#Nama laki-laki yang artinya Orang yang menang
Explore tagged Tumblr posts
Text
Rangkaian Nama Bayi Laki Laki Dan Artinya: Nicolai
Rangkaian Nama Bayi Laki Laki Dan Artinya: Nicolai
Arti Nama Nicolai – bayilelakiku.com. Anak laki laki merupakan sosok yang memiliki tanggung jawab terbesar pada negaranya. Oleh karena itu dalam mencari nama sang bayi sangatlah penting. Sudah selayaknya orangtua dapat memilihkan kata terbaik bagi kelahiran anak keduanya.
Pilihan arti nama gaul Nicolai ini diambil dari satu negara & bahasa sama yaitu Yunani nama bayi paling modern serta…
View On WordPress
#Arti Nicolai#Gabungan Nama Nicolai#Makna Nama Nicolai#Maksud Nama Nicolai#Nama laki-laki yang artinya Orang yang menang#Rangkaian Nama Nicolai
0 notes
Text
Bulan Maret dan Hujan di Dalamnya
Sudah satu minggu, hujan di kota Surabaya terus turun dengan curah yang tidak terlalu deras, tapi juga cukup membuat badan basah kalau memaksakan untuk keluar. Puncak musim hujan memang sudah ada dibulan Januari kemarin, tapi sesekali masih menyisahkan rintiknya di bulan Maret menjadi terasa sedikit menyebalkan karena membuat beberapa orang memutuskan untuk menunda aktifitas mereka. Seperti Naura yang berniat untuk ke perpustakaan kampusnya harus gagal 2 kali berturut-turut karena cuacana yang susah diprediksi.
Naura yang sedari tadi sibuk dengan skripsinya yang tidak kunjung menemukan teknik terjemahan apa yang akan dia gunakan, menyadari kalau ada pesan yang masuk dari laki-laki yang sudah genap 2 tahun bersamanya. Randi, nama laki-laki itu Randi. Perkenalan sedikit, Naura dan Randi bertemu di sebuah toko buku daerah Manyar Kertoarjo, Surabaya. Saat itu Naura sedang mencari Novel keluaran terbaru karya Andrea Hirata dan Randi yang katanya, ingin menggenapkan koleksi komik Slam Dunk miliknya.
“Gimana? Kamu jadi pake teknik terjemahan apa?” Notifikasi pesan Randi siang itu, bersamaan dengan suara hujan yang cukup deras dari jendela ruang tamu Naura.
“Aku belum tau Ran, ini harus dianalisis dulu perkalimat. Tapi kayanya kebanyakan pake Established Equivalent sama Borrowing, deh.” Balas Naura memberikan gambaran.
“Mau aku bantu? Nanti kalau hujannya sedikit reda, aku ke rumah. Kamu juga belum makan ya dari pagi, nanti sekalian makan ya Ra.” Lanjut Randi mengirin pesan balasan.
“Aku mau makan terus main sama kamu aja deh Ran, aku pusing banget mikirin skripsi!!.” Randi tidak melihat wajah Naura tapi dia tahu betul kalau Naura sedang memasang muka melas.
“Aku juga sebenernya bingung pas tau kamu masuk Sastra Inggris, terus fokusnya Terjemahan pula. Kamu kan nyanyi Night Changes aja masih suka nanya aku artinya. Harusnya kamu ikut aku ambil Sejarah Ra.” Ejek Randi berusaha mencairkan suasana.
“Randiii!!!!! Ada juga kamu yang selalu chat aku setiap mata kuliah umum! Terus aku disuruh masuk Sejarah? Kemarin siapa yang tiba-tiba nelfon terus marah-marah karena dosen kasih nilai sedikit di mata kuliah sejarah Amerika? Terus ngedumel karena pusing sama Historiografi? Sejarah Agraria apalagi! Katanya mau balik aja jadi anak SMA.” Naura yang balik mengejek Randi tentang nilainya yang lama sekali keluar, dan ketika sudah keluar hanya dapat 75.
Ada senyum simpul dari laki-laki itu.
“Hahaha ah kamu ga seru deh, aku kan lagi godain kamu. Pokonya nanti aku ke rumah ya, selain mau bantuin ya bisa ketemu kamu juga. Kan lumayan sekali dayung dua tiga pulau terlampui.” Pesan balasan dari Randi kembali masuk.
“Aku pesen ayam geprek level 7!!!” Balas Naura dengan semangat, padahal Randi belum bertanya Naura ingin dibawakan apa.
“Enak aja, kamu kemarin udah ga bisa berdiri gara-gara makan mie pedes ya Ra, terus minum aku diabisin semua pula, level 2 aja. Lagi juga apa enaknya sih Ra makanan pedes, ga bisa dinikmatin tau.” Balas Randi memberikan omelan juga nasihat, tetapi terbaca sangat lucu dan manis bagi Naura.
“Randi itu ga pedes sama sekali… Yaudah level 5 deh.” Naura yang masih mencoba untuk bernegosiasi untuk ayam gepreknya.
“Level 3 atau ga aku bawain ayam geprek? Kamu makan burjo aja nanti aku beliin.” Mengingat Naura yang tidak suka burjo. Pernah saat pertama kali Randi membawakan burjo atau bubur kacang ijo, Naura yang awalnya terlihat penasaran tapi akhirnya hanya memakan satu sendok karena katanya, rasanya aneh. Randi tertawa melihatnya.
“Yaudah yaudah, level 3 deh aku ngalah. Kamu galak banget, masa kamu makan ayam geprek aku makan burjo yang aneh itu sih!” Balas Naura merengek yang ditambahin emotikan menangis.
“Hahaha kali ini aku yang menang! Yaudah nanti aku ke rumah ya.” Balas Randi cukup lama karena bundanya memanggil untuk dibantu memberikan makan Sing, kucing Persia miliknya.
“Okayyy, hati-hati ya! Jangan lupa bawa SIM sama STNK nanti di jalan Basuki Rahmat biasanya banyak polisi tilang terus kamu ditilang, polisinya serem-serem!!” Balas Naura sekaligus berakhirnya obrolan siang itu.
Kehidupan Naura dan Randi sebagai mahasiwa semester akhir memang banyak sekali menimbulkan cerita suka duka. Naura yang menyesal mengambil program studi Sastra Inggris dan Randi yang kesal dengan salah satu dosen mata kuliah Sejarah Amerikanya. Tetapi, mau bagaimanapun katanya hidup harus tetap berjalan dan waktu akan terus berputar. Tidak peduli apakah orang-orang di dalamnya sedang merasakan tekanan bahkan timbul keinginan untuk menyerah berkali-kali, hidup harus tetap berjalan. Sampai pada akhirnya, tanpa Naura dan Rani sadari mereka sudah ada diakhir semester dan dengan sedikit usaha yang lebih keras lagi, mereka mendapatkan gelar Sarjana.
Kadang, hidup memang terlihat sangat lucu untuk orang-orang yang dipaksa harus menerima dan menelan realita hidup, sedang sebenarnya sangat ingin berhenti, tidak peduli pahit atau manis. Kadang, hidup juga bisa terasa sangat menyenangkan untuk orang-orang yang akhirnya menerima hal baik karena tetap percaya; kalau hal buruk tidak akan bertahan selamanya.
Naura pernah membaca satu kalimat dari seseorang di sosial media: Kita memang tidak bisa terus menerus mendapatkan hal baik, tapi, hal baik akan selalu ada. Karena itu, untuk Naura pribadi dia selalu berpikir; sekacau apapun pikiran dan masalahnya, semuanya akan kembali menjadi baik, karena balik lagi, hidup akan terus berjalan dan waktu terus berputar.
Hari mulai sore dan hujan sudah mulai sedikit reda, suara klakson motor yang Naura yakini milik Randi sudah berbunyi di depan rumah memaksa untuk dibukakan gerbang.
“Nanti, kalau kamu ke sini lagi terus ga diizinin masuk sama satpam perumahan aku, aku biarin aja ya. Ga aku bantuin.” Ancam Naura yang mencoba menakut-nakuti.
“Hahaha, iya-iya ampun.” Balas Randi diiringi dengan tawa, yang jika mendengarnya Naura merasa tenang.
“Tau ga aku bawa apa?” Lanjut Randi yang langsung mengajak Naura bermain tebak-tebakan setelah memarkirkan motornya di garasi rumah Naura.
“Apa? Mana ih ayam geprek aku, aku laperrr!” Balas Naura merengek.
“TAARAAAAA!!” Jawab Randi dengan senyum yang memperlihatkan barisan giginya yang rapih.
Randi membawakan jus jambu dengan mix jeruk nipis, yang juga disambut dengan senyum riang Naura karena kebetulan Naura lupa menitip minuman. Laki-laki itu selalu melakukan hal-hal kecil untuk kekasihnya, tanda kalau cinta tidak melulu tentang kata dan kalimat manis. Jus jambu dengan mix jeruk nipis akhir-akhir ini menjadi minuman kesukaan Naura dan dia selalu memesannya ketika mereka berdua pergi makan. Kata Naura rasanya asam segar, tapi kalau kata Randi dia lebih baik meminum air putih 2 gelas dari pada harus meminum jus itu.
Randi tidak terlalu suka minum air putih, tapi dia lebih tidak suka minuman asam. Katanya, lebih enak banana milkshake kesukannya atau Thaitea original langganannya dekat gedung Fakultas Hukum.
Mereka berdua memutuskan untuk masuk rumah, karena hujan yang belum benar-benar reda ternyata turun kembali, kali ini kembali deras. Setelah menyapa Ibu Naura dengan salam yang dibalas dengan senyuman, Randi dan Naura pergi ke ruang tamu yang sudah berantakan dengan kertas-kertas yang Naura gunakan untuk membantunya mengerjakan skripsinya. Mulai dari beberapa lembar dari para penelitian sebelumnya, lembar analisis yang Naura pakai, teori-teori terjemahan yang sangat membuat Naura pusing, sampai materi Linguistik yang memang tetap diwajibkan untuk mahasiswa Terjemahan.
“Sayang, ini berantakan banget.. kamu abis ngamuk ya?” Tanya Randi ketika baru melangkahkan kakinya di ruang tamu Naura, sedikit kaget.
“Hehehe tadi aku lagi analisis Ran, terus sekalian mau ketik buat penelitian sebelumnya karena di BAB 2 seenggaknya harus ada 2 sampai 3, terus aku baru dapet segini.” Balas Naura bersamaan dengan mengambil dan menunjukan lembar penelitian sebelumnya kepada Randi, dan senyum giginya.
Melihat Naura yang memelas, Randi mengusap kepala Naura gemas. Randi tahu betul kekasihnya sangat kewalahan, tetapi tetap ingin melaukan yang terbaik.
“Yaudah sini makan dulu yuk, nanti aja dilanjut. Ayam gepreknya udah manggil terus dari tadi. Terus pas di motor wanginya sampe idung aku tau, tadinya mau aku makan di depan tuh sama pak satpam.” Ucap Randi mencoba untuk menggoda Naura agar setidaknya tidak terlalu pusing memikirkan proposal skripsinya.
Naura tersenyum,
Randi semakin jatuh cinta.
Setelah mereka selesai makan dan membereskan bungkus-bungkus makanan dan bersantai sejenak, karena mereka benar-benar kekenyangan, Randi yang berjanji untuk membantu Naura mengerjakan proposal skripsinya akhirnya berpindah tempat duduk di depan laptop.
“Ra, karena aku ga tau cara analisisnya, ini aku bantu ketik aja ya. Jadi kamu yang bacain hasilnya. Kamu sambil tiduran aja ga apa-apa, kasian mata kamu kena laptop terus dari malem.”
“Kamu ga apa-apa? BAB 3 kamu udah selesai? Technique of data collection kamu udah? Kemarin katanya masih nyari?” Tany Naura sekaligus menanyakan juga bagaimana proses proposal Randi.
“Teknik pengumpulan data, Ra…” Jawab Randi mengoreksi.
“Hahaha iya-iya teknik pengumpulan data. Aku kebiasaan ngomong technique of data collection soalnya.” Gadis itu tersenyum lebar.
“Iya deh mahasiswa Sastra Inggris… Udah ko Ra kemarin aku dibantu sama Abi, BAB 3 aku aman. Abi juga udah selesai. Padahal kerjaannya di kampus godain adik tingkat di depan fakultas, terus kalo ke kampus pernah ga mandi Ra, cuma pake celana training sama kaos, terus sepatunya sepatu bola!” Jelas Randi yang diselipkan cerita tentang teman dekatnya dari semester satu.
“Itu kan karena kalian abis main futsal sama anak Teknik terus Abi nginep di rumah kamu akhirnya. Pasti baju sama celananya punya kamu, ko ga dipinjemin kemeja, sih?” Balas Naura menebak dengan percaya diri.
“Hahaha iya Ra abis main futsal, terus prodi aku kalah 2-5. Abi ga mau Ra, udah aku tawarin! Katanya udahlah ini aja, gua cuma satu matkul nanti langsung balik kos. Hahaha.” Lanjut Randi menjelaskan.
“Emang ya pertemanan kalian tuh….” Balasan terakhir dari Naura karena mereka kembali memutuskan untuk mengerjakan.
Suasana di ruang tamu Naura kembali sepi, hanya ada suara keyboard yang diketik dengan cepat dan lagu-lagu dari daftar lagu kesukaan yang dibuat Naura dan Randi. Naura yang membacakan hasil analisisnya sembari menyeruput Thaitea original milik Randi karena jusnya sudah habis bahkan sebelum Naura menghabiskan makanannya, dan Randi yang sesekali tidak mengerti dengan istilah asing yang baru dia dengar mencoba bertanya ulang kepada Naura dan meminta untuk membacanya pelan-pelan, sesekali minta untuk dijelaskan.
Tepat pukul 7 malam, Naura dan Randi selesai menyelsaikan (setengah) dari analisis. Tidak sadar hari sudah gelap, karena Randi tiba di rumah Naura sekitar pukul setengah 5 sore akibat Randi yang sempat mencari tempat berteduh saat hujan sedikit deras dalam perjalanan ke rumah Naura.
Naura dan Randi sama-sama tidak suka memakai jas hujan. Kalau saja Randi tidak membawa makanan, Randi memilih untuk berbasah-basahan sampai rumah Naura.
“Ra, aku baru inget. Kamu tuh udah 2 malem ya begadang terus?” Pertanyaan Randi yang tiba-tiba cukup membuat Naura kaget, karena dia tidak bisa berbohong untuk mencari alasan.
“I-iya… abisnya selain ngerjain proposal, tugas aku juga numpuk Ran. Creative Writing, History of Indonesian, terus aku ga paham kenapa aku ambil mata kuliah pilihan Export-Import, masa aku terus-terussn disuruh nulis surat ke luar negeri dan segala macem barang harganya.” Jawab Naura memberikan alasan.
“Ra, sebanyak apapun tugas kamu, jam tidur kamu ga boleh berantakan. Kebiasaan ya nunda ngerjain tugas terus akhirnya numpuk, aku aduin ke Ibu biarin aja. Nanti bisa kena asam lambung sayang, asam lambung kan bukan karena makanan pedes aja, kamu juga disuruh makan susah banget. Nanti, tidurnya jangan larut ya, kamu bisa cepet mati, ga jadi sarjana.” Omelan Randi yang terlihat lebih kepada seorang kakak yang memberitahu adik kecilnya.
“RANDDDIIIIIII KOK KAMU OMONGANNYA SEREM BANGET!!!!!!!!!!!” Balas Naura berteriak bersamaan dengan memukul lengan Randi.
“Hahaha ampun Ra, ampun. Makanya jangan begadang terus, kesehatan kamu loh.” Balas Randi halus.
Malam itu, sudut-sudut rumah Naura berisikan canda tawa dari dua insan manusia yang sengaja ditakdirkan Tuhan untuk bertemu. Berbicara perihal takdir memang cukup membuat banyak manusia berpikir; apakah benar adanya atau hanya kebetulan. Tapi Naura percaya, tidak ada yang namanya kebetulan, semuanya sudah tulis tangan Tuhan.
Saat bertemu di toko buku waktu itu, Naura dan Randi memutuskan untuk mengobrol sebentar setelah Randi yang pertama kali menyadari kalau itu Naura, teman sekelompoknya saat ospek dulu. Bisa saja Naura membatalkan niatnya untuk ke toko buku 2 tahun silam karena kebetulan sepupunya dari Lombok datang, tapi Tuhan membuat Naura memutuskan untuk tetap pergi. “Aku pulang sebelum Kinan dateng Bu, janji!” Kata Naura saat meminta izin kepada ibunya. Begitupun dengan Randi, bisa saja Randi memilih pergi ke toko buku yang dekat dengan rumahnya, hanya 10 sampai 15 menit. Tetapi Randi memilih ke daerah Manyar Kertoarjo yang memiliki jarak tempuh hampir 45 menitan, sekalian jalan-jalan, batinnya dulu.
Sama dengan masa lalu yang tidak perlu lagi dipikirkan karena memang sudah lewat, masa depan pun sama. Dari pada terkesan mendahului takdir Tuhan, lebih baik fokus pada masa sekarang yang sedang dijalani. Entah akan berkahir seperti apa, tapi dalam batin Naura bersamaan dengan tawa Randi yang mengisi sudut ruangan, Naura berdoa dan meminta kepada Tuhan untuk jangan dulu ambil semestanya.
Biarkan begini saja, biarkan Naura dan Randi tetap bisa memesan ayam geprek kesukaan mereka, biarkan mereka bertengkar karena Naura yang susah sekali diberitahu perihal jam tidur, biarkan Randi tetap bisa meluapkan emosi karena dosennya yang memberi nilai sedikit, biarkan mereka tetap melakukan hal-hal kecil namun indah, biarkan tetap seperti ini. Terdengar egois, tapi Naura tidak pernah bisa berpikir bagaimana hari-harinya tanpa laki-laki yang dengan kalimatnya, Naura merasa tenang dan nyaman.
