Tumgik
#boristanesia
dardawirdhaa · 5 years
Text
Kualitas sholatmu akan tercermin pada mudah tidaknya engkau terjerumus ke dalam kemaksiatan.
( إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَاۤءِ وَٱلۡمُنكَرِ)
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
[Al-Ankabut : 45]
-Boris Tanesia
217 notes · View notes
daengviantamren · 4 years
Photo
Tumblr media
@daengviantamren . . Repost Ustadz @boris.tan . . . #haram #halal #fanatik #fanatics #berlebihan #biasasaja #islamophobia #islamkaffah #islamic #islamittiba #islaminfo #islam #qoute #qoutes #boristanesia #kaffah #surga #neraka #akhwatakhirzaman (di Mempawah, Kalimantan Barat, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CBXELZfB2IH/?igshid=ucqlk6c3jkgx
0 notes
dewisucimuthiara · 3 years
Text
Tentang Doa-Doa Kita
Orang yang tujuan hidupnya akhirat, ketika berdoa, selalu perkara akhirat yang ia minta atau dahulukan.
Minta diampuni atas dosa, minta istiqomah, minta agar husnul khotimah, masuk Surga, terhindar dari adzab kubur, Neraka dan berbagai perkara akhirat lainnya.
Pun ketika berdoa minta dunia, selalu saja ada kaitannya antara dunia yang ia minta dengan tujuan hidup akhiratnya.
Minta kaya karena ingin berhaji, umroh, sedekah dan amal sholeh lainnya yang berhubungan dengan harta. Bukan minta kaya karena ingin kelihatan terpandang, terlihat wah, ingin dihargai atau perkara dunia lainnya.
Minta ilmu baik ilmu agama, karena ingin mengamalkan dan menyebarkan ilmu agama yang bermanfaat. Ataupun minta ilmu dunia, karena ingin mencari nafkah keluarga yang halal, ingin menghasilkan sesuatu dari perkara dunia yang memudahkan dan menolong umat. Bukan karena ingin terlihat pintar, tenar, ingin punya gelar panjang mentereng mengiringi nama yang menghasilkan kebanggaan semata.
Minta jodoh karena ingin mewujudkan rumah tangga sakinah, mendidik dan mencetak generasi penerus yang sholeh pembela Islam. Bukan yang sekedar kaya, keren, cantik tampan, namun tak peduli akan kualitas agama calon pasangannya.
Duhai, begitu jugakah doa-doa kita? Selalu meminta akhirat, terbersit niat akhirat dalam tiap permintaan dunia...?
— t.me/boristanesia
79 notes · View notes
senjadanaksara · 3 years
Text
Tumblr media
Lekas pulih negeriku ❤🤍 | 🔁 t.me/boristanesia
Tumblr media
Definisi sesungguhnya..
25 notes · View notes
ymthiyah · 3 years
Text
Mengapa doa orang tua kepada anaknya merupakan salah satu doa yang Allah kabulkan?
Karena merekalah orang yang paling tulus dalam mendoakan.
Doa yang khusyuk bersumber dari lubuk hati yang terdalam, tak jarang pula diselingi dengan tangisan.
Ketika mendoakan kebaikan, doa tersebut betul-betul tulus diucapkan.
Doa yang muncul dari rasa cinta dan harapan.
Mendoakan agar anak hidup bahagia, sekalipun orang tua tak ikut merasakan.
Mendoakan agar anak senantiasa dicukupi kekayaan, sekalipun diri sendiri hidup kekurangan.
Mendoakan agar anak sholeh, meski mungkin saja diri pribadi belum mencapai derajat kesholehan.
Pun begitu pula dengan doa keburukan,
Ketika doa ini terlontarkan, tak ada lain dan bukan karena dari hati yang terdalam.
Itulah sebabnya mengapa kita sebagai orang tua hendaknya membiasakan kata-kata baik untuk diucapkan.
Betapapun marahnya, betapapun kesalnya,
Tahanlah lisan dari mendoakan keburukan.
Karena ketika doa itu terkabulkan, kesedihan pasti 'kan kita rasakan.
Atas apa yang menimpa anak akibat doa buruk yang terucap di lisan.
Anak tetaplah anak, bagaimanapun keadaan, yang selalu kita cinta tanpa berharap balasan.
Selalu doakanlah untuk mereka kebaikan, Semoga Allah senantiasa mengabulkan.
5 notes · View notes
hayumana · 4 years
Text
Ketika engkau meninggal,
Orang-orang mungkin akan bersedih di hari itu.
