merasa begitu, mempercayai seseorang berarti orang itu sdh punya tempat khusus di memori otak yg nyaris kepenuhan. sy bukan pembaca karakter yg baik tetapi cukup bisa menilai org yg bisa dipercaya ataupun tidak. dan utk semua yg memberi kepercayaan, terima kasih krn sdh buat sy merasa berguna hidup didunia ini hahaha.
0 notes
Text
Day 14.
kita di ruangan yg sama dan aku sangat sulit mengalihkan pandanganku darimu. kita di ruangan yg sama mulai dari hening diam hingga berbincang penuh canda tawa. kita masih di ruangan yg sama, yg tidak bisa ku tinggalkan karena kau masih bercerita, cerita tentang segala mimpi dan upayamu mewujudkannya. ruangan itu tempatku mengutuk dan bersyukur, karena ada kau disana. aku mengutuk ketika sedang waras dan aku bersyukur ketika dibuat gila olehmu.
0 notes
Text
Day 12.
Today was busy enough. Siang sampai malam. Feeling so excited. Menjelang akhir bulan pertama di 2018. Saya menyelesaikan beberapa hal yg tertunda, lalu sy bertemu teman membahas sesuatu yg baru. Ada banyak hal yg akan ku lakukan hingga akhir februari atau bahkan sampai akhir tahun. Ada beberapa ajakan utk memulai sesuatu yg menyenangkan dan tentunya akan sangat berguna bagi diri di masa depan. Dan lagi-lagi, sy merasa bersyukur utk di percaya berkali-kali oleh orang hebat seperti mereka, even I'm not the perfect one or even I'm not the only one. Saya sudah mendengar mimpi-mimpi, melihat kenyataan, dan melalui masa masa lalu bersama beberapa orang hebat yg ku kagumi. Tidak melulu tentang kebahagiaan tetapi kesulitan dan kesedihan serta bukti bahwa manusia bisa menjadi sangat baik dan kuat karena mereka punya mimpi. Saya berada dibalik mimpi mereka, not because they are asking for me, it's just because I want to be. Sy ingin menjadi saksi dr proses terwujudnya beberapa mimpi yg besar, karena entah bagaimana sy bs merasakan potensi besar dr mimpi itu. Saya pun punya mimpi, yg akan terwujud dgn bantuan mereka. Win-win solution menyenangkan bukan? Dan semoga Tuhan berbaik hati utk melancarkan segala sesuatunya, atau setidaknya tdk memberi ujian yg susah-susah amat biar melaluinya juga dimudahkan. aamiin.
0 notes
Text
Day 10.
Olahraga? saya suka, tapi tidak rajin. kemarin setelah setahun absen, sy jogging sore lagi, dua lap keliling kompleksnya oma, dan hari ini efek pegalnya mulai terasa, efek pegal yg segar menurutku. Jogging memang olahraga favoritku karena dia simple dan bikin segar. Kalau gak sempat jogging, saya memilih untuk hiking ke gunung, itu juga olahragaku. Jogging bs bikin kaki kuat, atur pernafasan trus bikin keluar keringat tubuh. Dulu waktu masih jadi anak sekolahan, SD sampai SMA olahraga yg paling sering dilakukan itu senam sama main basket, rutin tiap minggu kalau pelajaran olahraga, tapi ya tetap pemanasannya lari-lari juga. Lalu olahraga lain yg sesekali sy lakukan adalah renang dan main bulutangkis. Nah olahraga ini juga lumayan cukup bikin pegal kalau sekian lama baru main lagi. saya senang berenang walaupun tidak bisa di kolam yg dalam soalnya tidak tahu cara mengapung, payah yah. kalau bulutangkis, ini olahraga yg sy ikuti kalau kebetulan ada teman yg ajakin main. oh iya, sy juga senang sepedaan, dulu pernah rajin sepedaan ketika masih punya sepeda, sekarang sih sudah tidak punya. kesemuanya adalah olahraga simple yg cukup bisa dilakukan ketika punya waktu luang. saya bukan tipe diri yg mengharuskan ada jadwal khusus utk berolahraga ini itu. bagi saya, olahraga itu penting demi tubuh kita sendiri. kalau sy merasa tubuh mulai pegal-lelah tidak jelas, saya pasti akan mengusahakan waktu utk olahraga, entah itu dirangkaikan olahraga hiking sambil jalan-jalan masuk hutan, atau sekedar jogging keliling lapangan sekitar 30 menit. setelah itu tubuh sy pasti akan merasakan efek segar. olahraga semacam tombol refresh, kalau tubuh segar kan segala aktifitas juga lancar dilaksanakan.
#30haribercerita#30harimenulis#day10#10of30#sports#jogging#swimming#basketball#badminton#favourite#dyngdonk#randomthoughts
0 notes
Photo
Day 9. Saya suka warna hitam. Baju saya hitam, celana saya hitam, dalaman pun punya warna hitam. Kalau gak hitam, yaa mendekati hitam lah, semakin gelap semakin suka. Saya suka warna ungu. Barang pilihan kalau beli sesuatu juga cepet banget kalo udah liat warna ungu, apalagi ungu dark. Lalu, belakangan saya juga senang sama kuning. Untuk beberapa barang yg menurutku "aksen" saya pasti senang kalau dia berwarna kuning. kuning diantara hitam atau ungu, bagus kan? Konon katanya, pilihan warna kita adalah cerminan pribadi kita. Yang suka warna cerah cenderung ceria, yang suka warna gelap cenderung misterius. Lalu saya? I am in the middle. Walaupun seringnya make hitam (kadang kalau make warna selain hitam rasanya aneh) saya tetap open my mind to another colors. Karena sekali lagi, everything has their balance, they can not stand alone, yinyan concept. Dan seperti kalimat keren satu ini, "she wears black but she has the most colorfull mind".
0 notes