Bulan Maret dan hujan di dalamnya. Terasa sangat manis untuk Naura dan Randi, walaupun tahun ini banyak sekali kejadian yang tidak terduka, setidaknya Naura dan Randi saling memiliki untuk paling tidak memberi semangat. Sepertinya Tuhan dan para malaikatnya ikut tersenyum melihat dua hamba-Nya saling bertukar tawa dan cerita. Hujan turun semakin deras seolah ikut menggoda dua insan ini untuk terus berdua, dingin yang menusuk kulit dan angin yang cukup besar seolah tidak ada apa-apanya ketika masuk lewat sela-sela jendela melihat Naura dan Randi masih asik berbicara.
||-sukmawati
0 notes
Text
2018-2021 SMK
Terutama terima kasih ku pada anak anak kelasku di jawa sana. Januari 2018 ini awal ku masuk di sekolah smk, dengan bisa di bilang murid yang luar biasa active, sering ada kasus terhadap guru guru yang lain. Hingga harus dengarin marah marah nya guru kepada kami (team guru pariwisata) karena kalian selalu ada membuat masalah. walau setiap hari ada aja laporan dari guru tetep aja kami berusaha mendengarkannya. Awal saya ngajar di kelas 3, saya udah di kasih hadiah yang sangat wah, yaitu hampir separuh ruangan anak anak pada bolos. Hingga tersisa 5 orang dari 30an. Saya marah tidak saya malah enjoy aja kenapa saya bisa bilang enjoy, saya bepikir masih ada anak anak yang masih mau belajar, dan saya usahakan buat anak anak yang mau ngikutin pembelajaran saya. Salah satu anak Didik saya bilang "pak lin kenapa bapak tidak marahin teman teman yang bolos Pak" dengan simple saya bilang"nanti bakal kembali mereka besok". Padahal saya tidak memarahin atau mengancam anak anak yang bolos jam sayatadi untuk masuk. Bener terjadi besoknya siang mereka mengisi kursi yang tadi kosong sekarang penuh, saya tanya kenapa kalian tidak bolos lagi? Mereka menjawab kami bingung pak. pak kok tidak marah kepada kami yang bolos satu kelas ini pak? Saya bilang ke mereka satu kelas, saya pernah di usia kalian juga bolos dan saya sadar saya juga butuh nilai pasti saya balik lagi agar tidak bolos lagi. Dengan akhirnya mereka hingga saat saya ngajar sampai selesai tidak ada lagi pernah, hingga lulus pun menjadi angkatan pertama yang menurut saya memperjuangkan agar adik adik kelasnya bisa mendapatkan kemudahan saat ujian pratek.
Selama saya ngajar ada satu laki laki di kelas 3 sering sekali telat masuk, awalan saya biasa aja lama-lama kok sering dan hukuman telat masuk bisanya saya kasih push up sempurnah sebanyak lima kali. Selalu dia push up terus hingga saya tanya kenapa kamu sering telat terus nak? Dia menjawab maaf ya Pak sebelumnya saya sering telat saya nyemen dulu sama nyusun kerja aduk semen sama nyemen untuk bangun rumah pak, kenapa tidak sore atau di hari minggu, dia jawab hari minggu off pak, dan saya tidak bakal dapat sangu( uang jajan) karena dia tinggal sama neneknya aja. Di situ mulai saya belajar artinya bersyukur sama apa yang kita miliki. Pada akhirnya dia Lulus dengan nilai yang baik.
Setelah di kelas 3 saya dapat jam lagi di kelas 2 menurut saya justru saya tantangan terbesar saya disini kenapa saya bilang terbesar karena di kelas 2 ini ada salah satu kelas mempunyai geng wanitanya dan itu cukup mengerikan di usia mereka. Bagai mana menyatukan mereka dengan anak baik dan geng ini. Sampai saya di benci sama anak kelas sendiri karena menggabungkan di kelompok mereka. Memang cukup berat bahwa kasus demi kasus mereka selalu ada yang baru entah kelahi entah mengolok hingga mereka tidak takut dengan semua guru sampai sampai guru pun angkat tangan, hingga saya pelajari karakter kalian dan atas ijin Allah Swt untuk menggabungkan, alhamdulilah mereka mau membaur, untuk awalan kaku tidak masalah, lama kelamaaan mereka menjadi akrab.
Saya juga mempunyai anak kelas 2 yang hobinya mempacu montor dengan kecepatan tinggi bisa di bilang drag race. Setiap pagi dia tidur di kelas dan begitu siang juga, sampai saya Tanya kenapa sering tidur di kelas dia bilang dengan baik maaf kan saya pak, untuk dapat uang bekal saya harus jadi joki montor Pak drag race pak, saya percaya ketika saya dalam in berita dia bahwa di drag race dengan montor yang dia miliki dan saya berpesan ke anak itu agar hati hati ketika berkendara jika mempunyai firasat tidak enak maka jangan lah berangkat. Okay tapi bapak minta tugas dan absen harus hadir ya. Baik pak, dan nilai nya tidak pernah jelek itu syukurnya saya.
Terakhir ada seorang guru bidang lain celetuk gini anak anak upw itu bisa apa, ribut bikin onar apalagi kelas yang ini. Coba apa yang bisa di banggakan buat sekolah tidak ada kan. Itu Hari hari saya selalu dengar di ruang guru, kantin, dan di ruang rapat. Singkat cerita ada lomba antar sekolah se solo nama lombanya napkin. Saya dan kaprodi saya untuk mencari anak anak yang bisa ikut lomba, awalnya pada Nolak tapi dengan niatan yang teramat besar kalian mau ikut lomba. Latihan dengan waktu 4 hari diambil waktu sore. Sangat luar biasa latihannya apalagi napkin dengan beraneka model dengan waktu yang teramat singkat. Diperlombaan saya dan kaprodi melihat anak didik saya seperti team kuda hitam, bayangkan saja banyak smk favorit bahkan smk perhotelan yang top pun ikut turun. Intinya kami lomba cari pengalaman kalah atau menang itu bonus. Setelah lomba dan pengumum an pun tiba akhirnya kita mendapatkan juara 1 yang tidak kita kira. Itu hadiah menurut saya luar biasa. Rasa syukur kami kepada Allah Swt atas usaha kegigihan bisa bawak harum smk kami di jurusan pariwisata.
Memang kalian anak anak yang luar biasa nakalnya tapi bisa di tutupin dengan usah kalian. Jujur selepas semua kalian dapat disitu lah saya mengundurkan diri sebagai guru kalian, saya belajar walau kita mempunyai anak didik maaf yang nakal, telat cara menangkap tugas, harus berulangkali jelaskanya, dan mempunyai group sendiri alias gengnya. Saya minta sabar, saya ada anak seperti itu sekarang kerja di batam di jakarta hingga di Malaysia. Mau kerjaanya apapun asal halal kerjakanlah, dan ada yang kuliah pun sudah bersyukur saya.
Anak-anak ku bapak di Januari 2021 bapak udah masuk di smk di tempat asal bapak, pengalaman bapak mengajar akan bapak terapkan disini. Bapak terima kasih pada kalian, karena kalian mau menerima bapak sebagai bapak guru dan bapak angkat kalian di sekolah seperti shering tentang pekerjaan,kuliah hingga germelap nya dunia. Bapak juga tidak luput dari dosa, namun bapak bakal usah juga lebih baik, seperti kata kalian semangat ya pak sama mbak yang di perusahan ikan kabarin kalo sampai pelaminan aminn,
Dan terakhir buat anak didiku alm iis, bapak tidak nyangka iis pulang duluan selamanya, ketika yang lain pada bolos kamu dan teman mau mengikuti pelajaran bapak hingga selesai. Suatu yang bapak tidak pernah lupakan nak. Al-Fatiah.
0 notes
Text
#daripadadilemari: Kedudukan Perempuan dalam Islam - HAMKA
Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau lebih dikenal dengan julukan Hamka atau Buya Hamka adalah seorang ulama besar Indonesia yang saya kagumi. Karena selain berdakwah secara lisan, beliau juga pandai menulis. Jadilah ilmu yang beliau siarkan tak lekang oleh waktu. Tulisan-tulisannya indah. Mendalam menyentuh kalbu. Bahkan bagi pembaca selain muslim.
Buku kedudukan perempuan dalam islam ini adalah karyanya yang ditulis pada tahun 1973. Beruntung saya masih bisa mendapatkan buku langka ini dengan kondisi yang masih baik. Meskipun kertasnya sudah menguning dimakan waktu :")
Pada intinya buku ini menjelaskan tentang kedudukan perempuan yang setara dengan lelaki. Artinya, islam tidak pernah meletakkan perempuan sebagai posisi 'kedua' dalam strata manusia. Selain itu, dibahas pula perdebatan umum yang muncul dari anggapan-anggapan yang mensalahtafsirkan 'feminis' dalam islam. Sehingga untuk permasalahan dalam konteks sekarang, buku ini cukup mampu menjawab.
Pembahasan buku ini diawali dengan surat An-Nisa ayat 1. Bahwa asal muasal manusia adalah satu, kemudian dijadikan dua dari yang satu tersebut, untuk setelahnya dipersatukan kembali (kisah Adam dan Hawa). Dari sini manusia perlu sadar bahwa secara fitrah keduanya saling memerlukan. Tentunya atas dasar takwa kepada Allah, agar kehidupan senantiasa berkah dan terpelihara.
Ayat pertama surat An-Nisa ini hanya satu diantara banyak ayat yang mengistimewakan kaum perempuan. Bahkan terdapat sebuah surat dalam Al-quran yang menggunakan nama perempuan (Maryam). Ini menandakan bahwa betapa Islam menempatkan perempuan pada derajat yang mulia.
Secara keseluruhan, buku ini sangat mencerahkan. Meskipun pembahasannya tidak terlalu dalam (karena buku juga hanya setebal 103 halaman), tapi cukup berguna untuk mengantarkan kita pada pemahaman mendasar tentang bagaimana Islam memposisikan perempuan.
Setiap bab di buku ini dilengkapi dengan ayat dan hadist sebagai acuan. Dan yang lebih menarik lagi, terdapat kisah-kisah keseharian Rasulullah, juga para sahabat yang menguatkan pemahaman.
Misalnya dalam bab "Penghargaan yang Sama". Diceritakan kala pertama Rasul menerima wahyu di gua hira. Peristiwa itu rupanya benar-benar mengguncang perasaan beliau. Bahkan membuat seluruh tubuhnya menggigil. Sehingga ketika sampai di rumah, Rasul langsung meminta Khadijah menyelimutinya sambil bergumam "inniqad khasyitu alla aqli!" Yang artinya "saya rasanya seperti akan gila!"
Lalu apa yang dikatakan Khadijah?
Dengan tenang ia berkata "Tidak, engkau tidak akan gila. Allah sekali-kali tidak akan mengecewakan engkau selama-lamanya. Sebab engkau adalah seorang yang selalu menghubungkan silaturahmi, kasih sayang terhadap siapa saja. .........dan engkau selalu menolong orang lain dalam menghadapi kesukaran hidup"
Kata-kata itulah yang membuat Rasulullah bangkit untuk memikul tanggungjawab sebagai utusan Allah. Sehingga bisa diartikan, bahwa kesuksesan yang dicapai Nabi Muhammad sebagian besar adalah karena hadirnya seorang perempuan di sampingnya.
Masyaa Allah ya. Saya sampai merinding waktu pertama kali baca kisah ini. Betapa penting sikap yang diambil seorang istri di saat-saat yang menentukan. Tak heran jika perempuan dijuluki sebagai tiang negara. Bukan sesuatu yang letaknya terlihat, namun perannya sangat signifikan bagi kokohnya sebuah bangunan.
Lalu dalam bab "Pembagian Tugas", diceritakan sebuah kisah tentang keresahan atas ketidakadilan yang pernah terlintas di benak sekelompok perempuan. Saya pikir kisah ini cukup mampu membantu kita memahami definisi "sama" antara tugas laki-laki dan perempuan.
Begini ceritanya...
Pada suatu hari datanglah seorang perempuan membawa titipan pertanyaan dari sesama kaum perempuan. Ia bertanya kepada Rasulullah:
"Ini soal jihad, ya Rasul. Laki-laki diperintahkan Allah untuk jihad. Kalau mereka menang, mereka mendapatkan pahala. Dan kalau mereka terbunuh mereka akan hidup di sisi Tuhan. Sedang kaum wanita adalah yang selalu menjaga rumah tangga. Apakah gerangan yang akan kami dapat?"
Rasulullah menjawab "Sampaikanlah kepada kawan-kawanmu, bahwasanya taat setia kepada suami dan mengakui akan hak suami adalah sama nilainya dengan perjuangan laki-laki yang engkau tanyakan itu. Cuma sayang sekali, sedikit diantara kalian yang patuh mengerjakannya..."
Ya, sekilas perempuan terkesan diberi tugas yang lebih "ringan" dari laki-laki sehingga secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa perempuan itu lemah. Tapi itulah indahnya Islam, memberikan tugas sesuai kodrat. Misalnya secara fisik, perempuan jelas lebih lemah daripada laki-laki. Maka laki-lakilah yang diamanahkan untuk memikul tugas berat, baik dalam medan perang maupun medan hidup (mencari nafkah).
Ujian sekaligus ladang amal perempuan (terutama bagi yang telah menikah) adalah ketaatan pada suami. Apakah ia sanggup menjaga kesetiaan? Apakah ia amanah dalam menjaga harta benda? Apakah ia sanggup bersabar dalam mendidik anak?
Begitupun laki-laki, punya tanggungjawab untuk memuliakan istrinya. Selain dalam bentuk nafkah, juga dalam memberikan ruang bagi perempuan untuk berkarya. Bebas menjadi dirinya, namun tetap dibimbing agar senantiasa sejalan dengan syariat.
"Kalau laki-laki hendak dimasukkan hitungan orang yang muliawan, hendaklah anggap mulia istrinya. Dan kalau istrinya dianggapnya hina, tanda dialah yang hina!" -Buya Hamka.
Demikianlah ulasan #persekutuanbuku kali ini. Mohon maaf kalau kepanjangan (karena banyak sekali hal baik yang sayang kalau nggak dishare). Semoga bermanfaat ya, #daripadadilemari.
Oh ya, saya rasa buku ini bukan hanya wajib dibaca oleh perempuan. Tapi juga laki-laki; agar semakin memahami, untuk selanjutnya memperlakukan kaum ini dengan lebih baik :)
31 notes
·
View notes
Text
Arjuno wiwoho
Kata wiwoho artinya mulia, dimuliakan. Jadi frasa itu artinya Arjuno yang dimuliakan atau mendapat kemuliaan. Karena artinya baik maka nama Wiwoho ini sering dipakai di kalangan orang Jawa. Cerita ini adalah salah satu karya anak bangsa yaitu Empu Kanwa yang hidup di abad ke 11 di kerajaan Kediri, Jatim. Judul lengkapnya Kekawin Arjuno wiwoho. Karakternya memang diambil dari wiracarita Mahabarata tapi plotnya dan narasinya sepenuhnya karya Empu Kanwa. Berikut ini resumenya.
Sejak Pendowo dan Kurowo masih kecil friksi di antara mereka sudah terasa. Di masa awal itu penyebabnya masih sekedar sifat saja di antara mereka yang kontras. Pendowo yang rajin, sabar, serius, pekerja keras, jujur berbenturan dengan sifat Kurowo yang egois, mau menang sendiri, malas, tamak, serakah, tidak jujur, manja dan pemarah. Kurowo sering merebut bahkan mencuri barang barang milik Pendowo. Awalnya Pendowo mengalah tapi kadang emosi mereka meledak sehingga terjadi pertengkaran dan bahkan perkelahian. Setelah remaja menjelang dewasa potensi konflik makin berkembang karena mereka sama sama merasa sebagai pewaris tahta Ngestino (Hastinapura). Pandu Dewonoto ayah dari Pendowo Limo adalah raja Ngestino maka mereka merasa berhak menjadi pewaris tahta. Raja yang saat itu sedang berkuasa adalah Destoroto. Dia kakak laki laki dari Pandu. Ketika Pandu masih hidup dia tidak diangkat menjadi raja karena sejak lahir sudah buta. Tapi ketika Pandu mati muda maka dialah yang diangkat menjadi raja dengan mengandalkan adiknya Widuro sebagai penasehat ketika harus mengambil keputusan pelik. Anaknya adalah Kurowo (artinya keturunan Kuru) yang berjumlah seratus. Maka Kurowo ini merasa berhak juga menjadi raja.
Sejak kecil sampai remaja Pendowo Limo tetap tinggal di istana Ngestino. Raja Destoroto mengangkat Begawan Durno seorang pendeta yang mumpuni menjadi mahaguru di istana Ngestino. Tugasnya mengajari Kurowo dan Pendowo dalam ilmu perang dan kenegaraan. Karena sifat Pendowo yang positif maka prestasi mereka jauh di atas Kurowo. Di antara semua muridnya Arjunolah yang paling menonjol. Arjuno menjadi murid kesayangan Begawan Durno. Dia menguasai dengan sangat baik ilmu perang dan terutama ketrampilan memanah. Suatu sat pernah diadakan pertandingan perang antara kedua kubu itu dan pemenangnya adalah Pendowo limo. Kenyataan ini menambah dendam di hati Kurowo yang memang iri dengki.
Di tengah ketegangan yang semangkin meningkat itu Pendowo limo semangkin serius menyiapkan kekuatan untuk mengantisipasi perang yang bakal pecah. Di antara Pendowo limo Arjuno dan Brotoseno yang paling kuat dalam ilmu perang. Meskipun demikian mereka masih terus berupaya meningkatkan kekuatan. Maka suatu hari Arjuno bertekad melakukan _topo broto_ (bertapa). Dia lantas mamakai busana sederhana, bukan busana kasatrian atau kaprajuritan (busana formal dan tempur) dan berangkat sendirian ke gunung Indrokilo.
Di gunung Indrokilo Arjuno tinggal di sebuah gua dan mengganti identitasnya menjadi Begawan Ciptoning. Di dalam gua itulah dia bertapa mengurangi makan, minum dan tidur. Setiap hari kegiatannya hanya memuja dan memuji yang maha kuasa. Saking intensifnya Arjuno melakukan olah batin maka getarannya dirasakan sampai ke kahyangan. Para dewa merasakan getaran kuat orang bertapa. Maka Betoro Guru lalu memerintahkan Betoro Narodo mencari tahu siapa orang yang sedang bertapa dan apa permintaannya.
Narodo lantas turun ke _Ngarcopodo_ (dunia) untuk menemui Arjuno yang sedang bertapa di lereng gunung Indrokilo. Dia menanyakan kepada Arjuno apa sebabnya bertapa dan apa permintaannya kepada para dewa. Arjuno menjawab bahwa dia sedang prihatin dengan keadaan di Ngestino khususnya keadaan Pendowo limo yang selalu dizalimi Kurowo. Dia sampaikan permohonan perlindungan kepada dewa. Dia juga memohon diberi kekuatan apabila suatu hari pecah perang antara Pendowo dengan Kurowo. Narodo lalu kembali ke kahyangan untuk menyampaikan permohonan tersebut.