Ada yang memberitakan kabar dukamu,
Adapula yang menyebut-nyebut kebaikanmu.
Mungkin keluargamu, kawanmu,
Atau siapa saja yang merasa kenal denganmu.
Mereka merasa sangat kehilangan dirimu,
Seringnya hanya sesaat, di hari itu.
Tak sedikit yang merasa biasa-biasa saja, sekadar berbela sungkawa,
"Inna lillahi wa Inna ilaihi rojiun, turut berduka cita...", komentar mereka di saat itu.
Hari-hari berikutnya mereka pun mulai melupakanmu,
Meneruskan kehidupan, kali ini tanpa dirimu.
Dunia terus berjalan, tak pernah berhenti berputar dengan kepergianmu.
Dan tersisalah engkau,
Sendirian,
Di alam pertama akhirat,
Mempertanggung jawabkan amal-amalmu...
Sumber: t.me/boristanesia
0 notes
liaummuabdillah · 4 years
Text
Tumblr media
Pesan untuk para muslimah..
Termasuk saya yg masih merangkak belajar untuk istiqomah ..
Source : @boristanesia
0 notes
almardha · 4 years
Photo
Tumblr media
have u ever feel.... udah taubat dari suatu maksiat, tapi kadang ada rasa mau balik lagi...ngerasa kalau hal tersebut membawa kesenangan :( padahal kesenangan yang menipu --- terus gimana dong biar ngga terjerumus ke dosa yang sama? Syeikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah menjawab, "Yakni dengan menjauhkan dirinya dari sebab-sebab (yang mengantarkannya kepada maksiat), kadang sebab itu berupa teman-teman yang buruk yang mendorong kita untuk melakukan kemaksiatan itu, maka jauhilah mereka. kadang sebab itu karena sering liat hal yang seharusnya ngga kita liat, menikmati sesuatu yang seharusnya gaboleh kita nikmati :( Jauhkanlah diri dari sebab-sebab ini InsyaAllah kita akan bisa meninggalkan serta membebaskan diri dari kecanduan maksiat. . referensi : t.me/boristanesia . والله تعالى أعلم (at Depok, Indonesia) https://www.instagram.com/p/B_16c_NFBvv/?igshid=1h5w8pqrapuvx
0 notes
ummuasmaa · 5 years
Text
Demi Anakmu
Ketika rasa malas utk melakukan ibadah menghampiri atau terbetik keinginan utk bermaksiat, ingatlah anak-anakmu. Coba renungkan Firman Allah ta'ala :
وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا
Dahulu ibu bapaknya adalah orang-orang shalih... (QS. Al Kahfi : 82).
Sahabat yang mulia Abdullah bin Mas'ud, ketika beliau sholat malam, sementara putra beliau yang masih kecil terlelap tidur, serambi memandangi putranya beliau berkata,
من أجلك يا بني...
"Demi dirimu wahai anak ku.."
Lalu beliau sambil menangis membaca firman Allah ta'ala :
وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا
Dahulu ibu bapaknya adalah orang-orang shalih... (QS. Al Kahfi : 82).
Benar sekali, sesungguhnya ketakwaan orangtua sangat berpengaruh pada kesholihan anak-anaknya. Apabila orang tuanya sholih, hubungannya dengan Allah kuat, maka Allah akan menjaga anak-anaknya bahkan sampai cucu-cucunya. Seperti dalam kisah dalam surat al Kahfi, Allah menjaga simpanan harta kedua anak yatim itu dikarenakan kesalehan kakek mereka yang ketujuh....!
====
Allah 'Azza wajalla mengingatkan ,
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An Nisa : 9).
📝 Ahmad Anshori
Madinah An Nabawiyyah 21 Rabiulawwal 1438 H
@boristanesia
0 notes
itssuci-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
📝 Tugas Terberat Seorang Ayah Tugas terberat seorang ayah bukanlah membanting tulang demi mencari nafkah, akan tetapi tugas terberat itu adalah mengajak dan membimbing istri dan anak-anaknya untuk masuk ke dalam Surga. Jika di antara Nabi saja ada yang dakwahnya ditolak oleh istri & anaknya, yang mengakibatkan mereka kelak terpisah di akhirat, maka bagaimanakah lagi dengan selain mereka? Wahai Para Ayah, sungguh betapa berat beban tanggung jawab kita.... يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. [At-Tahrim : 6] ✏ Boris Tanesia ( @boristanesia ) 📲 IG dan TG @kajianislamchannel @haryadiagus92 @denki_storego #bergokhimar #bergomouza #bergoanak #mouza #dinifi #fukustorego #marketermouza #marketermouzacikarang (at Bekasi)
0 notes
dewisucimuthiara · 3 years
Text
Ketika ku melihat orang-orang berbicara pencapaian dunia mereka, aku ketinggalan.
