Truth spoken to power always upsets the White Master and some of His/Her House Negroes who never stand up for the generations of Africans that came before them, the current generation of Africans, and the generation of unborn Africans because they are nothing but Cowards and Qoons!
Memang Benar ternyata...
Berteman dengan orang shalih itu melelahkan
Jadi ingat tulisan teh qoonita yang pernah dikirim dari seorang sobat sholihahku ..
Kurang lebih seperti ini gambaran jika membersamai dengan orang-orang sholih.
Setiap bertemu tak bisakah kita ngobrol yang ringan-ringan saja? Misal film terbaru, kucing peliharaan, atau video lucu yang lagi viral.
Pasti mereka bahas mengenai progres amanah dakwah, atau masalah dakwah yang harus diselesaikan.
Setiap hari libur bisa ga santai dulu, atau healing dulu atau jalan-jalan dulu kemana gitu
Pasti hari libur mereka dipakai untuk rapat, bahas program dakwah selanjutnya, mengisi kajian, mengikuti majelis-majelis ilmu, saling berbagi hikmah, dan amanah-amanah baru yang harus dikerjakan
Aku menghela nepas. Apakah pertemanan yang seperti ini yang aku inginkan?
Lalu teringat pesan teh qoon lagi
âkalau kamu gabisa sabar membersamai orang-orang shaleh bagaimana kau akan membersamai dengan Rasulullah SAW di surga nanti?â
âMasyaAllah AllahuAkbar dapetin surgaNya Allah itu ga gampang perlu perjuangan juga, maka mari lebih bersabar, bertawakal dan berbaik sangka dalam kebaikan. Semuanya sudah Allah atur, kita hanya mengikuti alur"
Bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melewati batas (Q.S Al-Kahfi : 28)
Beberapa bulan lalu, ketika mempelajari profil guru saya, Farah Qoonita, ada satu kalimat yang bikin saya terkagum-kagum, visi misi rumah tangganya adalah mempersiapkan keturunan sebagai pembebas al Quds.
"Woooowwww mashaAllaaah, ini gimana sih orang. Anaknya mau dikirim ke Palestina apa gimana niii? Permisiiii Teh, beli ikhlas di mana nihhh bisa niat kalau punya anak bakal dijadikan syuhada ke negeri sana?"
Gitu pikir saya.
----
Waktu berlalu, Allah perkenankan kita menjadi saksi rangkaian perjuangan Palestina dari sini, dari rumah kita yang hangat dan nyaman. Tentu harus banyaaaaak hikmah yang kita pungut.
Bermacam-macam bentuk perjuangan teman-teman yang saya saksikan. Banyaaaaaak ulama cendekiawan yang baru saya kenali. Banyaaak tokoh-tokoh militer, kesehatan, kemanusiaan yang diperkenankan Allah untuk kita kenali dan doakan.
Salah satunya tentang memaknai kembali istilah Pembebas al Quds. Kayaknya kita juga bisa deh. Kayaknya kalau kita memantaskan diri, kemudian berikhtiar seoptimal kita, mungkin kita bisa jadi pembebas al Quds juga deh. Semua hanya kalau Allah ridha.
Eh kemarin saya dapat salah satu petunjuk lagi, dari ajakan Kajian Kesayangan Hati season baru ð
Kalimat penjelasannya kurang lebih ada seperti ini:
*BAITUL MAQDIS FOR BEGINNERS*
Teman-teman kesayangan, _yuk_ kita ambil langkah proaktif dalam pembebasan Gaza, Palestina, Masjidil Aqsha, dan wilayah Baitul Maqdis seluruhnya.
Kita bergerak mulai dari sekarang dan seterusnya sampai Masjidil Aqsha & Baitul Maqdis merdeka.
Langkah kita mungkin terasa kecil, namun terus saja istiqamah. Semoga jadi asbab Allah ridha dan turunkan pertolongan-Nya.
*Ikhlas Menuntut Ilmu adalah Kunci Perubahan*
Bismillaah, kami mengajak teman-teman semua untuk belajar berjamaâah tentang Baitul Maqdis kepada guru-guru kita di @sahabatalaqsha @institutalaqsa @MajelisMaimunah.
Kenali, pahami dan dalami sejarah kita sendiri sebagai Ummat Islam. Bebaskan penjajahan ummat dengan bebaskan diri, keluarga dan ummat Islam dari penjajahan pemikiran.
Ikatkan hati, jiwa dan pikiran pada Baitul Maqdis, tanah suci yang Allah berkahi dan Masjidil Aqsha yang saat ini sedang terjajah.
Semoga Allah izinkan kita menjadi bagian dari barisan pembebasnya dan Allah izinkan kita shalat di Masjidil Aqsha dalam keadaan mulia dan merdeka.
Naaaah kan muncul istilah pembebas al Quds. Jadi aku yang fakir ilmu ini bisa gabung juga? Daripada keGRan sendiri, tanya Qoon langsung aaah, walau Qoon bukan bagian dari Kajian Kesayangan.