Narodo melapor ke Betoro Guru. Mereka lalu berdiskusi dan Betoro Guru memutuskan akan menguji dulu sampai di mana keteguhan Arjuno. Apabila dia lulus ujian itu maka Betoro Guru berkenan memberikan sebuah senjata ampuh berupa panah. Betoro Guru juga memerintahkan kepada Narodo untuk mengirimkan tujuh bidadari tercantik di kahyangan untuk menggoda Arjuno. Maka diturunkanlah tujuh orang bidadari tercantik dari kahyangan. Di antaranya adalah Dewi Wilutomo, Dewi Tari, Dewi Tara, Dewi Suprobo dll. Mereka masuk ke gua Arjuno dan menggodanya. Ini sunguh sebuah godaan yang sangat berat buat Arjuno karena dia adalah seorang _lelananging jagad (play boy)_. Arjuno adalah seorang laki laki yang memiliki daya tarik yang luar biasa sehingga banyak sekali wanita yang terpikat dengan dia. Bukan hanya gadis bahkan istri orangpun banyak yang terpesona dengan Arjuno. Bahkan tanpa dirayupun sudah banyak yang dengan suka rela menyerahkan diri. Meskipun demikian ketika sedang bertapa Arjuno sangat teguh dalam tekadnya sehingga dia sama sekali idak tergoda. Justru para bidadari itulah yang jatuh cinta kepadanya. Tapi Arjuno tetap tidak mau melayani. Akhirnya para bidadari menyerah. Mereka pulang ke kahyangan dan melapor bahwa misi mereka gagal.
Narodo lantas turun ke gua di gunung Indrokilo sambil membawa hadiah untuk Arjuno berupa sebuah panah pusaka. Kepada Arjuno disampaikan bahwa dia ditakdirkan sebagai satria dengan tugas utama menjaga keamanan, melindungi rakyatnya dan menegakkan keadilan serta kebenaran. Itulah sebabnya dia diberi senjata sakti tersebut. Kemudian dia ditugaskan mempertahankan istana para dewa di kahyangan Jonggring salaka yang sedang diserang bangsa raksasa di bawah pimpinan raja Niwata kawaca. Namun sebelumnya Arjuno harus melindungi warga lerang gunung itu yang sedang diancam bahaya. Narodo juga berjanji Arjuno akan diberi hadiah tujuh bidadari tercantik di kahyangan yang pernah ditugasi menggodanya.
Setelah terkabul permohonannya Arjuno turun gunung untuk melaksanakan tugas mulianya. Tidak lama kemudian dia sampai ke desa di lereng gunung Indrokilo. Desa itu sudah sepi, tidak ada orang berani keluar rumah karena sudah beberapa lama diganggu oleh seekor _celeng_ (babi hutan) yang ganas. Celeng itu tidak hanya memakan hasil pertanian mereka tapi juga menyerang manusia. Sudah banyak korban yang jatuh. Warga juga sudah mencoba melawan dengan senjata tajam. Tapi _celeng_ itu selalu menang meskipun dikeroyok rame rame.
Arjuno mengelilingi desa itu untuk mencari _celeng_ pengganggu. Tidak lama kemudian dia melihat dari jauh seekor _celeng_ berlari mendatanginya. _Celeng_ itu bukan sembarang _celeng_ tapi _celeng_ yang besar sekali dan buas sekali. Sejatinya dia adalah jelmaan seorang raksasa. Dengan cepat Arjuno melepaskan panah saktinya yang baru saja didapat dari Betoro Narodo. Arjuno adalah murid terbaik Begawan Durno yang sudah menguasai ilmu _Sirwendo_ alias ilmu membidik dan dia juga juara panahan di Ngestino. Tidak ada kesulitan buatnya membidik _celeng_ yang sedang berlari ke arahnya. Panah itu tepat mengenai _celeng_ yang lantas jatuh sambil mengeluarkan suara keras lalu mati. Arjuno berlari mendatangi celeng tersebut untuk mencabut anak panahnya. Namun ketika sudah di depan _celeng_ dia terkejut melihat ada dua anak panah tertancap di badan _celeng_. Lebih terkejut lagi ketika mendadak terdengar suara seseorang dari arah lain. Di sana berdiri seorang satria gagah memegang busur. Dia mengatakan bahwa anak panahnyalah yang tepat mengenai jantung _celeng_ sehingga mati seketika. Arjuno tidak terima. Dia juga mengatakan anak panahnyalah yang lebih dulu mengenai _celeng_ maka dialah yang membunuh _celeng_ tersebut.
Pertengkaran semangkin memanas sehingga berlanjut menjadi perkelahian. Arjuno selama ini belum pernah terkalahkan dalam setiap perkelahian karena itu dia sangat percaya diri. Apalagi dia baru saja mendapat pencerahan dan kesaktian dari dewa. Tapi ternyata kali ini dia membentur batu. Satria itu ternyata sangat kuat dan cepat gerakannya sehingga Arjuno terdesak terus dan akhirnya dipukul jatuh. Dia yang murid terbaik Begawan Durno ternyata terpaksa mengakui keunggulan satria itu. Tiba tiba satria itu berubah wujud menjadi dewa Siwa. Arjuno menyembah dan memohon maaf.
Arjuno diperintahkan menuju ke kahyangan Jonggring salaka yang sedang dikepung tentara raksasa dibawah pimpinan Niwata Kawaca. Mereka menyerang kahyangan karena lamaran Niwata Kawaca kepada seorang bidadari tidak dikabulkan para dewa. Sekarang raja raksasa ini mengancam akan menghancurkan Jonggring salaka dan memaksa menikahi bidadari idamannya. Para dewa mengerahkan bala tentaranya tapi dengan mudah mereka dikalahkan tentara raksasa. Untung para dewa masih bisa menyelamatkan diri di dalam benteng. Kedatangan Arjuno segera disambut serangan tentara raksasa. Karena kesaktiannya tidak ada seorangpun tentara raksasa mampu mengalahkannya. Akhirnya Arjuno berhadapan langsung dengan Niwata Kawaca.
Pertarungan satu lawan satu segera terjadi dengan seru. Arjuno mengeluarkan segala macam jurus saktinya yang selama ini berhasil mengalahkan semua musuhnya. Tapi ternyata semua kesaktian Arjuno tidak ada artinya sama sekali buat Niwata Kawaca. Semua pukulan, tendangan, tebasan pedangpun tidak mempan. Bahkan panah sakti pemberian dewa yang baru saja dia dapatkan sama sekali tidak mampu melukai kulit Niwata Kawaca. Dengan nada melecehkan Niwata Kawaca mempersilahkan Arjuno memilih bagian tubuhnya yang mana yang akan diserang. Akhirnya terpaksa Arjuno melarikan diri agar selamat adari amukan sang raja raksasa sambil menantang besoknya dia akan datang lagi.
Malam harinya Arjuno memohon petunjuk para dewa agar bisa memenangi perang dengan raja raksasa itu. Narodo yang datang memberi petunjuk bahwa seorang bidadari Dewi Suprobo akan diutus kepada Niwata Kawaca. Dia ditugasi berpura pura mau menjadi istri Niwata Kawaca tapi sejatinya mencari rahasia kelemahan sang raja.
Esok harinya Niwata Kawaca sangat girang ketika tentara para dewa menyerahkan Dewi Suprobo kepadanya dengan syarat serangan dan kepungan dihentikan dan berjanji akan mengadakan pernikahan. Niwata kawaca menyanggupi syarat itu. Kepungan segera dibubarkan. Sang raja raksasa segera memperlakukan Dewi Suprobo dengan sangat baik. Ketika makan siang hari itu dia diberi hidangan terbaik dan dilayani dengan baik. Saking senangnya Niwata Kawaca memiliki calon istri bidadari idaman hatinya maka kewaspadaanya surut. Dia tidak menyadari bahwa sang dewi sedang memata matainya. Sambil makan siang sang dewi memuji muji sang raja setinggi langit sambil menanyakan rahasia kesaktiannya. Karena mabuk cinta sang raja membocorkan rahasianya bahwa kelemahannya terletak di mulutnya. Semua senjata tidak akan mempan di seluruh tubuhnya kecuali di mulutnya. Kalau dia diserang di mulutnya maka dia bisa mati. Dewi Suprobo diam diam menyampaikan rahasia ini kepada Arjuno.
Dengan berbekal pengetahuan ini esok harinya Arjuno sekali lagi menantang Niwata Kawaca untuk bertarung satu lawan satu. Niwata Kawaca yang pernah menang merasa yakin dia akan menang lagi. Dia bahkan mempersilahkan Arjuno memakai senjata apa saja yang dia sukai. Sambil mementang busurnya Arjuno memancing Niwata Kawaca terus berbicara. ketika mulutnya terbuka maka secepat kilat anak panah pusaka meluncur dan masuk ke mulut Niwata kawaca. Sang raja raksasa tewas seketika.
Para dewa menyambut hangat kemenangan Arjuno. Dia diberi penghormatan tinggi di kahyangan Jonggring salaka dan dinikahkan dengan tujuh bidadari tercantik di kahyangan. Salah satunya adalah Dewi Suprobo.
Tafsir
Saya punya tafsir atas cerita ini. Paling tidak ada dua hal yang saya tafsirkan dari cerita ini. Pertama adegan Arjuno membunuh _celeng_ dengan panah yang ternyata bersamaan dengan seorang satria jelmaan dewa. Saya yakin maksud Empu Kanwa adalah keberhasilan manusia itu tergantung pada usaha manusia itu sendiri plus ijin Allah. Manusia wajib berupaya dengan baik. Ini adalah syarat keberhasilan mencapai apapun. Tapi ijin Allah mutlak diperlukan. Apabila Allah sudah memberi ijin maka upaya manusia akan berhasil. Sebaliknya sebaik apapun upaya jika Allah tidak memberi ijin maka pasti gagal.
Tafsir kedua saya tentang kelemahan Niwata Kawaca di mulutnya. Kegagalan manusia bisa karena mulutnya, alias omongannya. Jadi kita harus menjaga omongan. Jangan sampai ada omongan jelek, tidak sopan, apalagi makian, pelecehan, gibah dsb. Segala sesuatu akan kembali kepada pelakunya, termasuk lisan. Omongan buruk akan kembali kepada pelakunya. Jadi dalam jangka panjang akan merugikan. Maka harus dihindari.
Itulah yang saya tangkap dari cerita Arjuno Wiwoho. Mungkin masih ada lagi metafora lain dari Empu Kanwa yang belum saya tangkap. Sila diutarakan.
1 note
·
View note
Text
Pergumulan Dengan Allah Mengubah Karakter
Sermon Minggu 23 Februari 2020 Oleh Wahyudi Purnomo Kejadian 32:22-32
“Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub." Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.” - Kejadian 32:22-32 (TB)
Kisah yang aneh yang pasti berasal dari tradisi Yahwista ini menceritakan tentang Yakub dan Allah yang beradu kekuatan. Pergumulan itu mula-mula tampaknya dimenangkan Yakub. Setelah menyadari bahwa lawannya bukan manusia biasa melainkan tokoh ilahi, maka Yakub menuntut dari pada-Nya berkat. Kitab suci sendiri di sini mencegah diri dari menyebut nama TUHAN. Lawan Yakub itu juga tidak mau memberitahukan namanya. Pengarang suci memanfaatkan sebuah ceritera kuno guna menerangkan asal-usul nama Pniel yang menurut pengarang berasal dari kata peni'el, artinya: wajah Allah. Melalui kisah ini pengarang mau menjelaskan juga asal-usul nama Israel. Dan dengan demikian pengarang memberi ceriteranya suatu makna keagamaan: Moyang Israel tidak mau melepaskan Allah dan memaksa dari pada-Nya sebuah berkat yang mewajibkan Allah terhadap semua orang yang setelah Yakub mangkat menyebut dirinya dengan namanya Israel. Dengan demikian peristiwa itu kemudian dapat diartikan sebagai ibarat pergumulan batin dan berhasilnya doa yang dipanjatkan kepada Allah dengan tekun.
Saudaraku, Sering kali kesulitan yang besar dapat membuat kita lebih menghargai perjumpaan dengan Allah. Yakub juga mengalami hal itu pada malam sebelum ia berjumpa dengan Esau.
1. Karakter Buruk
Penipu, karakter yg melekat dalam diri Yakub. Dia diajari oleh ibunya Ribka untuk menipu ayahnya sendiri, kemudian menipu Esau kakaknya, dan kebiasaan menipu itu berlanjut ketika Yakub ikut Laban yang menjadi mertuanya. Kisah panjang Yakub yang diwarnai dengan berbagai liku-liku kehidupan seputar masalah ekonomi, jodoh, sosial dan politik, yang menguras energi dan melibatkan semua potensi yang dimiliki Yakub. Karakter buruk yang melekat pada diri Yakub tidak mudah diubah oleh segala problema kehidupan yang dialami. Namun Tuhan mempunyai rencana besar untuk Yakub, agar melalui Yakub bangsa-bangsa di dunia mengenal Tuhan Yang Benar dan diberkati. Oleh karena itu Tuhan berkepentingan mengejar Yakub, bahkan mengubah karakternya supaya memenuhi syarat dan kapasitas sebagai alat memperkenalkan Tuhan Yang Benar dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia.
Saudaraku , Sama seperti kita, Yakub bukanlah manusia sempurna. Ia bahkan merupakan seorang yang memiliki banyak kelemahan. Dia tidak saja seorang penipu tapi juga pengecut. ketika ia mengetahui bahwa Esau kakaknya menyesal atas keputusannya menjual hak kesulungan kepadanya, bahkan Esau ingin membunuhnya dan merebut kembali hak kesulungannya, maka Yakub melarikan diri. Dengan demikian Yakub juga ketakutan. Alkitab juga melukiskan Yakub sebagai pribadi yang begitu takut pada kematian.
Saudaraku, bagaimana dengan kita? masihkah kita memiliki kelemahan-kelemahan seperti Yakub? Penipu, pengecut, penakut atau sejumlah kelemahan-kelemahan lain? Mungkin kita bukan penipu, tapi kurang bertanggung jawab. Mungkin bukan pengecut, tapi tidak gentle. Mungkin bukan penakut, tapi tidak berani berkorban, dan tidak berani bayar harga untuk Tuhan. Jika demikian kondisinya, maka kita perlu diubahkan oleh kuasa Tuhan.
Saudaraku, Yakub yang menyadari kelemahannya, ia memiliki iman yang sangat kuat, yaitu iman yang percaya dan berjuang untuk mendapatkan berkat Allah, sampai akhirnya ia mendapatkan berkat yang dibutuhkannya. Kita perlu belajar untuk memiliki iman seperti itu, yang percaya penuh akan kuasa Tuhan dan mau berjuang keras supaya Tuhan memberkati kita.
2. Karakter yg Diubahkan
Ditandai dengan perubahan nama dari Yakub menjadi Israel.
Saudaraku, Yakub yang tidak dapat tidur karena takut, mendapati dirinya bergumul dengan seorang pria hingga fajar menyingsing. Sungguh suatu pertarungan yang sengit dan menguras tenaga. Dari pertarungan ini Yakub memperoleh tiga hal; nama baru, pangkal paha yang sakit, dan sebuah kemenangan. Nama yang diberikan kepada Yakub menunjukkan pergumulannya dengan Allah serta keinginannya yang kuat untuk mendapat berkat. Pangkal paha yang sakit menunjukkan bahwa Yakub kini tidak lagi berjalan atas kekuatan fisiknya sendiri, tetapi berdasarkan kekuatan rohani. Namun hal yang paling aneh adalah bagaimana mungkin Yakub menang?
Saudaraku, bagaimana mungkin seseorang yang bergumul dengan Allah bisa memperoleh kemenangan? Kitab Hosea mengatakan bahwa Yakub dapat menang dalam pergumulannya dengan Allah bukan melalui kekuatan yang dimilikinya, tetapi dengan menangis dan memohon belas kasihan (Hos. 12:4, 5). Inilah kunci dari kemenangan Yakub dalam pergumulannya dengan Allah.Dari pergumulan sengit untuk memohon berkat dari Tuhanlah Yakub mendapatkan nama barunya, Israel.
Saudaraku, kita perlu menyadari pentingnya perubahan karakter. Jika tidak kita tidak mudah dipakai Tuhan. Memang bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, tapi mengubah karakter kita Tuhan membutuhkan waktu dan proses. Lihatlah peristiwa pergulatan antara Yakub dengan Allah dan Manusia dalam kisah pinggir sungai Yabok ini, memberi petunjuk pentingnya pergumulan dalam hubungan yang serius antara manusia dengan Allah - menghasilkan perubahan karakter (Rom 8:28-29).
Nama Yakub, yang artinya seorang penipu ulung, kini diganti menjadi "Israel" yang artinya "dia bergumul dengan Allah"
Para pengikut Kristus kadang-kadang disebut "Israel milik Allah" (Gal 6:16) - yaitu, yang bergumul dengan Allah. Allah tidak ingin umat-Nya bersikap pasif, tetapi ingin agar mereka sungguh-sungguh mencari-Nya untuk memperoleh berkat dan kasih karunia dari-Nya (Mat 5:6; Mat 6:33; 7:7-8; 11:12; Luk 11:5-10).
0 notes
Text
23 april 2016
Cerita sebelumnya: 22
aku baru saja melewati tiga bulan memuakkan sambil menyesali hidupku yang sudah-sudah. merasa sakit hati, kesal dan malu atas keberadaanku di titik ini.
dan ketika sebuah ajakkan mendaki gunung sampai ditelingaku, dengan cukup berat hati, niat separuh tapi kesungguhan hati yang ingin lepas dari penat, pada akhirnya aku iya-kan untuk turut serta. keberangkatanku kali itu tanpa sedikitpun ekspektasi, berbagai tatapan kosong karena malas mengimajinasikan apapun, dan menenangkan diri karena kali ini amarahku akan bersemayam di antara khalayak ramai.
Harinya: 23
jujur saja, pagi buta hari itu kau dan teman-temanmu seolah benar-benar lupa caranya untuk diam. aku yang semula tertidur kemudian terusik dengan kehadiran kalian. sebagian diantaranya bersapa ria, ada pula yang berdiskusi tentang nama-nama yang tidak aku kenal sebelumnya. entahlah, intinya kebisingan itu membuatku ingin buang air dan turun ke kamar mandi -- yang sekaligus jadi kala pertama takdir bercanda: kita berpapasan di tangga.