Ketika ku menoleh, melihat amalan akhirat orang-orang sholeh, ternyata aku pun ketinggalan.
Betapa malangnya diriku, selalu tertinggal belakangan.
Tidak, Aku tak boleh begini terus.
Aku teringat perkataan Hasan Al Bashri rahimahullah,
"Jika engkau melihat ada orang yang menggunggulimu dalam perkara dunia, maka unggulilah dia dalam perkara akhirat."
Aku mungkin tak dapat mengejar ketinggalan pencapaian duniaku.
Namun aku harus bisa mulai banyak beramal sholeh untuk mengejar ketinggalan akhiratku,
Dengan terus belajar agama yang benar kemudian mengamalkan apa yang telah aku ilmui.
Semoga Allah memudahkan...
— t.me/boristanesia
70 notes · View notes
dewisucimuthiara · 3 years
Text
Bekas, second, preloved.
Dari ketiga istilah di atas, manakah yang paling keren?
Tentu kita sepakat, preloved lebih indah didengar, meskipun maknanya sama aja, sama-sama barang bekas.
Begitu pula dengan istilah-istilah kemaksiatan maupun kesyirikan. Setan menghias-hiasi perkara haram dengan istilah yang membuat manusia tertipu karenanya, istilah yang kedengarannya indah, namun pada hakikatnya tetaplah sama.
Riba diistilahkan dengan bunga atau pengembangan.
Pacaran diistilahkan dengan ta'aruf.
Dukun diistilahkan dengan guru spiritual, bahkan ustadz.
Kesyirikan diistilahkan dengan kearifan lokal.
Kebid'ahan diistilahkan dengan budaya dan tradisi.
Menolak hukum Allah diistilahkan dengan open minded.
Istihza diistilahkan dengan jokes.
Nyogok diistilahkan dengan tanda terima kasih.
Dan masih banyak lagi lainnya.
Padahal hakikatnya tetaplah sama, tetap sesuatu yang haram.
Oleh karena itu, jangan pernah terkecoh dengan istilah yang manusia buat.
Pahami hakekat dari hal-hal yang Allah haramkan, agar kita tidak terjatuh ke dalamnya, bagaimanapun indahnya perbuatan haram itu diistilahkan.
— t.me/boristanesia
71 notes · View notes
dewisucimuthiara · 3 years
Text
Ikhlas itu adalah ketika seseorang berusaha selalu terdepan dalam kebaikan, bersamaan dengan itu, ia tidak peduli apakah manusia akan menilainya sebagai orang yang sholeh atau menuduhnya sebagai orang yang sok sholeh.
Ia tidak peduli,
Ia tidak menghiraukan,
Karena yang ia pikirkan hanyalah,
Bagaimana pandangan Allah terhadap dirinya.
— t.me/boristanesia
59 notes · View notes
dewisucimuthiara · 3 years
Text
Girls, Asal tahu saja,
Cantik semata itu bukanlah kualitas yang dicari para lelaki yang ingin membina rumah tangga yang samara.
Mereka yang serius ingin mencari calon ibu dari anak-anak mereka, akan lebih mempertimbangkan agama serta akhlak dari calon istri mereka.
Ya, mungkin ada sih di luaran sana yang cuma cari cantiknya aja, tapi palingan untuk dijadikan pacar, coba-coba, kali-kali aja baik, tapi kalo ternyata kualitas lainnya jelek, ditinggallah dia lalu cari yang lain.
Atau sekadar main-main saja, demi menikmati kecantikan tersebut, kalo sudah bosan, atau dirasa sudah cukup mendapatkan apa yang dicari, ya ditinggal, cari lagi yang lain.
Ada juga yang betul-betul melihat cantiknya semata, terbuai dengan kecantikannya sehingga matanya pun buta, tak mampu melihat jeleknya akhlak & agamamu.
Oleh karena itu, berhentilah fokus terhadap kecantikan fisik semata. Berhentilah menarik hati kaum pria dengan selfie-selfie, baik difilter ataupun natural (katanya).