Penilaian amal kita kan dipengaruhi niat. Kalau dikasi kelapangan seperti ini, yuk luruskan niat yuk, jadi Pembebas al Quds.
Shalat tepat waktu supaya jadi pembebas al Quds,
Belajar ngaji supaya jadi pembebas al Quds,
Nambah pos sedekah supaya jadi pembebas al Quds,
Mencari ilmu supaya jadi pembebas al Quds,
MEMPERBAIKI DIRI SUPAYA JADI PEMBEBAS AL QUDS, SUPAYA MASUK SURGA BERSAMA RASULULLAH SAW, PARA SAHABAT, MUJAHID PALESTINA.
Bergandengan.
Semoga Allah ridha ð.
Salam,
ayuprissakartika, semoga dipantaskan Allah AzzawaJalla jadi pembebas al Quds.
Jalwe tere us waqt bhi the Kam bhi nahi they Yeh jab ke hai qisse k tab Adam bhi nahi the Tu may hu Mila moula... Hu may Tu Mila moula. Mast hogaya moula... Tu may... Hu may Tu... Mast hogaya moula... * Jisne dekhe nain matwale tere Mast toh bequd na ho toh Kya kare Ek Nazar jispar pade kehta phirey Mast hogaya... * Aray. legaya unki gali mai jo Mujhe jasbaye dil. Meri ankho NE ajab turfat tamasha dekha Tayrta qoon mai mansoor Nazar aaya kahin Sar liye hatho mai sharmat ko tahelta dekha Khaal khichwaye phirte the Tabrez kahin Baquda har Ek ko Yahi kehte dekha Mast hogaya moula... Tu agar Kabhi woh hai Woh agar Kabhi Tu hai. Kab kahu Ali tujhko kab kahu quda moula... Mast hogaya moula... * Usne kaha Tu kaun hai Maine kaha shaida Tera Usne kaha Matlab hai kya Maine kaha sauda tera Usne kaha phirta hai kyun Galiyo mai Meri Raat din Maine kaha mai dekhlu Woh arzu zeba tera Usne kaha hardum tujhe Is aashqui se kaam kya Maine kaha mai mast hun Aur Dil se matwala Tera Mast hogaya moula... *Koi betaab koi mast Koi chup koi hairaan Teri mehfil mai Goya ek tamasha jidhar dekho Mast hogaya moula... Zaath k hijabo mai Aur sifat k pardo mai. Yeh Mila hai Tu mujhko ya Mila quda moula. Mast hogaya moula... * Tera jalwa kisine aine qaane mai dekha hai Tujhe maikash har labraiz paimane mai dekha hai Haram Mai shayq ne aashiq ne budh khane mai dekha hai Magar humne Tujhe is Dil k kaashaane mai dekha hai Mast hogaya moula... * Sarapa ishq ban kar hum tajalliye ashna hokar Tumhari bazm se aaye hai jaane Kya se Kya hokar Mast hogaya moula... * Kashaye qudi moula sikkaye quda moula. Mere paas Sab Kch hai aapka diya moula. Mast hogaya moula... * Tu me hu Mila moula .Hu me Tu Mila moula ... Mast hogaya moula... Tu me hu Mila moula... hu me Tu Mila moula... Mast hogaya moula (âïž - Imran Aziz Mian ) Share your views in comments. TAG someone ð ___________________ Turn on your post notification ð@khudi.ki.pehchan ___________________ Follow âïž @khudi.ki.pehchan Like ð #nazeeri Share ð Spred #sufism #khudi #khudikipahchan #haqkipehchan #kamilpeer ð¹ðµïžðžð®ðŒð #sufi #sufisayings #sufisme #urdu #urduquotes #urduadab #urduposts #bazm_e_urdu #urdupoetry #quotes #urdushayari (at Ishq e haqiqi) https://www.instagram.com/p/Cp8GSldPiEL/?igshid=NGJjMDIxMWI=
Chapters: 1/?
Fandom: Angry birds - Fandom
Rating: General Audiences
Warnings: Graphic Depictions Of Violence
Relationships: Matilda/Terrence
Characters: Moon(OC), Red, Chuck, Bomb - Character, Matilda, terance, Leonard, the pigs
Additional Tags: I put violence just in case, I mean they hurl themselves at buildings so..., Intitialy a rewrite of the movie, but with the addition of my OC, try not to make it bland :3
Summary:
Every bird has a story behind them,what is Moon's?
Belum habis, dan semakin tumbuh kagumnya saya dengan Qoon. Kisah sebelumnya di sini.
Menelusuri rekam jejaknya, penuh warna cerita!