“misi mas”
“eh iya mari”
yang berlanjut dengan aku bersalaman denganmu, sebelum melanjutkan tidur. selanjutnya berbagi batang rokok di dua tempat berbeda, di samping kolam ikan dan disamping hamparan gunung. berlanjut pula pertanyaan seputar perkuliahan dan pekerjaan; “yaa hidup kan pilihan mas”, kataku waktu itu menimpali ceritamu tentang hidupmu. selanjutnya ada beberapa pertanyaan aneh darimu tentang make-up ku dan anak perempuan lain.
menjelang sore, ada aku dan kamu, berbatas kaca dengan hamparan gunung dan sawah. bersenandung tentang laki-laki di atas bukit, dan selamanya -- sampai jadi debu. “ini pengawalan cerita terbaik yang aku punya”.
matahari mulai tenggelam dan aku duduk dibelakangmu, mendengar dengan seksama berbagai senandungmu untuk lagu-lagunya mayer. meskipun aku sangat malas dengan mayer -- si playboy itu, tapi sungguh aku tersenyum dengar senandungmu.
tapi sebelum itu, ada aku yang bersikukuh bahwa mobil temanmu itu bukan bermasalah pada bannya, tapi pada dudukan bannya. lalu kau dan aku bertaruh, berakhir dengan aku yang menang hahahaha sungguh aku sangat puas waktu itu (mungkin memang sudah ditakdirkan aku akan selalu menang -- alias memaksa menang dalam segala perdebatan kita hahaha).
selanjutnya ada aku yang berharap-harap untuk sekelompok pendakian denganmu, meskipun tidak berakhir demikian, hahaha. dua-tiga kali ledekan tentang aku rindu kamu di basecamp gunung itu. entahlah apa yang saling dirindukan dari dua orang asing.
lalu aku kembali menemukanmu di permulaan tanah menanjak, yang kemudian menjadi perjalanan beriringan ditemani batang-batang rokok putih ringan yang berjasa mempersatukan. ada pula kala duduk berdua melihat bulan, bersandar ke semak-semak tajam sebelum kemudian melanjutkan perjalanan -- diiringin pertanyaan dan ledekkanku tentang kisah cintamu yang lalu-lalu.
“gini deeh, kalau bisa naik terus sampai atas nggak pake berenti entar gue pijitin”
“aih nggak kuat keram gini kakinya”
“yaudah berenti dulu aja”
“tapi nanti tetep dipijitin kan? haha”
dua-tiga kali aku mendorong tasmu, memudahkanmu untuk naik. dua-tiga kali sebelumnya kamu mengulurkan tanganmu, memudahkanku untuk naik. sampai akhirnya ada aku, api unggun dan kamu. mungkin saat itu. disitu.
lalu aku, disebelahmu. terselamatkan.
Esoknya: 24
aku -- yang bodohnya tanpa sengaja memelukmu. dan kamu, yang bodohnya dengan sengaja menahan pelukanku. lalu kita diantara kabut, tetap tersenyum dan sesekali tertawa, walau dalam hati menyesal keluar tenda andai bisa melanjutkan potongan cerita sebelumnya. huff.
selanjutnya ada beberapa jepretan foto dan daging-daging tortilla yang mewangi diantara tenda-tenda. dan sisihan makanan untukmu sebelum habis direbut para zombie. selanjutnya tersisa kita dan pepohonan, gitar kecil kemarin dan lagu-lagu acak yang dikumandangkan seadanya suara kita.
sebelum akhirnya beberapa kesadaran bahwa ternyata aku takut kita berpisah sejak pertama kali berkenalan. berbagai aralku menutur langkah pergimu hari itu, berbagai pertanyaanku yang mendesakmu hari itu. sedih rasanya hari ini aku ceritakan tentang semua ini. apa sejak sebelumnya kamu tau bahwa seluruh hal itu -- ini artinya?
tapi setidaknya detik itu kamu mau merunduk dan menolongku. mengikat tali sepatu. setidaknya hari itu kamu meninggalkan benda itu di tasku. dan setidaknya hari itu kamu memelukku di persimpangan itu..
tapi, aku bersyukur untuk hari itu yang menghadirkan hari-hari selanjutnya, sampai tiba dihari ini. dan aku bersyukur untuk hari ini -- kau disampingku.
0 notes
Text
Tunjuk wajahmu, berani?
Provokatif yah judulnya haha, iya gue tadi siang baca trit kaskus tentang insecurity, dimana dia mengalami “bully” yang tidak enak, mengarah kepada fisik yang berbeda dari umumnya dan dibalaslah dendamnya dengan cara yang manis, prestasi.
Gue sudah sangat berbeda sejak kecil, tumbuh tidak selayaknya anak-anak normal pada umumnya, dimana ketika gue TK, rambut gue masih selayaknya anak bayi, helaian yang tipis, kecoklatan, dan pendek. Nyokap gue enggak betah ngeliat gue dengan rambut panjang yang hanya tumbuh dibeberapa bagian saja. Badan gue sangat kurus, dan ringkih, bagi gue sih wajar, karena gue baru akrab makan nasi ketika pertengahan TK, sebelumnya hanya susu, dengan takaran diatas normal.
Sebagian guru menganggap gue sakit, sebagian orang tua murid juga. Dan gue bilang ke nyokap kalo gue baik-baik aja, nyokap percaya. Waktu itu gue bales keraguan mereka dengan piala dan piagam dan gue selalu terpilih untuk melakukan kegiatan-kegiatan kesenian, nyokap juga sih yang suges, padahal aslinya gue enggak sepede itu.
Masa SD
Ini sedikit horror sih bagi gue yang sebenernya cuek banget.
Suatu hari entah gimana awalnya, segerombol anak perempuan dari SD sebelah (yang satu lingkup sama SD gue) neriakin gue dengan kalimat-kalimat body shamming, sekali lagi gue jelasin kalau gue sangat kurus, mereka bilang gue tengkorak (hey bitches, tengkorang itu tulang kepala), awalnya gue engga sadar, sampai seorang temen notice dan ngasih tau ke gue. Gue engga tau apa penyebabnya.
Gue ceritain ke nyokap. Nyokap bilang kalau pulang sekolah harus bareng sama Ari, sodara gue, dia kan badannya gede jadi siapa tau gerombolan itu takut. FYI, dari dulu gue emang lebih seneng sendirian.
Haripun berganti, mereka engga neriakin apapun sejak Ari ngebales teriakan mereka dengan ancaman.
Tapi, ketika gue sendirian, gue dapet sebutan baru dari mereka, boleng, yang akhirnya gue tau kalo itu artinya pecun.
WTF.
Gue akhirnya nyari tau tentang alasan mereka melakukan itu. Ternyata, jeng jeng jeng.. jadi leader mereka bernama Ana naksir sama Lutfi temen sekelas gue, gue kenal Lutfi sejak TK. Mereka sempet pacaran dan katanya Lutfi lebih suka sama gue.
BITCH, GUE ENGGAK SUKA SAMA LUTFI DAN GUE BELOM WAKTUNYA PACARAN!
Terus kalo Lutfi suka sama gue, kesalahan ada pada gue?
Lambat laun Ana ngebaikin gue dengan mengirim surat berisikan maaf dan mengajak gue berteman.
Gue engga bales, toh enggak ada kalimat tanya dalam suratnya.
Dia sewot, dan terulanglah. Dan itu berlangsung sampai gue lulus SD. Setelah gue lulus SMP ada kabar kalau Ana MBA, that bitch deserved it!
Lanjut ke SMP
awal kelas satu gue ambil eksul Sastra. Tujuan Cuma satu, mau have fun karena ketika MOS gue kenalan sama anggotanya dan baik-baik banget. Tapi ketika gue menjadi anggota, keadaanya berbalik. Mereka Cuma mau main sama yang selevel, bengeutnya.
Gue keluar ketika masuk tahun kedua, berlanjut ke basket. Ada nada nyinyir dari abang gue, katanya gue terlalu kurus untuk jadi anak basket, gue gak bisa maen basket, permainan gue jelek.
Nyet, kalo gue jago, gue jadi pelatihnya dong.
Gue tetep lanjut, gue engga peduli sama bacotan engga guna dari mulutnya yang ternyata ganda tanpa gue sadari. Bahkan gue hampir selalu main setiap sabtu melawan laki-laki. I did it well, shit!
SMA
Gue engga jauh-jauh deh kalo sekolah, masih aja sekitaran Depok, kota yang dulu membahagiakan tapi sekarang menyedihkan, Lau ngebangun hebring banget ampe tinggi-tinggi gitu, mikirin drainase mah kagak, blekok. insyaflah.
Sebenernya gue hampir nemuin orang-orang yang cukup baik disini, tapi bukan berarti engga ada yang kayak eek yah. Ada. Sebagian kecil dari dalam lingkup sekolah, sebagian besar dari luar sekolah.
Setiap gue sebut nama sekolah gue, mereka yang tadinya respek ke gue, mendadak kayak ‘ih dia sekolah dsitu’.
Secara bangunan sih bagus, cukup luas dan uang SPPnya juga lumayan kok bagi gue yang bukan dari keluarga kesultanan.
Jadi gini deh biar gue infokan sedikit. Mungkin sekolah gue memiliki kasus, gue yakin hampir semua sekolah punya hal yang sama, contohnya : murid MBA, tawuran, perang saudara, belom lagi murid nakal yang lebih betah di warnet dari pada di sekolah.
Dengan adanya kasus dalam suatu instansi, bukan berarti elo bisa mukul rata semua yang ada disitu jelek, tapi enggak tau deh kalo elo bagian dari pada kaum sumbu pendek, kompor meleduk, atau siluman mercon.
Gue melewati tiga tahun dengan baik, rangking tetep dapet dan 2x saja masuk ruang BP. Pertama karena gue pake pacar warna item, kedua karena sepatu gue biru.
masa kuliah
This is agak the best part karena gue sudah lelah berdiam diri. Dan gue masih menempuh pendidikan di DEPOK.
“jadinya kuliah dimana?”
“disitu, Om (gue sensor nama kampusnya)”
“yang bikin macet perempatan itu kan? Sejuta umat itu”
“lah, kampus aku lebih gede dari pada kampus anak Om, jadi wajar kalo mahasiswanya lebih banyak. Aku pernah loh masuk kampus anaknya Om, padet banget. sampe-sampe lorongnya sulit dilewatin kalo di setiap sisinya pada selonjoran.
Si Om diem. Gue merasa menang dan mendadak jumawa.
Eat that shit, Om.
Enak banget emangnya ya, Guys, ngeliat upil, belek, iler, panu, kadas kurap, kutu air (anjirr iklan kalpanax) yang ada pada diri orang lain. Enak. Karena elo tinggal nunjuk, elo bisa ketawain, elo bahagia. Elo mau gue kadoin cermin enggak buat ngeliat borok, lo?
0 notes
Text
PESAN NUBUWAH TENTANG PASUKAN SALIB ROMAWI
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Hari kiamat tidak akan terjadi hingga bangsa Romawi turun di suatu tempat bernama alA'maq atau Dabiq (dua tempat yang berdekatan di sebelah utara Halab/Aleppo). Sehingga ada sekelompok pasukan dari Madinah keluar menghadapi mereka. Mereka adalah manusia terbaik di bumi ketika itu. Ketika mereka berbaris berhadapan, pasukan Romawi berkata, 'Biarkanlah kami memerangi orang-orang yang menawan kami’. Kaum Muslimin menjawab, 'Tidak, demi Allah, kami tidak akan membiarkan saudara-saudara kami diperangi!’. Maka terjadilah peperangan di antara mereka. Kemudian sepertiga dari mereka akan lari; Allah tidak akan pernah mengampuni mereka, sepertiga lagi akan terbunuh; mereka menjadi syuhada terbaik di sisi Allah, dan sepertiga lainnya akan mengalahkan mereka; mereka tidak akan pernah terkena fitnah selamanya. Kemudian mereka akan menaklukkan Konstantinopel. Ketika mereka sedang membagibagikan harta rampasan perang (ghanimah), setelah menggantungkan pedang-pedang mereka pada pohon-pohon zaitun, Setan berteriak, ‘Al-Masih (Dajjal) telah mendatangi keluarga kalian(yang tertinggal.) ', mereka pun segera pergi berhamburan (ke arah keluarga mereka yang ditinggal), tetapi seruan setan adalah dusta. Ketika mereka tiba di Syam dia pun muncul. Kemudian ketika mereka sedang mempersiapkan barisan untuk berperang tiba-tiba datanglah waktu shalat. Lalu turunlah Isa bin Maryam ‘alaihis salam dan memimpin mereka shalat. Ketika musuh Allah (Dajjal) melihatnya, ia akan mencair seperti garam meleleh di dalam air. Jika saja dia membiarkannya, ia akan meleleh terus sampai mati, tapi dia membunuhnya dengan tangannya sendiri, dan kemudian menunjukkan pada mereka darahnya pada ujung tombaknya". (Shahih Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; "Orang-orang Romawi akan mengikat perjanjian damai dengan kalian dan kalian akan memerangi musuh bersama mereka, maka kalian akan menang, memperoleh harta rampasan perang, dan selamat. Hingga kemudian kalian beranjak dan singgah di suatu padang rumput yang penuh gundukan batu, maka salah seorang penyembah salib mengangkat salib sambil mengatakan; ‘ Telah menang salib’, maka marahlah seorang laki-laki muslim lalu mendatanginya dan mengatakan, ‘sesungguhnya Allahlah yang menang" dia lalu mematahkan salib itu tanpa ada jarak dengan lelaki itu, ketika itulah orang -orang Romawi mengkhianati perjanjian, dengan membunuh laki-laki yang mematahkan salib tadi. Pasukan kaum muslimin pun segera mengambil senjata-senjata mereka, maka mereka bersiap untuk berperang. Allah akan memberkahi kelompok muslim ini dengan kesyahidan. Orang-orang Romawi akan berkata kepada pemimpin Romawi mereka; "Kita cukup untukmu mengalahkan orang-orang Arab". Maka mereka akan berkumpul untuk perang malhamah, mereka akan mendatangi kalian dengan 80 bendera, dan di setiap bendera terdiri dari 12.000 orang. (Shahih; diriwayatkan dari Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim, dari Dzi Mikhmar)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: "Sesugguhnya Kiamat tidak akan terjadi hingga tiba suatu masa, di saat itu harta warisan tidak lagi dibagi-bagi, dan manusia tidak bergembira manakala mendapat harta rampasan perang." Beliau lalu menunjuk tangannya ke arah Syam, dan kembali melanjutkan, "Di sana akan berkumpul musuh yang bersatu untuk memerangi umat Islam, dan umat Islam pun bersatu untuk menghadapi mereka." Aku (Yusair ibnu Jabir) bertanya, "Apakah yang engkau maksudkan adalah bangsa Romawi?" Beliau menjawab, "Ya benar, dan dalam pertempuran itu akan terjadi pertarungan dahsyat. Kaum muslim membentuk sebuah pasukan perintis berani mati, yang tidak akan kembali kecuali setelah mendapat kemenangan. ¹
Terjadilah pertempuran dahsyat (dari pagi hingga sore), sampai akhirnya datang malam menghentikan peperangan mereka. Pasukan muslim dan bangsa Romawi kembali ke kemah-kemah mereka, tanpa ada pihak yang meraih kemenangan. Seluruh anggota pasukan berani mati umat Islam tersebut ternyata terbunuh di medan laga. Maka kaum muslim kembali membentuk sebuah pasukan perintis berani mati, yang tidak akan kembali kecuali setelah mendapat kemenangan. Terjadilah pertempuran dahsyat (dari pagi hingga sore), sampai akhirnya datang malam menghentikan peperangan mereka. Pasukan muslim dan bangsa Romawi kembali ke kemah-kemah mereka, tanpa ada pihak yang meraih kemenangan. Seluruh anggota pasukan berani mati umat Islam tersebut ternyata terbunuh di medan laga. Maka kaum muslim kembali membentuk sebuah pasukan perintis berani mati, yang tidak akan kembali kecuali setelah mendapat kemenangan. Terjadilah pertempuran dahsyat (dari pagi hingga sore), sampai akhirnya datang malam menghentikan peperangan mereka. Pasukan muslim dan bangsa Romawi kembali ke kemah-kemah mereka, tanpa ada pihak yang meraih kemenangan. Seluruh anggota pasukan berani mati umat Islam tersebut ternyata terbunuh di medan laga. Maka pada hari keempat, kaum muslim yang tersisa maju ke kancah pertempuran dengan ganas, sehingga akhirnya Allah mengalahkan bangsa Romawi. Pasukan Romawi terbunuh dalam jumlah yang sangat banyak yang belum pernah dialami sebelumnya. Begitu banyaknya yang terbunuh, sehingga apabila ada burung yang melewati kawasan pertempuran mereka, maka burung itu akan mati sebelum meninggalkan mereka. (Setelah peperangan) satu sama lain yang masih hidup pun menghitung jumlah ke- luarganya yang terbunuh di medan laga. Ternyata dari seratus orang saudara, hanya seorang saja yang masih bertahan hidup. Maka harta rampasan perang mana yang bisa mendatangkan kebahagiaan? Harta warisan mana lagi yang harus dibagikan? Tatkala mereka dalam kondisi pilu seperti ini, tiba-tiba mereka mendengar musibah yang lebih besar lagi. Seorang penyeru (setan) meneriakkan bahwa Dajjal telah menguasai keluarga mereka. Mereka pun melemparkan segala harta rampasan perang yang masih mereka genggam, dan segera bergegas untuk memerangi Dajjal. Mereka mengirim sepuluh orang prajurit berkuda sebagai pasukan mata-mata terdepan." Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sungguh aku mengenal nama-nama mereka, nama-nama bapak mereka, dan bahkan warna kuda-kuda mereka. Mereka pada waktu itu adalah sebaik-baik prajurit berkuda di muka bumi." (Shahih Muslim)
Hadits-hadits ini mengindikasikan bahwa kaum muslim akan berperang melawan orang-orang Nasrani Romawi. Romawi menurut lidah Arab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang-orang Nasrani Eropa dan koloni-koloni mereka di Syam sebelum ditaklukkannya Syam lewat tangan para Shahabat. Akan ada jeda dalam peperangan ini karena sebuah gencatan senjata atau pernjanjian.