Karena sesungguhnya anak-anakmu tidak butuh ibu yang hanya cantik namun bodoh dalam hal mengurus & membimbing mereka untuk mencapai Surga-Nya.
— t.me/boristanesia
38 notes · View notes
dewisucimuthiara · 3 years
Text
Perkara fiqih, halal haram terkadang lebih mudah diamalkan daripada amalan hati. (Meski ga juga sih kalo untuk perkara halal haram, karena ada sebagian hal yang sebetulnya haram, namun orang-orang kekeuh mengerjakannya, bahkan mencari-cari pembelaan).
Kita tahu tata cara wudhu Nabi, Sholat Nabi hanya dengan sekali baca, maka seselesainya buku / kajian tersebut kita langsung bisa melaksanakannya.
Kita paham daging babi haram, khamr haram, maka dengan segera kita tinggalkan.
Adapun perkara hati, semisal riya. Kita paham pengertiannya, namun kadang (atau sering) masih dilakukan.
Kita tahu dalam beramal wajib ikhlas, namun masih saja tercampur cari-cari perhatian.
Baca-baca tentang Neraka, tentang adzab, tentang siksa kubur. Buku diletakkan, beberapa hari kemudian kita pun masih mengulangi kemaksiatan.
Ya, perkara hati memang sulit. Itulah sebabnya Sahabat Abu Bakar rodhiyallahu anhu lebih unggul dari seluruh umat Islam (Selain Nabi Shollallahu alaihi wasallam). Karena sesuatu yang ada di dalam hatinya.
Imam Abu Bakar bin ‘Ayyaasy (seorang ulama generasi tabi’in) mengatakan,
“Tidaklah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mengungguli kalian dalam kebaikan dengan hanya semata-mata karena banyak berpuasa dan shalat, akan tetapi karena sesuatu kesempurnaan iman dan takwa yang ada di dalam hati beliau”. (Miftah Daris Sa’adah, Ibnul Qoyim, 1/82)
22 notes · View notes
dewisucimuthiara · 5 years
Text
CIRI PECINTA DUNIA : MENGAGUMI ORANG YANG 'WAH' DARI SEGI DUNIAWI
Pernah dengar gak? Ada orang yang ngobrol sama temannya, mereka asik ngobrol, ngomongin orang lain.
Orang yang diomongin ini adalah orang yang secara duniawi 'sukses', entah itu karirnya yang bagus, rumahnya yang besar, mobilnya yang mewah, sudah jalan-jalan keliling dunia dan lain semacamnya.
Mereka pun berkomentar :
"Dia mah enak hidupnya sudah punya rumah, mobil. Beruntung ya dia."
"Hebat dia sekarang, sudah jadi bos."
"Mantap ya dia, bisa jalan-jalan ke luar negeri."
Atau perkataan-perkataan semisalnya, yang menunjukkan kekaguman.
Ternyata, perkataan semacam ini sudah pernah diucapkan ribuan tahun yang lalu oleh orang-orang terdahulu.
Allah berfirman,
فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ ۖ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
"Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia; "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar." [Surat Al-Qashash : 79]
Dulu sebagian dari Bani Israil kagum dengan keduniawian Qarun. Mereka menganggap orang yang "wah" dunianya adalah orang yang beruntung. Mereka menjadikan standar keberuntungan hidup di dunia apabila keduniawian seseorang itu bagus.
Akan tetapi...
Allah mencela mereka, Allah menyatakan mereka sebagai orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia.
Apabila kita lihat dan renungkan
Betapa banyak seseorang yang sholat, puasa dan melakukan ibadah lainnya. Namun ketika memandang, dan menilai orang lain berdasarkan perkara dunianya, ia pun berkomentar terhadap orang lain sebagaimana perkataan di atas, kagum sebagaimana kagumnya Bani Israil terhadap Qarun.
Maka ketahuilah, sesungguhnya jauh di dalam lubuk hati orang tersebut masih terdapat kecintaan terhadap dunia, masih menjadikan dunia sebagai standar kesuksesan.
Sedihnya, terkadang (atau mungkin sering) sadar tidak sadar kita juga melakukan ini.
Semoga Allah menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup kita di dunia ini, memasukkan ke dalam hati kita kecintaan terhadap akhirat di atas dunia.
اللهم لا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا
"Ya Allah, Janganlah Engkau jadikan musibah kami menimpa pada agama kami, dan jangan pula Engkau jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dan puncak dari ilmu kami."
— https://t.me/boristanesia
62 notes · View notes