Setukil tulisan Farah Qonita di buku yang diterbitkan pada tahun 2020, Nyala Semesta, novel perjuangan penduduk Palestina. Sungguh peran Allah pada setiap hela napas. Beberapa minggu lalu, saat lelah saya ingin mencari buku di lemari, tertumbuk mata pada buku ini yang terselip tersembunyi, yang sesungguhnya dulu belum sempat dibaca.
Saya beranikan meminta izin, untuk membacakan tulisan-tulisannya, agar semakin banyak yang tergerak merasakan manfaat tulisannya, memperpanjang amal idola saya.
Aaaah Qonit yang pada salah satu tulisannya mengingatkan, sebagai penulis, ketika terbata-bata cobalah kembali mengulang membaca al Quran ð.
Berusaha memungut hikmah dari izin Allah atas peristiwa yang sedang terjadi di Palestina. Dari kamar yang nyaman, ingin juga berperan, ingin juga mampu menjadi saksi atas perjuangan mereka di Palestina.
Merangkum di akun instagramku, sejarah yang ditulis oleh seorang adek di Jogja, dilawannya perasaan marah dan tidak nyaman ketika menganyam kisah sejarah geopolitik Palestina, agar kita pun paham ilmu dari dasarnya. Sungguh saya tidak kesulitan, sekedar megambil gambar tulisannya yang sungguh informatif, dan melekatkannya.
Tak ada lagi takut dianggap sok alim, kata guru saya, aamiini saja jika dikatakan alim oleh orang. Bukankah arti katanya pun baik? Takutlah jika kita tidak termasuk hamba Allah yang bersaksi atas kebesaranNya, yang tidak mengimani isi al QuranNya. Keshalihan itu mesti diperjuangkan.
Di akun media sosial saya yang banyak dosanya itu, ingin saya tebus dengan langkah-langkah kebaikan. Menyemangati mereka yang berani bersuara. Yaaa menjalankan tugas hidup saya si penyemangat ð. Jika ilmu saya belum mumpuni, setidaknya berusaha berempati.
Qoon sejak dulu bercerita, punya cita-cita melahirkan generasi penerus pembebas al Quds. Aaamiin allahumma aaamiin. Tidak main-main, mengingatkan saya bahwa muslim itu memang tidak boleh medioker. Cita-cita saya jauhhh di bawah itu. Tapi Qoon menyalakan semangat. Jadikan napas ini bermanfaat.
Belajar lagi, belajar terus, mohon bantuan Allah al Alim agar dengan ilmu dan iman tak takut pada bisikan was-was dari syaithon.
Mengingatkan kembali pada kisah Daud AS dan Jalut, kisah Musa AS dan Firaun, kisah Ibrahim AS dan Namrud.
Jauh saya dari mulia, makanya membekali diri dengan ilmu, agar cahaya-cahaya kecil itu benderang bersatu. Agar Allah ridha.
kebayang ga perasaan ibu, liat anaknya udah lulus dari kapan tau, tapi sampai 7 tahun sejak dilepas keluarganya menimba ilmu ke dusun kecamatan bernama Jatinangor, anak tersebut belum kembali?
tersebutlah, qoonit dan riri (dan saya sih wkwk), sudah 3 bulan kita serumah bareng di Jatinangor. baru berjumpa setelah fokus akhir Ramadhan dan Lebaran bersama keluarga masing-masing.
ngobrol-ngobrol lah tuh, sampai kesebut soal orang tua yang bertanya "mau sampai kapan di Jatinangor?"
qoonit bahkan udah disuruh "ikhtiar" menikah oleh ibunya wkwkwkwkwkwkwkwk padahal anaknya santai betul.
reflek saya bilang "qon, apa gue minta tolong emaklu aja ya buat cariin gue jodoh" namanya juga ikhtiar kan cui, bokapnya qoon linknya gausah diragukan lah, ustadz yang dihormati, tak perlu diragukan lagi.
qoon menyahut bersemangat "iya di, ih bener, nanti suaminya dian harus orang bandung biar dian ga kabur-kabur". dasar bambang. di kepalanya, saya tak lebih dari perempuan cabutan hobi kabur. cih.
tentu ini konteksnya becandaan ya, jadi kita ketawa-ketawa lah ngomonginnya
"riri jugaaaak" qoon teriak menunjuk riri, "nanti bikin grup sama umi abiku cari jodoh orang bandung"
wkwkwkwk s2pid
kalo udah nikah, di bayangan kami, tentu orang tua masing-masing tak perlu lagi risau melepas kami beraktivitas di bandung/nangor, ye kaaaan.
kita masih ketawa-ketawa tuh, sampe riri, si absurd, yang paling absurd dari segala definisi absurd, yang pola pikirnya sering bikin gue geleng-geleng pala, tiba-tiba nyahut:
"iya ya, abis nikah, kita bertiga tinggal di sini lagi aja"
(maksud riri, rumah caringin tetep akan jadi tempat tinggal kita bertiga.. ya bertiga aja, suami masing-masing tau dah dimane)
sungguh detik itu saya tau saya telah salah memilih teman.