Selama masa itu, orang-orang Islam dan Romawi akan bertempur melawan musuh bersama. Kenyataan bahwa mereka melawan musuh bersama tidak mengharuskan adanya bentuk kerjasama militer di antara kedua belah pihak, sebagaimana sejumlah pensyarah hadits berkata, "Atau (artinya) kamu berperang melawan musuhmu sendiri secara terpisah sementara mereka melawan musuh (yang sama) sendiri secara terpisah." (Hasyiyah as-Sindi ‘ala Sunan Ibnu Majah)
Penafsiran ini lebih dekat maknanya dengan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda, "Aku tidak meminta bantuan seorang musyrik." (Shahih Muslim). Dalam ungkapan lain, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Kami tidak meminta bantuan seorang musyrik." (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban). Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, "Kami tidak meminta bantuan musyrikin untuk melawan musyrikin (yang lain)" (Hasan; Riwayat Imam Ahmad, Al-Hakim, dan lainnya) ²
Orang-orang Romawi mengkhianati perjanjian dengan mengangkat salib dan membunuh seorang muslim. Peristiwa ini berbuntut pada perang yang kembali berkobar antara umat Islam dan bangsa Romawi. Bangsa Romawi menuntut sebagian orang yang diperbudak dari mereka atau orang-orang mereka yang sebelumnya menjadi tawanan dan kemudian masuk Islam agar mereka (tentara Romawi, pent.) bisa melawan mereka (orang Romawi yang telah masuk Islam, pent.). Perbudakan ini bisa saja terjadi sebelum gencatan senjata atau setelah penkhianatan, wallahu a’lam. Peristiwa ini seluruhnya mengarah ke pertempuran terakhir, terbesar dan paling berdarah –Al-Malhamah Al-Kubra– antara umat Islam dan bangsa Romawi sebelum munculnya ad-Dajjal dan turunnya Al-Masih. Perang ini mengakhiri era kejayaan Nasrani Romawi setelah kaum muslim mengambil alih Konstantinopel lalu Roma, menaklukkan kedua kota tersebut dan mengibarkan bendera Khilafah di atas keduanya.
0 notes
Text
Cerpen Part 1
05 Juli 2008
Terik. Tidak seperti masa orientasi siswa sekolah pada umumnya, kali ini barisan masing-masing kelas dibagi berdasarkan gender. Beberapa senior, memakai jaket gelap kebanggaan mereka lengkap dengan papan penunjuk nama kelas yang sudah dihias dengan wajah perempuan laki-laki muslim, bergegas ke barisan masing-masing kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Rena tidak begitu menghiraukan mereka, yang ia inginkan hanya keluar dari terik itu. Satu per satu barisan dipersilahkan berjalan menuju masjid sekolah yang berada persis disebelah gedung sekolah.
Bangunan hijau muda tanpa jendela menjadikan tempat itu terasa surga. Semua kelompok dipersilahkan untuk duduk melingkar. Laki-laki dilantai bawah dan perempuan dilantai atas. Seorang kakak menyapa kami dengan ramah dan menyejukkan, Kak Dita namanya. Hari itu diisi dengan sesi perkenalan dan curhat kegiatan pengenalan sekolah tersebut. Seorang senior mengintrupsi sehingga perhatian siswa kelas sepuluh sepenuhnya teralihkan kepada dirinya. Ia memulai dengan games yang menguji team work masing-masing kelompok. Ada yang sangat berambisi untuk menang, ada yang setengah hati bergabung dan Rena salah satunya.
Kegiatan melingkar dimesjid tersebut berlangsung hingga hari terakhir masa orientasi siswa. Dihari itu Kak Dita menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bernama “mentoring wajib” yang artinya diharuskan untuk seluruh siswa kelas sepuluh seminggu sekali dan masuk nilai agama islam. Rena hanya melipat wajahnya, ia tidak suka dengan konsep pemaksaan seperti itu.
3 Agustus 2008
“Assalamu’alaykum. Teman-teman jangan lupa nanti kita ada mentoring di masjid Al-Huda ba’da sholat ashar bersama kak dita” HP Rena bergetar dan ia memutar otak untuk mencari alasan lain untuk tidak hadir di mentoring.
11 Agustus 2008
Bel istirahat pertama berbunyi, Mia ketua kelompok mentoring kelas tersebut menghampiri Rena. “Ren, kenapa kamu tidak pernah ikut mentoring?”. Rena hanya menjawab sekenanya. Teman-temannya keluar dengan membawa tas kecil berwarna-warni mengisyaratkan ingin sholat dhuha bersama
12 Agustus 2008
Rena setengah berlari menuruni tangga sekolah. Hampir saja ia menabrak sesosok wanita anggun, Kak Dita. Kali ini ia tidak bisa kabur, karena sudah berhadapan dengan orang yang paling tidak ingin ia temui. “Assalamu’alaykum dek” Kak Dita menjabat tangan dan mencium pipi Rena bergantian. Ia dengan ramah menanyakan kabar dan tidak lupa mengajak Rena untuk hadir mentoring. Rena tertangkap basah, hari ini ia tidak bisa kabur lagi.
Rena terdiam, menatap satu persatu wajah orang-orang yang berada di lingkaran tersebut. Semua khusyuk mendengarkan lantunan ayat alquran. Tetiba hatinya sendu. Materi disampaikan dengan lugas dan menarik. Banyak yang saling bertanya akan pengaplikasian materi tersebut didunia nyata. Forumnya hidup, Rena mulai menyukainya.
05 Oktober 2008
Full team. Kelompok mentoring mereka jarang sekali kehilangan anggotanya. Bukan hanya materi keislaman, Kak Dita wanita yang update masalah permasalahan negara dan darinya pula mereka update tentang serba-serbi kegiatan sekolah. Dibalik sikap lembut dan pemalunya, ia adalah mantan ketua paskibra saat menjabat di OSIS.
0 notes
Text
Banjaran (biografi) Prabu Salyo
Lakon Banjaran Karno dan lakon lain tentang tokoh Ngestino dan Pendowo pasti menyangkut nama Prabu Salyo. Siapakah sejatinya Prabu Salyo? Bagaimana perannya dalam perang besar trah Baroto alias Baroto yudo joyo binangun? Inilah lakon Banjaran Prabu Salyo dalam versi Jowo yang agak berbeda dengan versi India. Sila simak lakon Banjaran Prabu Salyo yang sarat makna ini.
Di masa muda namanya adalah Narasoma. Dia anak raja Mondoroko yaitu Prabu Mondropati. Dia memiliki adik perempuan bernama Madrim yang bakal menjadi istri kedua Pandu Dewonoto raja Ngestino dan memiliki anak kembar Nakulo dan Sadewo. Narasoma adalah seorang pangeran yang ganteng, cerdas, cekatan dan baik hati. Tidak heran kalau banyak wanita memimpikan dia sebagai suami. Meskipun banyak sekali peluang namun Narasoma belum tertarik dengan seorang wanitapun. Dia lebih tertarik untuk mencari ilmu dan berkelana. Kalau hidup di jaman modern dia pasti sudah jadi turis ke mana mana.
Suatu hari ketika tengah berkelana Narasoma tiba di sebuah padang rumput yag sangat indah. Narasoma istirahat sambil menimati keindahan pemandangan alam yang seperti taman. Di tengah semilir angin tiba tiba terlihat sesosok raksasa mendatangi Narasoma. Meskipun bertubuh tinggi besar dan bermuka sangar raksasa yang berpakaian jubah pendeta itu berlaku sangat santun. Dia menanyakan apakah benar dia berhadapan dengan Pangeran Narasoma. Setelah diiyakan dia memperkenalkan diri sebagai Begawan Bagaspati, seorang pendeta yang bertapa di Pertapaan Argo Belah (Gunung belah). Dia memiliki seorang putri cantik bernama Pujowati. Beberapa malam sebelumnya sang putri bermimpi bertemu dengan seorang pangeran bernama Narasoma yang sangat ganteng, pintar dan baik hati. Dalam mimpinya pangeran Narasoma mengajaknya menikah lalu mereka menjadi pasangan suami istri yang hidup bahagia. Begawan Bagaspati meyakini mimpi putrinya adalah benar dan itu adalah petunjuk dewata. Karena itu dia meminta kesediaan Narasoma untuk diajak pulang ke Argo Belah untuk dinikahkan dengan putrinya.
Narasoma terkejut lalu menjawab dengan tidak sopan bahwa anak raksasa pastilah tidak cantik jadi dia tidak bersedia menikahi anak Begawan Bagaspati. Sang Begawan sekali lagi mengatakan bahwa dia menyampaikan dengan baik baik dan mengharapkan tanggapan yang baik juga. Narasoma masih mengulangi jawaban sombongnya. Lantas Begawan Bagaspati mengatakan bahwa kalau terpaksa dia akan melakukan dengan jalan kekerasan.
Narasoma marah dan tetap tidak bersedia. Dia malah semakin melecehkan sang Begawan. Maka pecahlah pertarungan fisik antara keduanya. Narasoma lebih muda dan berilmu tinggi. Namun ternyata ilmu Narasoma tidak ada artinya buat sang Begawan. Dalam beberapa jurus saja Narasoma sudah tak berdaya. Dia lalu dibawa pulang ke Argo Belah dengan dimasukkan ke dalam _‘kancing gelung’_
Pertapaan Argo Belah ada di sebuah tempat yang sangat bersih dan indah meskipun tidak mewah. Setiba di sana Narasoma terkejut ketika diperkenalkan dengan Pujowati, putri Begawan Bagaspati. Pujowati ternyata sangat cantik jelita dan sexy. Narasoma seketika jatuh cinta dan bersedia menikahi Pujowati. Tidak lama kemudian pernikahan dilangsungkan di Argo Belah dengan disaksikan para murid sang Begawan Bagaspati.
Masa bulan madu mereka sangat indah. Mereka merasa sangat cocok dan saling mencintai. Tapi sebenarnya masih ada satu hal yang mengganjal di hati Narasoma, yaitu ayah mertuanya yang raksasa. Dia tidak berkenan dengan kenyataan itu. Narasoma mencari akal bagaimana caranya mengatasi hal itu. Kemudian suatu hari dia mengatakan kepada istrinya bahwa malam sebelumnya dia bermimpi memiliki bunga mawar yang cantik sekali tapi sayangnya bunga cantik itu dililit ular. Dia minta istrinya mengatakan mimpinya kepada ayahnya dan meminta tafsirnya.
Begawan Bagaspati paham maksud Narasoma dengan cerita mimpinya. Dia paham bahwa Narasoma mencinta putrinya tapi tidak mertuanya. Sang Begawan lalu memanggil Narasoma dan menyampaikan bahwa dia ikhlas pergi asal anaknya hidup bahagia. Namun sebelum mati dia memberikan dulu ilmunya yang sangat sakti yaitu yang disebut ‘Aji Condo Birowo’. Ajian ini kalau dirapal maka akan datang seorang raksasa yang siap melawan musuh Narasoma. Jika raksasa ini diserang dengan pedang misalnya, maka setiap tetesan darahnya akan dengan cepat tumbuh menjadi raksasa lain yang siap menyerang musuhnya. Dengan ilmu ini Begawan Bagaspati tidak pernah dikalahkan. Narasoma menyanggupi mendapat ilmu ini dan membahagiakan istrinya. Selain itu Bagaspati juga mengatakan bahwa tindakan Narasoma ini adalah dosa besar. Karena itu hukuman dewa akan jatuh kepadanya. Kelak ketika pecah perang besar Baroto yudo dia akan mati di tangan seorang satria yang berdarah putih. Saat itulah roh sang Begawan akan menjemputnya. Kemudian sang Begawan bersamadi lalu meminta kepada dewa agar hidupnya diakhiri. Tidak lama kemudian sang begawan meninggal.
Setelah Begawan Bagaspati meninggal Narasoma mengajak istrinya pulang ke Mondoroko. Beberapa lama kemudian ayahnya juga meninggal. Maka Narasoma lantas menggantikan ayahnya menjadi raja dengan gelar Prabu Salyopati. Istrinya Pujowati menjadi permaisuri dan diganti namanya menjadi Setyowati yang artinya wanita yang setia. Perkawinan mereka dianugerahi lima anak, tiga perempuan cantik dan dua anak laki laki. Anak pertama perempuan bernama Erawati. Dia akan menjadi istri Bolodewo, kakak Kresno yang menjadi raja di Manduro. Anak kedua adalah Surtikanti yang akan dijodohkan dengan Suyudono tapi kemudian pacaran dengan Karno. Anak ketiga adalah Banowati yang kemudian menikah dengan Suyudono alias Duryudono raja Ngestino. Anak keempat laki laki bernama Burisrowo yang fisiknya seperti raksasa. Anak kelima Rukmoroto.
Prabu Salyo sebenarnya lebih menyayangi Pendowo limo daripada Kurowo satus meskipun kedua pihak adalah saudaranya. Sebenarnya dia akan berpihak pada Pendowo dalam perang Baroto yudo tapi karena bujuk rayu Suyudono dan Sengkuni dia terpaksa memihak kepada Kurowo. Ketika pecah perang besar di Tegal Kurusetro itu Prabu Salyo ditunjuk menjadi senopati (panglima) pada hari pertama. Kesaktiannya tidak tertandingi sehingga di hari pertama Pendowo menderita kekalahan besar. Banyak prajurit mati. Kerugian terbesar adalah kematian tiga putra Prabu Matswopati dari Wiroto yang dulu melindungi Pendowo. Utoro adalah pahlawan pertama yang tewas dalam Baroto Yudo. Disusul Seto dan Wratsongko. Jadi dalam sehari tiga pahlawan Pendowo gugur. Itulah sebabnya orang Jowo sering memberi nama Utoro kepada anak laki laki pertamanya dengan harapan dia akan menjadi pahlawan pertama dalam keluarganya.
Setelah itu Prabu Salyo disimpan dulu oleh pihak Kurowo. Panglima hari kedua dan seterusnya diserahkan kepada orang lain dulu. Kemudian di hari ke delapan dia bertindak sebagai kusir Karno, menantunya sendiri. Meskipun demikian hatinya ada di pihak Arjuno. Karena itu ketika Karno membidik dengan panahnya dia mencambuk kudanya agar lari mendadak sehingga bidikan Karno meleset dan hanya mengenai mahkota Arjuno. Mestinya pertarungan itu dimenangi Karno kalau Salyo tidak mengganggu Karno.
Salyo Gugur
Di hari ketujuhbelas barulah Salyo ditunjuk sebagai senopati lagi. Dengan kesaktiannya dan kelihaiannya sebagai panglima perang maka pihak Pendowo menderita kerugian besar dan nyaris kalah. Tidak seorangpun satria mampu menang melawan Salyo. Kresno sang jendral Pendowo segera mencari akal dan mencari keterangan intelejen. Nakula dan Sadewa lalu diajukan menghadapinya. Akhirnya didapat informasi berharga bahwa Aji Condo Birowo hanya bisa dikalahkan oleh seorang satria yang berhati bersih, yaitu Judistiro yang selama hidup tidak pernah berbohong dan tidak pernah berkelahi.
Judistiro maju perang melawan Salyo tidak berbekal ilmu apapun karena dia memang tidak punya ilmu. Ketika sudah berhadapan dia hanya diam saja. Prabu Salyo lantas merapal imu andalannya yaitu Aji Condo Birowo. Seketika muncullah seorang raksasa yang sangar mendekati Judistiro dan mengancamnya. Tapi Judistiro tetap tenang dan diam saja. Dia hanya menatap tapi tidak memukul dan tidak menyerang. Ternyata Aji Condo Birowo tidak berdaya melawan Judistiro. Akhirnya si raksasa hilang musnah seperti asap. Di saat itulah Judistiro lalu melemparkan pusakanya yaitu jamus kalimosodo ke arah Salyo. Di saat irulah roh Begawan Bagaspati datang menjemput menantunya yang durhaka. Prabu Salyo pun gugur.
Hari sudah malam ketika Setyowati dikabari kematian suaminya. Dia lantas menyusul ke Tegal Kurusetra dengan hanya membawa obor. Satu per satu mayat prajurit dia tengok sampai akhirnya dia temukan jenazah suaminya. Setyowati lalu melakukan belapati, bunuh diri untuk menunjukkan kesetiaannya kepada suami. Adegan inilah yang paling mengharukan dalam pertunjukan wayang kulit. Saya pernah nonton Ki Timbul Hadiprayitno memainkan adegan ini. Dalam suasana pagi yang hening, Ki Timbul menembangkan _suluk_ (lagu) yang berirama pelan, diiringi _rebab_ (biola Jawa) dan _gender_ (perkusi) bersuara lirih. Dengan kombinasi alat musik tersebut yang dimainkan dengan nada pelan dan rendah dan suluk yang seakan merintih Ki timbul berhasil membangun suasana melankolis dan menyentuh hati sehingga para penonton terharu dan meneteskan air mata.
_Surem surem diwangkoro kingkin_ (Matahari bersinar suram seolah bersedih)
_Lir manguswa kang layon_ (Seolah mencium sang mayat)
-Ooong-
Tamat
0 notes
Text
Mbok Patmi
Kematian selalu datang dengan berbagai wajah. Tapi ia hanya tersenyum untuk para pemberani.
Saya tidak mengenal Mbok Patmi. Saya yakin kalian pun sama!
Ketika tiba di kantor YLBHI, larut malam 20 Maret kemarin, yang saya lakukan adalah langsung menuju lantai tiga. Bergabung dengan diskusi yang sedang berlangsung. Sesekali menyapa beberapa orang yang saya kenal, menghisap rokok dan selebihnya menyimak.Lantai dasar gedung penuh dan cenderung sesak.
Selain mereka yang sedang protes, ada para relawan dan mereka yang datang menunjukkan solidaritas. Salah satu ruang pertemuan di lantai bawah diubah menjadi kamar, masih segar di ingatan bagaimana nada semangat Merah Mas Johansyah bicara soal kejahatan finansial Bank Mandiri. Juga suara-suara lain yang menawarkan diri berbagi peran.
Mereka kelelahan, tapi semangat jelas masih ada. Ini kombinasi yang sulit. Apalagi jika kondisi fisikmu telah digerus beberapa hari sebelumnya. Mata mereka buktinya.
Di salah satu sudut, Bapak Sobirin, Direktur Yayasan Desantara, bahkan tampak seperti mayat hidup. Tubuhnya bersandar di dinding dengan kelopak mata yang menggantung setengah. Ia tampak seperti tahanan di Guantanamo yang baru saja keluar dari ruang introgasi. Di sampingnya, duduk Mbak Dhyta Caturani. Sepasang kakinya masih terpasung.
Saya bisa menerka bahwa Mbak Dhyta kurang tidur. Tapi ia masih tersenyum, sesekali ikut menanggapi diskusi dan bertahan hingga pembicaraan benar-benar selesai. Sebelah kiri saya, Bang Ali Nursahid juga duduk dengan berselonjor. Wajahnya mengingatkan saya dengan potret para pekerja romusha di masa kolonialisme Jepang. Juga ada Bang Eggy Yunaedi, Bang Azka Fahriza, Mbak Ndaru, Bang Ical.
Hampir setahun lalu. Tepatnya, sebelas bulan lampau. Ini jenis reuni paling konyol yang sebenarnya cenderung saya hindari. Bertemu lagi karena kondisi masyarakat di mana masing-masing komunitas saling bersolidaritas dan masih tak kunjung membaik.
Usai diskusi, saya segera bergeser ke lantai bawah. Bersama tiga orang kawan lagi, ada hal yang harus kami obrolkan. Saat diskusi, Pak Joko Prianto, tiba-tiba muncul. Ia baru bangun. Tersenyum salah tingkah persis seperti anak SD yang kedapatan lelap di dalam kelas. Mengaku hanya bersandar dan menutup mata sejenak di tengah jadwal jaga peserta aksi pasung semen, ia tiba-tiba lelap untuk beberapa saat sebelum akhirnya terjaga.
Kami lalu bersalaman. Jabat tangannya erat. Masih seperti biasanya. Penuh keyakinan. Bang Ali Nursahid mencandainya. Lelucon terasa begitu penting di periode melelahkan seperti ini. Masa di mana dua puluh jam terasa kurang, dan dini hari terasa lebih panjang dan perih di sudut mata.
Di momen seperti ini, tidur lelap adalah kemewahan.
Saya tidak mengenal Mbok Patmi. Begitu juga kalian, tapi di ingatan saya mengenai perjuangan Kendeng menolak berdirinya pabrik semen selama ini didominasi wajah-wajah perempuan. Wajah-wajah penuh semangat, penuh cinta, penuh harapan, penuh senyum. Wajah-wajah yang dapat digunakan oleh kita meneropong masa depan.
Mbok Patmi pasti adalah salah satu di antaranya. April 2015, perempuan-perempuan ini datang ke depan Istana Presiden. Mengusung lesung dan membunyikan tanda bahaya ke Presiden dengan cara yang mereka kuasai. Bahwa ekstraksi karst bukan hanya menghancurkan sawah sebagai lumbung pangan. Tapi juga mengancam cadangan air yang tidak hanya mengairi lahan pertanian, juga menjadi sumber air minum bagi warga di desa-desa sekitar. Akses terhadap air bersih gratis yang diwariskan turun temurun sejak masa leluhur mereka beratus tahun lampau.
Membunyikan lesung adalah upaya menjangkau telinga presiden yang di tahun sebelumnya baru terpilih. Ia yang terpilih dengan tumpukan janji-janji. Aksi ini berlangsung setelah sebulan sebelumnya, menyerbu UGM. Para petani mengkritik para ilmuwan di kampus Gadjah Mada yang menggadaikan diri dengan fatwa ilmiah palsu untuk membela pabrik semen.
Setahun kemudian, di bulan yang sama. Sembilan perempuan datang dengan harapan yang makin menebal bahwa rencana pembangunan pabrik semen harus dihentikan. Mereka tiba dengan perumpamaan. Menyemen kaki sebagai tanda bahasa bagaimana tubuh akan tersiksa jika pegunungan Kendeng tetap dihancurkan. Bahwa tidak ada tuntutan lain dari para petani dan sedulur Kendeng selain berhentinya rencana penambangan karst untuk operasi semen.
Aksi Dipasung Semen kali pertama dicibir luas warga kota.
Terutama mereka yang sejak awal tidak mengikuti bagaimana perjuangan ini dirintis, bertahan secara swadaya dan berhasil meluaskan solidaritasnya.
Orang-orang yang bicara soal ancaman amputasi kaki sembilan perempuan yang memasung diri di depan istana, tapi matanya tak mampu melihat amputasi total kehidupan generasi di kehidupan mendatang.
Sinisme yang lahir akibat ketidakmampuan membaca bagaimana hidup bergerak, dipertaruhkan dan dipertahankan dengan gagah berani. Mereka menuduh bahwa perempuan-perempuan pemberani yang memasung kaki sedang dimanfaatkan segelintir orang.
Tuduhan yang datang karena ketidakpahaman apa itu kemerdekaan dan bagaimana berjuang mempertahankannya.Mulut-mulut itu berlomba merendahkan perjuangan memasung kaki di depan istana tanpa sadar bahwa yang mereka hina adalah akal sehat mereka sendiri. Sangat miris.
Cibiran terhadap Dipasung Semen kali pertama menyadarkan saya satu hal. Hampir mustahil menjelaskan soal-soal perjuangan mempertahankan tanah kepada mereka yang memiliki ukuran otak tak sempurna.Yang besarnya jauh lebih kecil dari punya simpanse. Alias bikin capek doang!
Aksi ini selesai di hari ketiga ketika Teten Masduki dan Pratikno dua pejabat setara menteri, datang dan berjanji atas nama presiden. Bahwa pesan mereka sampai dengan selamat meski lambat.
Penguasa memutuskan akan menerima perwakilan para petani di istana di waktu yang akan diatur kemudian. Pertemuan itu benar terlaksana, meski agak molor. Di akhir tahun lalu.
Ketika keputusan Mahkamah Agung (MA) memenangkan gugatan, mereka berjalan lebih dari seratus kilometer. Berarak dengan senyum dan penuh semangat menjemput kemenangan. MA mengabulkan gugatan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan warga pegunungan Kendeng di Rembang, Jawa Tengah.
“Gugatan dicatat atas nama Joko Prianto dan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI). PK ini mempersoalkan tentang Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Tengah terkait izin lingkungan kepada PT Semen Gresik (Persero) yang kini berganti nama menjadi PT Semen Indonesia. Izin lingkungan bernomor 668/1/17 tahun 2012. Ditandatangani Gubernur Jawa Tengah saat itu, Bibit Waluyo, pada 7 Juni 2012. MA memutuskan putusan judex facti, dan membatalkan obyek sengketa (izin lingkungan dan pertambangan PT Semen Indonesia) yang berlokasi di Rembang”.
Menang di jalur hukum, justru tak membuat penguasa bergeming. Ganjar Pranowo dengan licik mengakali hukum dan mengeluarkan ijin lingkungan baru. Artinya, sang Gubernur tetap bersikeras bahwa pabrik semen harus beroperasi. Apapun harganya dan bagaimanapun caranya. Entah kata apa lagi yang halus selain Bangsat untuk Ganjar Pranowo.
Itulah alasan mengapa para petani kembali ke Jakarta.
Kembali memasung kaki di depan istana dan meminta presiden mengambil sikap tegas. Menghormati hukum, menghormati tuntutan para sedulur Kendeng, menyelamatkan lingkungan dan memastikan anak cucu tidak akan mati berkalang semen.
Aksi kali ini tidak lagi hanya sembilan orang dan hanya perempuan. Hingga Senin, 20 Maret 2017, sudah ada 50 orang, laki-laki dan perempuan dari berbagai rentang umur, menyemen kaki sebagai bentuk protes. Sore itu, mereka mendapatkan jawaban dari Kantor Staf Presiden. Teten Masduki mengundang perwakilan peserta aksi untuk bertemu. Tapi hasil pertemuan mengecewakan bagi para petani.
Negara sekali lagi, meludahi perjuangan warganya, mempertahankan hidup. Tapi para sedulur Kendeng enggan mundur. Strategi baru diluncurkan. Aksi tetap berlanjut dengan sembilan orang perwakilan. Sisanya, akan kembali pulang ke desa dan terus berjuang.
Mbok Patmi salah satunya. Pasung semen di kakinya kemudian dibongkar. Meski ia tetap bersikeras untuk tidak pulang dan melanjutkan aksi di depan istana.
Perempuan yang hampir berumur setengah abad ini tak mau menyerah. Ia tak mau tunduk pada tipu muslihat korporasi dan negara. Hingga saat jarum jam baru bergeser kurang dari dua ratus menit di hari Selasa ketika kabar itu tiba.
Mbok Patmi menghembuskan nafas sebagai martir perjuangan. Serangan jantung merenggutnya. Karena negara tak kunjung memalingkan wajah.
Ada selaksa cara untuk mati. Begitu juga hidup. Dan mereka yang berjuang sepenuh hati ketika hidup, akan dijemput kematian dengan takzim dan penuh hormat. Saya yakin, kematian tersenyum hormat ketika menjemput sang Kartini.
Jakarta, 27 Maret 2017
0 notes
Text
Syariat Islam di Tanah Banjar
Radio hari ini memutar lagu Sultan Suriansyah yang diciptakan dan dinyanyikan oleh musisi Kalimantan Selatan ternama, almarhum abah Anang Ardiansyah. Lagu ini bercerita tentang pertikaian ahli waris tahta Kerajaan Daha, Amuntai. Maharaja Sukarama berwasiat bahwa cucunya Pangeran Samudera, kelak menjadi Sultan Suriansyah, adalah orang yang akan mewarisi tahta. Namun penunjukkan ini menimbulkan kecemburuan terutama bagi anak laki-laki Maharaja Sukarama, seperti Pangeran Tumenggung, Pangeran Bagalung dan Pangeran Mangkubumi. Dalam kondisi yang terancam, Pangeran Samudera diungsikan ke Balandean, Kuin, Banjarmasin, dibantu oleh pengawal Arya Taranggana, Khatib Dayan dan Patih Masih.
(Silsilah Pewaris Kerajaan Nagara Daha, Amuntai)
Dalam pembuangannya di kampung Kuin, Pangeran Samudera beserta pengikut setianya menghimpun pasukan. Pasukan terkumpul dan Pangeran Samudera menyerang Kerajaan Daha yang saat itu dipimpin oleh Pangeran Tumenggung, pamannya sendiri. Serangan gagal dan yang terjadi berikutnya adalah serangan balasan oleh Pangeran Tumenggung ke Bandarmasih, sekarang Banjarmasin. Sebuah mitos yang berkembang pada serangan balasan ini adalah munculnya nama Kampung Carucuk. Kata Carucuk berasal dari Daun Cerucuk, oleh Khatib Dayan yang menjadi semacam panglima perang, daun cerucuk ini diberikan mantra yang kemudian ditempelkan ke rumah-rumah di sana sehingga mampu menangkal serangan pasukan Pangeran Tumenggung secara gaib.
Dalam kondisi yang terjepit, Patih Masih mengusulkan agar Pangeran Samudera meminta pertolongan ke Kesultanan Demak. Singkat cerita kesepakatan tercapai dengan syarat jika Pangeran Samudera menang, Banjar harus menjadi kerajaan Islam. Bantuan Kesultanan Demak yang konon mencapai 1000 buah kapal yang tiap kapalnya mampu menampung 40 prajurit berhasil memenangkan Pangeran Samudera atas pamannya, Pangeran Tumenggung.
Kasultanan Banjar resmi berdiri pada 1526 M, ditandai dengan berislamnya Pangeran Samudera serta didirikannya Masjid Sultan Suriansyah (nama islam dari pangeran Samudera). Menyemat gelar Sultan artinya sebagai raja bawahan bagi Khalifah atas suatu wilayah tertentu. Kesultanan Banjar sampai tahun 1554 masih di bawah Kesultanan Demak, ditandai dengan pembayaran upeti secara rutin. Pada 1554 Kesultanan Demak pecah dan berganti menjadi Kesultanan Pajang, sejak saat ini Kesultanan Banjar berhenti membayar upeti. Masa selanjutnya, pada abad ke-17 adalah masa kejayaan Kesultanan Banjar di mana kekuasannya terbentang mulai Tanjung Aru, saat ini Paser, Kalimantan Timur, sampai dengan Tanjung Sampar, saat ini Ketapang, Kalimantan Barat.
Sebagai Kesultanan, Banjarmasin menerapkan syariat Islam sebagai hukum utama. Pemimpin agama tertinggi diberikan gelar mufti. Mufti Kesultanan Banjar paling terkenal tentu saja adalah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang hidup pada 1710-1812 M. Beliau dikirim oleh Sultan Tahlilullah belajar ke Mekkah dan dibiayai segala sesuatunya di sana. Saat pulang, Sultan Tahlilullah telah wafat dan digantikan cucunya Sultan Tahmidullah II. Oleh Sultan Tahmidullah, keilmuan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari difasilitasi dengan membuat tempat pengajian bernama Dalam Pagar, Martapura. Di tempat itulah segala aktivias kemuftian beliau dilaksanakan. Keahliannya dalam bidang fiqih dituliskan dalam banyak kitab, salah satunya kitab Sabilal Muhtadin. Kitab fiqih yang konon dipakai sampai Brunei, Malaysia dan Patayya, Thailand Selatan. Nama yang sama juga dipakai untuk nama Masjid terbesar di Banjarmasin saat ini.
Kesultanan Banjar runtuh dan terputus pada tahun 1860 akibat perang berkepanjangan dengan VOC. Runtuhnya Kesultanan Banjar diiringi pula lenyapnya syariat Islam sebagai hukum utama di tanah Banjar.
Pada 17 Mei 1949, Brigadir Jendral Hasan Basri, putra Banjar yang lahir di Kandangan, menyatakan bahwa Kalimantan adalah bagian tak terpisahkan dari NKRI. Kejadian ini ditandai sebagai Proklamasi Kalimantan yang dilakukan sebagai upaya menolak perjanjian Linggarjati yang menyatakan hanya Jawa yang merupakan bagian NKRI. Masuknya Banjarmasin ke dalam NKRI menandakan bahwa tanah Banjar berada di bawah payung hukum dan konstitusi NKRI, bukan lagi hukum Islam.
Salah satu pejuang yang bahu membahu bersama Hasan Basri meng-NKRI-kan Kalimantan adalah Angli alias Ibnu Hajar. Ibnu Hajar adalah anggota TNI dengan pangkat terakhir Letnan Dua. Entah dipengaruhi oleh apa, Ibnu Hajar memberontak, menghimpun pasukan dengan nama Pasukan Rakyat yang Tertindas dan membai’at diri kepada Negara Islam Indonesia (NII) pimpinan Kartosoewirjo. Oleh Kartosoewirjo, Ibnu Hajar diangkat menjadi panglima Tentara Islam Indonesia (TII). Upaya Ibnu Hajar mendirikan NII kandas, karena dianggap sebagai pemberontak ia diburu dan dikejar TNI sampai akhirnya pada Maret 1965 ia dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Militer.
Upaya-upaya penegakkan syariat Islam kembali menggeliat di Kalimantan Selatan terutama pada pertengahan tahun 1990-an. Sebuah organisasi masyarakat (Ormas) yang bernama Garu Sikat berdiri. Tak terdokumentasi dengan jelas siapa pemimpin ormas ini, kisah yang ada hanya bersumber dari mulut ke mulut. Mereka beroperasi dengan merazia pasar untuk menemukan kelompok pemuda yang mabuk-mabukan di Martapura, membakar prostitusi yang ada di Kotabaru dan memiliki basis massa di hampir seluruh Kalimantan Selatan. Dalam setiap aksinya, mereka rata-rata membawa massa sebanyak 2 buah truk dan bersenjatakan parang dan tombak lantas membubarkan kemaksiatan. Cara-cara seperti ini ditempuh karena mereka beranggapan bahwa polisi tidak becus menggarap kejahatan-kejahatan moral di Kalimantan Selatan. Oleh sebagian orang, mereka dikenang sebagai FPI-nya Kalimantan Selatan. Namun, ormas ini mati setelah cara-cara yang dilakukannya untuk menegakkan syariat Islam ditentang oleh Al Mukarrom Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, ulama paling berpengaruh se-KalSel pada masanya.
Era tahun 2000-an upaya menegakkan syariat Islam di Kalimantan Selatan ditandai dengan besarnya massa dan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di provinsi ini. Salah satu yang mendukung klaim ini adalah ketika HTI mengadakan pawai akbar 1436 H pada 14 Mei 2015, di mana menurut situs resmi Hizbut Tharir aksi itu diikuti oleh 15.000 umat Islam KalSel yang mendukung diterapkannya Syariat Islam dan Kekhalifahan di Indonesia. Terlepas dari kontroversi organisasi HTI yang banyak dikatakan sebagai pengkhianat ideologi Pancasila, tapi kenyataan bahwa mereka memiliki basis massa yang besar di Kalimantan Selatan, mungkin mangafirmasi kedekatan dan kerinduan syariat Islam yang telah diterapkan sejak zaman Kesultanan Banjar.
0 notes
Text
100 CERITA MUKIDI TERBARU 2017
SI JANDA PENJAGA WARUNG BUDEG
GAMBAR TANTANGAN MERANGKAI KALIMAT LUCU GROUO FACE...
5 GAMBAR STATUS TANTANGAN TERBARU 2017
5 GAMBAR CELETUKAN JAWA LUCU SEPUTAR ASMARA 2017
5 GAMBAR KATA MOTIVASI PERSAHABATAN 2017
Humor Sosial PAMER EMAS Bikin Mules Ketawa
KOPLAKNEWS 5 GAMBAR KATA LUCU JOMBLO 2017
LUCU GOMBALAN MAUT IPUT & ISMA 2017
5 GAMBAR TANTANGAN LUCU 2017
KISAH LUCU MODERATOR DEBAT PILGUB KAMPUNG SEBELAH ...
5 GAMBAR STATUS TANTANGAN TERBARU 2017
KISAH LUCU GOMBALAN IPUT & ISMA OTW BALI 2017 (ROM...
5 GAMBAR CERPEN LUCU 2017 NGAKAK BINGIT
LUCU AHOK DAN BUNI YANI PELAYAN MINIMARKET
GAMBAR KATA BIJAK LUCU BAHASA JAWA 2017
CERPEN LUCU IPUT & CEMPLON 2017 PENTING YAKIN
KISAH MASDAR & BU GURU IPA 2017
Humor Pendidikan SALAH LAGU Marai Guyu
CERPEN IPUT PINGIN SUGIH 2017
CERITANE IPUT DUWE ANAK LANANG LUCKY BUDAL SEKOLAH...
CERITO LUCU MASDAR NEMBAK CIPRIT MLESET 2017
GOMBALAN MASDAR & CIPRIT ROMANTIS 2017
SURAT CINTA CEMPLON KEPADA YULIA ROMANTIS 2017
CERITA LUCU BU YETTY NGAJAR NGAJI LUCKY 2017
Humor Sosial LOMBA MELAYU ANTAR SUKU
CERPEN LUCU DI AJAK KOPDAR MBULET AE
CERPEN IPUT,LUCKY,CEMPLON DAN MOTOR 2017
CERPEN LUCU MALAM MINGGU KELABU CEMPLON & YULIA
Humor Pendidikan TELAT MENEK PAGER
CERPEN HADI NGELAMAR CEWEK.
CERPEN LUCU MODUS BAHASA JAWA 2017
CERITA LUCU CINTA MONYET ANAK SMP
CERPEN LUCU IPUT DADI DOKTER 2017
CERPEN MBAH YETTY DAN LUCKY KIRIM SURAT 2017
LUCU DEBAT PASLON CAGUB PUTARAN KEDUA 2017
CERITA LUCU IPUT BINGUNG DALAN
SYI'IR TANPO GENDAAN (JOMBLO )
Cerita Lucu NGIBULI BAPAK Yes
TERNYATA INI DIA GROUP HUMOR PALING RAME
GAMBAR KATA KATA LUCU TERBARU 2017
CERPEN LUCU PAIJO KEBULET UTANG
CERITA LUCU LUCKY KARO MAS DAR
CERITA LUCU PAIDI NGOJEK
LANJUT LAGI KETAWANYA KISAH LUCU ARTIS GAGAL
CERITA LUCU IPUT GAK MAU DUDUK
GAMBAR LUCU BOJONE DEWE VS BOJONE WONG
Cerita Lucu MUKIDI DAN MUKIMIN Bakulan Tawet
CERPEN LUCU SIMBAH KARO TOLE
Cerita Lucu SI MBAH MENANG TARUHAN
KATA KATA KOPDAR CARA BERSOSIAL TERBAIK DI ERA DIG...
CERPEN LUCU IPUT MUTUNG DADI SUAMI
Suatu hari seorang atlet binaraga bernama Mukidi belanja ke sebuah warung. Kebetulan si penjag-a warung itu adalah seorang janda muda betubuh sexy, tapi menderita gangguan pendengaran dan sering telat mikir. Mukidi : Ada telor, Mbak ? Janda : Apa Kang ? Kurang jelas… Mukidi : Telor, Mbak… Janda : gimana, Kang ? Tak mau bertele-tele, Mukidi pun langsung melipat lengan bajunya dan memperagakan otot tangannya yang menonjol bulat mirip telor… Janda : Ooowh…. Telor….. Ada, Kang. Silakan. Mau beli apa lagi, Kang ? Mukidi : Beli tahu deh sekalian… Janda : Apa Kang…? Gak kedengeran. Mukidi : Tahuuuu…, Mbak ! Janda : Gimana Kang ? Mukidi lalu melepaskan kancing baju dan memperlihatkan otot perutnya yang membentuk six packs alias kotak-kotak mirip tahu Bandung. Si Janda pun paham : Ooo… tahu… Ada. Sebentar ya Kang ? * sambil membungkus beberapa tahu * Lalu mau beli apa lagi, Kang ? Mukidi: Saya ingin terong juga, Mbak. Kayaknya enak oseng2 tahu dicampur terong… Janda : Apa Kang ? Mukidi : Terroooong…! Janda : Apaan, Kang. Kurang jelas…! Dengan kesal Mukidi langsung membuka celana dan mempertontonkan isinya. Si Janda pun tersenyum sambil bergumam : Ooowh… Cabe rawit… Bilang dong yang jelas… Mukidi : jangkrikkkkkkkkk …. * nendang kursi MUKIDI DAN MADUSARI Karena sering pergi ke Madusari, Mukidi terkena penyakit kelamin. Pergilah dia ke Dokter Bekti, dokter spesialis penyakit kulit kelamin. Setelah diperiksa, dokternya bilang… ”Ini penyakit berbahaya… Kelamin bapak musti di amputasi supaya tdk menjalar kemana-mana…” Mukidi pun langsung lemas dan nyaris putus asa. Dia minta waktu utk berpikir… Saat pulang, Mukidi melewati praktek Sinshe Liem, sinshe tradisional… Mukidi masuk kesana, dan setelah melihat penyakitnya, sinshe berkata : Sinshe : “Waa… Ini emang penyakit belbahaya dan langka… Lu udah pigi ke doktel…?” Mukidi : “Iya, koh… Kata dokter musti di amputasi…” Sinshe : “Haiyaa… Dasal doktel mata duitan. Sikit-sikit opelasi… Sikit-sikit amputasi… Maunya duit aja… Ini tidak pellu di opelasi apalagi amputasi laaaahhh…!!” Mendengar itu, Mukidi pun lega dan sangat gembira : “Jadi kelamin saya gak perlu diamputasi…??” Sinshe : “Minum lamuan ini aja, tidak pellu diamputasi… Tunggu tiga hali aja…” Mukidi : “Sembuh ya, koh…?? Sinshe : “Nanti copot sendili…” Gubraaakk…! ARWAH MUKIDI Suatu malam arwah mukidi datang kerumah menemui istrinya Markonah: Mukidi : TOK TOK TOK… Istri : siapa diluar? Mukidi : nih suami mu. Istri : kok balik lagi kan udah mati. Mukidi. : aku mau bicara. Istri : ga ah takut kan udah mati. Mukidi : serius ini penting. Istri : kalo udah mati, mati aja jangan ganggu aku lagi. Mukidi : aku mau bicara biarpun cuma 1 menit . Istri : (sambil buka pintu) mau bilang apa sih ? Mukidi : CIYE CIYE CIYE JANDA NI’YEE… ISTRI : DASAR SETAN GILA!!,,,,, PANGGILANKU MUKIDI MUKIDI yang asli madura, sedang berlibur ke Jakarta.. Dia ingin keliling Jakarta dg naik metromini.. Diam-diam ia mengamati sgala yg terjadi di dlm metromini. Termasuk tingkah laku kernet & penumpang bus tsb.. Tak lama kemudian si kernet bilang… “Dirman.. Dirman.. Dirman..” (tanda bahwa bus telah sampai di jl sudirman)… Lalu seorang penumpang laki-laki teriak.. “kiri..!” Dan turunlah penumpang tersebut.. Selang berapa lama kernet teriak … “Kartini.. Kartini.. Kartini..” Seorang cewek muda nyeletuk.. “kiri..!” lalu cwek tsb pun turun.. Béberapa lama kernet itu teriak lagi.. “Wahidin.. Wahidin.. Wahidin..” Adalagi cowok yg bilang.. “kiri..!” Tak selang lama si kernet teriak lagi…. GATOT SUBROTOOO….!! GATOT SUBROTOOOO…! seorang pemuda ganteng berkumis tebal menjawab…. …..KIRII….!! maka turunlah si kumis itu…. Hihihihi.. Maka…. Tinggallah seorang diri MUKIDI ∂ί dalam bus .. Dgn hati ngedumel, lama lama jengkel juga dia.. Lalu dicoleklah si kernet, dg nada marah MUKIDI bilang.. “Korang ajjar sampiyan ya… Daari tadi rang-orang sampiyan panggil.. Lhaaa …..nama saya ndak sampiyan nggil panggil..!! Kalo begini caranya.. Kaaapan saya toron..?!!!” Untung si kernet tanggap. Kernet bertanya.. “siapa nama bapak..?” “Namaku MUKIDI”, jawabnya. Si kernet langsung teriak .. “MUKIDI. MUKIDI.. MUKIDI.. !!!” MUKIDI pun lega dan berkata.. “Naaaah.. Beggiitu..!! Kirri…!” Maka turunlah MUKIDI ∂ί jalan tol…… Bagi yg menemukan MUKIDI harap menghubungi keluarganya di Sumenep…. ENTEK MEDE SAKTOPLES Mukidi sing lagek pindah omah dolan nang Mbah Karyo tanggane. “Mbah.. pripun kabare..?” Mukidi Mulai Ngobrol “Kula Mukidi, tonggo sebelah..” “Oh.., iyo, ayo lungguh kene le..”, Jare mbah Karyo. Pas ngobrol, neng mejo ono mente sak toples.. “Mbah, kula ngincipi mentene nggih.?”, Mukidi ngomong “Iyo, iyooo, jupuken ae..”, Jare mbah Karyo. Sangking enake ngobrol, ora kroso Mukidi wis ngentekne mente sak toples. “Wah Mbah, mente ne telas pangapunten nggih….” Mukidi kroso salah “Ora popo le.. Aku yo ora iso mangan kok, untuku wis ompong ora tedas nggo mamah. Syukur nek isoh entek. Wis suwe lehku nglumpuk’ke iku…”, Jare mbah Karyo. “Oo…. damel dhewe to Mbah?” “Ora kok, kuwi kI coklat silverqueen tak emut nganti entek coklate, garek mentene thok tak klumpukne..dadi sak toples iku , nek mbok entekne yo alhamdulillah….” “Peh…peh…huek..huek..” Mukidi mlayu moleh MUKIDI JAMAN CILIK Ini cerita pas Mukidi trima rapot… Mukidi(M) : “Pak, mengko pas preian nyong detukokna pit ya..” Bapake Mukidi (BM) : “Oke, tapi rapot , sekolahmu kudu ana angka 9-e. Telu bae, ora usah kabeh”. Bar tampa rapot … M : “Pak, rapote inyong ana angka 9-ne telu. Pit-e endi, Pak..?!” BM : “Naaaahhh kaya kuwe sing jenenge anake Inyong. Pinter sekolahe. Kae pit-e wis tek tukokna, neng pedangan. Rapote endi..??” M : “Tek delah neng ndhuwur tivi, Pak…” ujare M karo ngglindhing numpak pit anyar. Isi Raporte : Matematika = 3. IPA = 4. Penjas = 4. IPS = 4. Bhs Indonesia = 3. Sakit = 9. Ijin = 9. Alpa = 9 BM : “@@@### Mukidiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii….!!!! ” meme diteror mukidi meme diteror mukidi NGISI CERAMAH Mukidi diminta isi ceramah, Isi ceramahnya: Saudara-saudara…Ternyata Mati dan Tidur itu hanya beda tipis…. Mati itu artinya roh pergi dan tak kembali, sedang tidur itu roh pergi tapi kembali lagi. Lalu sekarang apa beda nya istri mati dengan istri tidur? Sama2 beda tipis juga. Coba perhatikan dengan seksama. Bila istri mati pasti akan dibangunkan oleh Malaikat, lalu ditanya: “MAN ROB BUKA” Kalau istri tidur, akan dibangunkan oleh suami, lalu dibisiki: “MA… ROK BUKA “ bener pora iki…? Walah dasar Mukidi… NGINTIP Sebuah Hotel yang paling ketat dan disiplin peraturan. Ada cowok muda masuk sebuah hotel bersama seorang wanita paruh baya yang cantik. Resepsionis hotel yang bernuansa agamis bertanya dengan sedikit menyelidik : “Maaf mas, di hotel ini tidak boleh menginap dengan perempuan yang bukan muhrimnya” kata mbak resepsionis. “Ini ibu saya mbak..!?” kata anak muda tersebut. Akhirnya sang resepsionis memberikan kunci kamar kepada anak muda tersebut. Namun demikian sang resepsionis menyuruh Mukidi (office boy) menyelidiki, apakah benar wanita paruh baya itu memang ibu anak muda tersebut. 15 menit kemudian Mukidi itu memberi laporan.. “Benar bos, wanita paruh baya itu memang ibu anak muda tersebut..?!” seru Mukidi “Darimana kamu tahu..?” tanya resepsionis “Saat mengintip ke kamar, saya melihat ibu itu sedang menyusui anaknya..” kata Mukidi dengan wajah polos… Huuuaaaaaawwwaaaa MELAMAR KERJA Tes wawancara lamaran kerjaan di Toko Surti : Om .. Saya lihat didepan tokonya, Om masang tulisan dibutuhkan tenaga admin.. Saya mau ngelamar kalo boleh..? Koh Ayong: Kalo lu olang ada pengalaman admin, sini owe liak.. Kalo ngga ada pengalaman, pigi sana.. Surti : saya pengalaman jadi admin sudah tiga tahun lebih Om.. Koh Ayong : Ow ciamik.. Belapa olang yang lu pegang? Surti : Saya pegang dua Om.. Satunya seratus orang, satunya lagi lima puluhan orang. Koh Ayong : lu kelja wagus? Surti : kata orang sih adminnya sip gitu Om Koh Ayong : oww ciamik ciamik.. Lu gaji belapa ndhik situ? Surti : malu Om Koh Ayong : Lu olang musti kelja ikut owe.. Buk kuatil, ndhik sini owe bayal gaji UML.. Lu tanda tangan ndhik sini, ntik tak tunjukno meja lu kelja… Surti : hooh.. Gitu ya.. Kamsia Om. Koh Ayong : Eh ngomong ngomong lu pengalaman jadi admin ndhik mana ae? Surti : admin nya group WA 3 group , Line 2 group sama BBM Om.. Koh Ayong: Amsiong mukidi1 MUKIDI KORBAN MARIO TEGUH Mario Teguh berkata dalam sebuah seminarnya: “Tahun-tahun terbaik dalam hidupku… ..kuhabiskan bersama seorang wanita, yang bukanlah istriku.” dgn tarikan nafas mendalam…. Semua hadirin terkejut.. dan terpaku…dan merasa tdk percaya….. Kemudian Mario Teguh menambahkan… “Ia adalah ibuku.” dgn wajah senyum bangga… Tawa hadirin segera pecah dalam gemuruh tepuk tangan… Mukidi yang baru ikut dalam seminar tersebut.. Kemudian mencoba hal ini di rumah untuk bercanda dengan istrinya. Menjelang makan malam… Mukidi berkata kepada istrinya yang sedang memasak di dapur: “Sayang… tau nggak.. Aku habiskan tahun-tahun terbaik dalam hidupku… ..bersama seorang wanita yang bukan istriku…” katanya sambil menunduk… Mukidi berhenti sejenak… ..sambil memejamkan matanya… ..ia berusaha mengingat-ingat kalimat terakhir Mario Teguh. Ketika akhirnya bisa membuka mata… Mukidi mendapati dirinya berbaring di UGD sebuah rumah sakit.. Dan baru mendapatkan perawatan intensif akibat dihajar ULEKAN oleh istrinya… Super sekali….. benjolnya MUKIDI DAN ISTRINYA Ternyata Markonah, istri Mukidi, masih perawan. Dia pergi ke dokter kandungan utk periksa. Waktu dokter mau periksa bagian dalam, terjadi percakapan: Markonah: “Hati-hati periksanya ya Dok, saya masih perawan lho…” Dokter: “Lho… katanya ibu sudah kawin-cerai 3x, mana bisa masih perawan…?? ” Markonah: “Gini lho Dok, eks suami saya yang pertama ternyata impoten……!!” Dokter: “Oh begitu… tapi suami ibu yang kedua tidak impoten kan….?” Markonah: “Betul Dok, cuma dia Gay, jadi saya tidak pernah di-apa2in sama dia…” Dokter: “Lalu suami ibu yang ketiga si Mukidi tidak impoten dan bukan gay kan….?” Markonah: “Betul Dok, tapi ternyata dia itu orang partai…” Dokter: “Lalu apa hubungannya dengan keperawanan ibu…??” Markonah: “Dia? cuma janji-janji saja Dok, tidak pernah ada realisasinya….. Jadi cuma dicontreng aja, gak dicoblos……!!! MUKIDI TIPU POLISI Di suatu jalan yg ramai di pinggir kota Semarang? Karena takut terlambat, Mukidi, karyawan pabrik roti, melaju dgn motornya tanpa hiraukan rambu2 lalin. Polantas: “Stopppp!” Mukidi: “Kok disetop kenapa Pak?” Polisi: ” Anda melanggar rambu2 lalulintas! Tolong keluarkan SIM, STNK dan KTP nya!” Mukidi keluarkan jurus berkelit : “Maaf pak saya tidak punya, saya masih anak sekolah Pak…” Polisi: “Kalau begitu motor saya tahan, dan Saudara saya tilang, siapkan uang Rp. 500.000,- untuk disetor ke BRI” Mukidi coba berkelit lagi: “Tolong pak, kan saya anak sekolah, jadi nggak banyak punya uang, kita damai saja ya pak?…” Polisi: “Memangnya kamu punya uang berapa buat damai….?” Mukidi : “Saya lihat Bapak tadi merokok, bgmana saya belikan saja rokok di warung seberang jalan itu…” Polisi: ” Ya sudah… beliin Marlboro ya, tapi motornya tetap disini.” Mukidi langsung nyebrang jalan menuju warung, “Bang… saya disuruh ngambil rokok dulu sama pak polisi itu (sambil menunjuk Pak Polisi di seberang jalan). Marlboro 4 bungkus!” Tk.Warung: “Polisi yang mana…? Awas, Jangan coba2 menipu saya!!.” Mukidi: “Yang itu! kemudian dia berteriak: “Pak, pak.. rokok yang ini ‘kan?” Sambil tunjukkan rokok Marlboro. Polisi: “Yaaa siiippp…!” Mukidi: “Tuh ‘kan… Nanti dia yang akan bayar…!” Sambil nyeberang jalan bawa 4 bungkus rokok! Rokok yg 2 dia kantongi, yg 2 diserahkan: “Nih Pak, dua bungkus!.” Polisi: “Hmm… , baiklah, Lain kali hati-hati ya!” Mukidi : “Trims Pak…!”, terus tancap gas wuzz! Dua jam kemudian… Tk.Warung mendatangi pos polisi: “Pak, suruhan bapak tadi kan ngambil rokok Marlboro 4 bungkus, katanya bapak yang bayar.” Polisi: “Haaahh!! Bedes sialan! Polisi pun berani juga dia tipu…!!!” Mukidi ikut lomba nyanyi kemerdekaan Mukidi : “enam belas agustus tahun empat lima…”. Juri : “salah itu…, ulangi !”. Mukidi: “enam belas agustus tahun empat lima…”. Juri : “salah…, kesempatan terakhir!” Mukidi: “saya ndak salah pak, sampean dengar saya nyanyi dulu”. Akhirnya juri serius mendengarkan Mukidi bernyanyi. Mukidi: “enam belas agustus tahun empat lima…, BESOKNYA hari Kemerdekaan kita…” kepalan tangan mukidi SEKALI MUKIDI TETAP MUKIDI Jaya adalah tetangga Mukidi, tapi mereka tak pernah rukun. Mukidi merasa Jaya adalah saingannya. Jika Jaya beli sepeda baru, Mukidi tidak mau kalah. Mukidi ya beli sepeda baru juga. Ketika menjelang Lebaran, rumah Jaya dicat merah. Besoknya, Mukidi mengecat dengan warna merah juga. Karena kini 17 Agustusan, Jaya memasang spanduk di depan rumah bertulisan “INDONESIA TETAP JAYA”. Hati Mukidi panas dan memasang spanduk juga dangan tulisan “INDONESIA TETAP MUKIDI” Kalo begitu, baiklah SEKALI MUKIDI TETAP MUKIDI !!!! hehehehe WARUNGNYA DITUTUP Mukidi menemui Wakijan: “Celaka Jan. Markonah hampir membunuhku.” “Kenapa? Kamu diracun?” “Bukan. Dia masak kolak biji salak”biji salak “Istriku juga suka bikin biji salak.” Wakijan heran, “Apa masalahnya?” “Iya tapi istrku pakai biji salak beneran!” Markonah berbelanja untuk bikin kue lebaran. “Mbak ada tepung terigu?” “Gak ada bu.” Markonah keluar. 5 menit balik lagi. “Gula pasir ada mbak?” “Gak ada bu.” Markonah keluar lagi, tidak lama kemudian kembali lagi. “Kalau telur gak ada juga?” “Iya bu, gak ada.” “Koq aneh sih, tepung gak ada, gulapasir gak ada, telur gak ada?” “Ibu salah masuk bu. Ini apotik….” MUKIDI DENGAN DOKTERNYA Dokter : “Jaga kolesterol ya Pak, hindari mkn daging berlemak & jeroan, terutama Kambing !!!” Mukidi : “Wah kambiing itu kesukaan saya. Jadi saya mesti makan apa dok ?” Dokter : “Pokoknya segala macam yang berenang di air tawar aman untuk dimakan.” Seminggu kemudian dokter mampir di rumah Mukidi Dokter : “Bapak ada?” Pembantu : “Ada dok, Bapak sejak pagi berenang… tuh di kolam renang” Dokter : “Wah, rajin olah raga ya ?” Pembantu : “Bukan dok, Bapak lagi ngajarin kambing berenang… biar aman dimakan, kata Bapak…” Dokter : “Oooo… Wedhuuus..!! GANTI KARTU Ada suami istri membuat kode berhubungan intim dengan kode “Isi Pulsa” Suatu malam suami mendekati istrinya, “ma,isi pulsa yuk.” Karena capek baru pulang kantor, istri menjawab. “maaf Pa, Mama lagi lowbet ” Malam berikutnya si suami mencoba kembali “Ma, isi pulsa yuk” Karena si istri gak ada hasrat, dia menjawab “maaf pa, signalnya lemah nih” Malam berikutnya suami tidak bosan mencoba dan terus mencoba. “ma, isi pulsa yuk” Lagi-lagi istri menolak karena berhalangan datang bulan “maaf pa, ada gangguan jaringan” Seminggu setelah haid, istri yang begitu ngebet ngajak suaminya “Pa isi pulsa yuk” Dengan santai suami menjawab. “maaf ma, papa udah ganti kartu” Mukidi Profil Anak Indonesia Masa Depan Hari pertama waktu Mukidi ditest baru masuk SD kelas 1 dia sudah protes sama Ibu Guru : “Bu…. Saya seharusnya duduk di kelas 3.” Bu Gurunya heran, “Kenapa kamu yakin begitu?” Mukidi menjawab dengan mantap: ”Soalnya saya lebih pintar dari kakak saya yang sekarang kelas 3.” Akhirnya Bu Guru membawa Mukidi ke ruang Kepala Sekolah. Setelah diceritakan oleh Bu Guru, Pak KepSek lansung mencoba menguji Mukidi dengan berbagai materi pelajaran murid kelas 3 SD. Kepsek : “Berapa 16 dikali 26?” Mukidi : “416.” Kepsek : “Perang Diponegoro berlangsung tahun berapa?” Mukidi : “1825-1830.” Kepsek : “Siapa penemu lampu bohlam?” Mukidi : “Thomas Alfa Edison ” Kepsek : “Hewan yang memakan daging dan tumbuhan termasuk golongan apa?” Mukidi : “Omnivora.” Setelah beberapa pertanyaan, Pak Kepsek bilang ke Ibu Guru: “Kelihatannya Mukidi memang cerdas, saya rasa bisa masuk di kelas 3.” Tapi Ibu Guru masih belum yakin: “Coba saya tes lagi Pak”, kata Bu Guru. Ibu Guru : “Benda apakah yg huruf pertamanya K huruf terakhirnya L, yg bila dipakai menjadi tegang, dan setelah dipakai lemas?” (mendengar pertanyaan seperti itu Pak KepSek melongo kaget) Mukidi : KETAPEL (jawab Mukidi mantab) Ibu Guru : “OK, sekarang apakah yg huruf pertamanya M huruf terakhir K, di tengah benda itu ada kacangnya?” (Pak KepSek makin melongo sambil melap keringat di jidatnya) Mukidi : MARTABAK! (Klo Surabaya “Terang Bulan”) (jawab Mukidi lugas) Ibu Guru : “OK, berikutnya. Kegiatan apakah yang biasa dilakukan anak remaja di kamar mandi dengan gerakan yang berulang ulang? Huruf pertamanya M huruf terakhir I.” (Pak KepSek makin salah tingkah denger pertanyaan Bu Guru) Mukidi : MENGGOSOK GIGI Ibu Guru : “Kegiatan apakah yg biasa dilakukan pria dan wanita yang lagi pacaran di malam hari, huruf pertamanya N huruf terakhir T.” (Pak kepSek nyaris pingsan denger pertanyaan terakhir) Mukidi : NONTON MIDNIGHT Sebelum Bu Guru melanjutkan pertanyaan berikutnya, pak kepsek memotong,,,, “Ibu Guru, Mukidi masukin ke Universitas aja. Saya yang lulusan S-2 aja salah terus nebaknya” Berfikir Positif dan jadilah spt Mukidi………. SIASAT MUKIDI Gara2 isterinya ngidam kepiting, Mukidi rela berangkat ke pasar pagi2 untuk membelikannya. Tanpa diduga, di angkot Mukidi ketemu mantan pacar saat di SMA, akhirnya dia lupa tujuan semula dan jalan2 ama sang mantan. Waktu sudah sore⛅ ketika dia ingat musti beli kepiting cepet2 dia ke pasar trus beli 5 kg kepiting….! Sampai rumah agak malam, di halaman rumah kepiting2 itu dilepas ikatannya trus disebar ke tanah. Dengan tongkat, digiring kepiting2 itu sambil ber-teriak2, “Ayo cepetan jalan! sebentar lagi sudah nyampe rumah …..” Isteri yang dengar teriakan itu langsung keluar rumah Lihat ulah Mukidi, dia malah tertawa ter-bahak2, “Weleh …., weleeh …. maaas, maaaass? …… bawa kepiting kok digiring kayak giring bebek aja, pantesan jam segini baru nyampe rumah..” Mukidi.. (dlm hati) : “Amaaan !!! ” LANTAS SIAPA SEBENARNYA MUKIDI..? INILAH DIA MUKIDI mukidi penulis Mukidi jadi terkenal. Mukidi dibicarakan di mana-mana. Hampir semua grup seperti Whatsapp, BBM, atau yang lainnya membicarakan Mukidi. Banyak yang bertanya, siapa sosok Mukidi sebenarnya? Apakah Mukidi yang sebenarnya itu adalah sang penulis sendiri? Dan inilah sosok di balik Cerita Mukidi. Ia bernama Soetantyo Moechlas, warga Banyumas, Jawa Tengah. Humor-humor soal Mukidi awalnya digunakan pria yang akrab disapa Yoyok itu sebagai materi penyegaran dalam presentasi. “Saya itu product manager, jadi saya sering presentasi pakai humor itu supaya tidak tegang,” kata Yoyok. Ditanya mengapa menggunakan nama Mukidi, Yoyok mengaku nama Mukidi sangat mudah diingat. “Ini tak ubahnya nama Kabayan, Wakijan, Samijan dan sebagainya. Nama-nama yang menyimbolkan rakyat kecil dan mudah diingat,” ujarnya. Yoyok memastikan jika sosok Mukidi bukanlah penggambaran dirinya, juga bukan tokoh di dunia nyata yang menyiratkan satu orang. Mukidi adalah Mukidi, tokoh fiksi rekaannya. Kadang Mukidi digambarkan sang penulis sebagai orang Jakarta, kadang orang Jawa, kadang orang Madura. Mukidi juga kadang diceritakan berasal dari Cilacap. Memiliki tipikal orang yang biasa saja, tidak terlalu alim, mudah akrab dengan siapa saja. Mukidi memiliki istri bernama Markonah dengan dua anak, yaitu Mukirin dan Mukiran yang masih duduk di bangku SD. Sahabatnya adalah Wakijan.
0 notes
Text
Petruk dadi ratu
Tokoh punokawan adalah cerita _‘carangan’_ , maksudnya karya penulis atau dalang Indonesia sendiri, bukan karya penulis India. Tidak jelas siapa penulis atau penuturnya pertama kali. Maka kita hanya bisa membuat perkiraan. Di kitab kidung dari masa Jawa Hindu tokoh ini belum muncul. Jadi diperkirakan mereka lahir ketika Islam sudah masuk ke Jawa. Mungkin di jaman Demak, ketika Mas Karebet mengepalai proyek penulisan cerita wayang barulah cerita ini muncul. Perkiraan lain mengatakan wali songo adalah penggagas lakon lakon _carangan_ untuk menyampaikan ajaran Islam. Sampai sekarang banyak versi lisan tentang punokawan, termasuk Petruk. Siapa bapaknya misalnya ada berbagai versi. Bagaimana kisah si Petruk? Mari kita simak.
Konon Petruk adalah anak seorang gendruwo dari negri antah berantah. Sedangkan versi lain mengatakan Petruk adalah anak seorang pendeta sakti. Sejak kecil dia diberi nama Pecruk. Dia juga dilatih ilmu kesaktian sehingga tumbuh menjadi seorang pemuda yang cukup tangguh. Ketika sudah beranjak dewasa Petruk ingin menambah pengalamannya dengan merantau. Ayahnya mengijinkan maka Petruk lalu berkelana ke berbagai wilayah.
Suatu hari Petruk berjumpa dengan seorang pemuda bernama Sukodadi (versi lain Sukonandi), seorang alumni pertapaan juga. Perjumpaan mereka dimulai dari saling pandang dengan ekspresi tidak sedap lalu bertukar omongan tidak enak lalu memanas sehingga akhirnya terjadi bentrokan fisik. Pertarungan seru berlangsung sampai beberapa hari (konon kata ki dalang) dan tidak ada kalah menang. Sampai suatu hari Sang Hyang Ismaya alias Semar lewat di sana. Semar dengan sigap bertindak. Dia melerai dan menyabarkan kedua pemuda yang masih panas hati. Akhirnya berkat kesabaran dan kelembutan Semar mereka berdua berdamai. Mereka sepakat mengakhiri permusuhan dan bahkan sepakat bersaudara. Mereka lalu diangkat anak oleh Semar. Pecruk disebut Petruk dan Sukodadi dinamai Gareng. Mereka lalu ikut tinggal di padepokan Karang Tumaritis, tempat tinggal Semar. Saatitu Semar sudah menjadi punokawan para Pendowo. Tugasnya menjadi pembantu, penasehat dan penghibur para satria Pendowo Limo. Kebetulan Petruk dan Gareng memiliki sifat humoris. Jadi mereka ikut menghibur para Pendowo dengan lawakannya, dan juga dengan nyanyian dan tarian.
Dalam pagelaran wayang kulit klasik mereka muncul setelah lewat tengah malam dalam satu babak yang dinamai _goro goro_. Babak ini didahului babak pertama berupa sidang pleno kabinet membahas suatu masalah lalu dilanjutkan babak konflik awal dua pihak. Di babak _goro goro_ inilah mereka melawak, menembang untuk menghibur para satria yang sedang pusing memikirkan masalah negara. Tidak jarang di babak ini Semar menyampaikan nasehatnya yang bisa menjadi petunjuk penting memecahkan masalah para satria.
Ada sebuah lakon terkenal tentang Petruk yaitu lakon _‘Petruk dadi ratu’_ (Petruk jadi raja). Dalam bahasa Jawa _ratu_ artinya raja tapi bisa diterapkan untuk laki laki juga, beda dengan bahasa Indonesia yang hanya untuk perempuan.
Cerita ini diawali dengan keributan di kraton Ngamarta di suatu malam. Para prajurit penjaga lengah sehingga tidak menyadari ada maling masuk ke istana. Tapi ketika si maling mau lari dia ketahuan lalu dikejar oleh sekelompok prajurit. Rupanya mereka terkecoh karena si maling manyamar menjadi Gatotkoco sehingga lolos masuk ke istana. Barulah setelah dia mencuri pusaka andalan yaitu Kalimosodo, dia ketahuan perwira jaga dan diburu. Tapi si perwira dengan mudah dikalahkan dan Gatotkoco palsu lari. Ini menimbulkan kecurigaan prajurit jaga lalu mereka mengejarnya.
Di alun alun para prajurit dengan mudah dikalahkan oleh si maling yang ternyata prajurit perempuan bernama Mustoko Weni dari negri Iman imantaka. Ketika semua prajurit pengejar sudah KO dan Mustoko Weni akan kabur muncullah Gatotkoco asli. Mendengar keributan dia segra datang dan menyadari ada maling Gatotkoco segera menghalanginya. Terjadilah bentrokan hebat. Dalam beberapa jurus Gatotkoco berhasil merebut pusaka Kalimosodo. Melihat Petruk menonton perkelahian di dekatnya Gatotkoco melemparkan pusaka tersebut kepadanya sambil menyuruh Petruk mengembalikan pusaka ke kraton.
Petruk dengan sigap membawa lari pusaka tersebut ke arah kraton yang tidak jauh dari alun alun. Tapi sayang mendadak di depan Petruk muncullah Adipati Karno dari Ngestino (Hastinapura). Dia meminta pusaka itu tapi Petruk dengan tegas menolaknya. Karno marah lalu dengan tanpa belas kasihan membunuh Petruk dengan keris pusakanya. Petruk tewas mengenaskan dan pusaka direbut oleh Karno. Tapi ternyata kebetulan ayah kandung Petruk yang berupa gendruwo melihat kejadian itu. Dia tidak mau melihat anaknya gagal. Maka dia lantas beralih rupa menjadi Prabu Suyudono, raja Ngestino. Di bawah gelapnya pohon beringin dia mencegat Karno dan meminta pusaka itu dan menyuruh Karno segera pulang ke Ngestino. Karno tidak menyadari kalau itu Suyudono palsu dengan senang hati menyerahkannya. Gendruwo ayah Petruk lalu memakai kesaktiannya menyembuhkan anaknya. Petruk seketika sembuh. Gedruwo lalu memerintahkan Petruk bersembunyi dulu sementara waktu sampai keadaan tenang.
Petruk mematuhi perintah ayahnya. Dia membawa pusaka Kalimosodo bersembunyi di sebuah desa. Ternyata berkat keampuhan pusaka Kalimosodo itu Petruk menjadi sakti mandraguna. Kabar tentang kesaktiannya tersebar luas ke mana mana sehingga banyak orang menjadi tunduk patuh padanya. Ketokohan Petruk dengan cepat berkembang dan akhirnya dia mengangkat dirinya sendiri menjadi raja dengan gelar Prabu kantong bolong Tong tong sot bel geduwel beh.
Tidak lama kemudian Prabu Kantong bolong menyerang negeri tetangganya. Satu per satu negeri lain jatuh karena tidak ada yang mampu menandingi kesaktian sang Prabu Kantong Bolong. Bahkan negri Ngestino juga sudah ditaklukkan. Rajanya Suyudono alias Duryudono sudah menyerahkan negrinya kepada Kantong Bolong. Akibatnya ternyata gawat sekali. Kondisi Ngestino memburuk dengan cepat karena Kantong bolong tidak mampu bekarja baik. Dia hanya berfoya foya menghamburkan kekayaan negara sehingga rakyat sangat menderita.
Prabu Yudistiro raja Ngamarto segera mengumpulkan saudaranya Pendowo Limo dan penasehatnya Kresno untuk membahas perkembangan situasi keamanan negara pasca jatuhnya Ngestino. Sang Prabu memerintahkan tentara Ngamarto segera disiagakan untuk mengantisipasi serangan Kantong bolong. Tapi Kresno punya usulan unik. Dia mengusulkan kepada raja Yudistiro agar meminta Semar menemui Kantong bolong untuk meredam ambisi Kantongbolong. Awalnya kerabat Pendowo tidak setuju tapi karena mereka segan kepada Kresno akhirnya menyetujui. Semar pun diperintahkan pergi ke Ngestino untuk menemui Kantong bolong.
Esok harinya Semar berangkat ke Ngestino disertai Bagong dan Gareng tapi Petruk tidak ikut. Agaknya kemarin Kresno sudah curiga karena dalam sidang pleno Petruk tidak hadir. Semar tidak membawa pasukan pengawal tapi serombongan pemain gamelan lengkap dengan gamelannya. Setelah sampai di Ngestino Semar meminta ijin menemui Prabu Kantong bolong untuk menghiburnya. Awalnya prajurit penjaga tidak memberi ijin karena melihat penampilan Semar yang hanya seperti rakyat kebanyakan. Lalu Semar minta disampaikan saja bahwa dia ingin bertemu raja untuk menghiburnya dengan lagu lagu kesukaan raja. Setelah disampaikan Kantong bolong bersedia keluar.
Semua petinggi dan pasukan terkejut ketika melihat mereka bertemu. Kantong bolong yang biasanya galak dengan musuh musuhnya dan biasanya dengan mudah mengalahkan musuh musuhnya kali ini berubah menjadi ramah. Semar, Gareng dan Bagong meminta ijin untuk memainkan gamelan dan bernyanyi. Mereka lalu diajak masuk ke istana dan dijamu. Semar, Gareng dan Bagong lalu bernyanyi dan menari lagu lagu kesukaan Petruk yang biasa mereka mainkan di Karang Tumaritis. Prabu Kantong bolong asik bernyanyi dan berjoged (termasuk lagu _‘pamer bojo’_) sehingga dia lupa dengan peran barunya. Seketika Prabu Kantongbolong berubah kembali lagi menjadi Petruk.
Semar lalu menasehati Petruk agar kembali ke Karang Tumaritis menjadi punakawan Pendowo lagi. Petruk menyadari kesalahannya. Dia meminta maaf kepada semuanya lalu ikut Semar pulang ke Karang Tumaritis. Keadaan pun berangsur pulih.
Ada beberapa tafsiran atas cerita ini. Salah satunya mengatakan cerita itu adalah sindiran kepada penguasa penjajah di masa lalu. Diperkirakan cerita ini lahir di Yogyakarta di abad 19. Gambaran Petruk yang tinggi besar berhidung panjang, berambut panjang dengan kucir memang mirip ciri orang Belanda.
Memang karya sastra penuh metafora. Ada yang tersurat dan ada yang tersirat. Semua orang berhak memiliki tafsirannya sendiri namun sejatinya tidak mudah membuat tafsiran yang akurat. Diperlukan banyak pengetahuan atas sastra, sejarah, situasi sosial politik dsb. Jadi sila melakukan _‘reading between the lines’_. Bagaimana dengan kondisi negara antah berantah lur? Sila ceritakan.
0 notes