#Jenazah Digendong
Explore tagged Tumblr posts
Quote
Kisah Pilu Orang Tua di Tangerang Gotong Sendiri Jenazah Anaknya
http://www.dagelan.org/2019/08/kisah-pilu-orang-tua-di-tangerang-gotong-sendiri-jenazah-anaknya.html
0 notes
Text
Ibu dan Anak Korban Erupsi Semeru Ditemukan Tewas Berpelukan
KONTENISLAM.COM - Jenazah seorang ibu dan anak korban erupsi Gunung Semeru, Lumajang, ditemukan dalam posisi berpelukan. Saat ditemukan, jenazah diduga warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang itu, tertimbun abu vulkanik. Jenazah ibu dan anak pertama kali ditemukan oleh relawan Garda Pemuda (GP) Baret Nasdem Jember yang ikut dalam proses evakuasi bersama TRC BPBD Jember. Lokasi korban berada di dalam rumah yang atapnya sudah hancur dan pondasi tertimbun abu vulkanik. "Saat tadi proses evakuasi, kita menemukan jenazah ibu peluk anak. Sekitar pukul 06.30 pagi," kata Ketua Tim SRU 1 Relawan Baret Nasdem Jember Raditya dikonfirmasi melalui ponselnya, Minggu (5/12/2021). Belum diketahui terkait identitas kedua korban. Diduga korban saat itu bermaksud untuk menyelamatkan diri dari guguran awan panas Semeru. Saat ditemukan, korban berada di bawah tumpukan pasir debu abu vulkanik setebal kurang lebih 2 meter. Relawan awalnya menemukan korban hanya bagian telapak tangannya yang berada di permukaan pasir. Raditya menceritakan, timnya datang ke lokasi atas atas permintaan seorang kakek yang panik minta pertolongan menyelamatkan anak dan cucunya. "Karena panik tidak sempat menanyakan namanya si kakek. Kita langsung berangkat ke lokasi pukul 6 pagi tadi. Saat itu kita temukan korban, ibu peluk anak, yang merupakan cucu dan anak dari si kakek," katanya. "Saat itu si kakek (teriak) histeris. Iki putuku mas, iki putuku (ini cucuku mas, ini cucuku). Anaknya yang seorang ibu kisaran umur 25 - 30 tahun, anaknya masih balita dalam posisi digendong. Tidak bisa dikenali dan kulitnya banyak terkelupas. Hanya diketahui dari pakaian sobek dan warnanya. Posisi awal di bawah tumpukan pasir," sambung Raditya. Proses evakuasi dilakukan dengan hati-hati dan baru bisa dievakuasi sekitar pukul 7.30 WIB. Dengan menggali tumpukan pasir menggunakan sekop dan alat seadanya. "Lokasi tepatnya di ujung perkampungan, Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo," ucapnya. Sebelumnya, Gunung Semeru mengalami erupsi Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB. Gunung yang berada di Lumajang dan Malang ini mengeluarkan awan panas guguran (APG). Gunung Semeru di Lumajang, erupsi pada Sabtu (4/12) pukul 15.00 WIB. Warga sekitar Gunung Semeru berlarian panik berusaha menghindari gumpalan awan. Permukiman terdampak gelap gulita karena listrik mati. [detik]
from Konten Islam https://ift.tt/31zEf3p via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/12/ibu-dan-anak-korban-erupsi-semeru.html
1 note
·
View note
Photo
Hai kau Pengecut...!! Dari persembunyianmu, kau buka berita-berita online. Carilah berita soal petugas PPSU Jakarta. Lalu... Lihatlah wajah Cantika, bayi 3 bulan, ia kini yatim Lihatlah wajah anak Melati, ia kini yatim Lihatlah wajah istrinya, ia kini janda Mereka adalah istri dan anak dari petugas kebersihan yang kau hajar dengan motormu tadi pagi. Dia terkapar, tak lagi bernyawa. Dan kau ngacir... lari!! Menghinakan Ibumu, orang tuamu. Seakan ibumu, ayahmu tidak pernah mendidikmu soal tanggung jawab. Kau tinggalkan ia terkapar di jalanan, kau pikir yang kau tabrak itu gelondongan kayu!?? Ketahuilah, dia manusia, namanya Taka. Umurnya 43 tahun. Dia adalah ayah, dia suami. Dia pekerja keras. Dia berjuang untuk keluarganya. Tiap pagi, jam 3 dini hari dia berangkat dari rumah. Dia membersihkan jalanan disaat mayoritas masih terlelap. Sejak pagi air mata istri dan anaknya mengalir. Bayi umur 3 bulan ini digendong dan ditatap sendu oleh ibunya. Bayi itu terus menerus senyum, tidak ada suara tangis darinya; seakan menghibur ibunya yang sedang runtuh perasaannya, menghibur kakaknya yang sedang duka tak terbatas. Bayi itu dinamai ayahya: Cahaya Cantika. Bayi itu kelak hanya bisa lihat foto ayahnya. Keluarga amat sederhana itu siang tadi pulang ke Indramayu, membawa pulang jenazah suami dan ayahnya. Ratusan petugas PPSU ikut melepas. Bayi Cantika digendong ibunya, duduk di kursi depan. Saat sirene berbunyi, kendaraan bergerak, dan suasana haru memuncak. Taka diantar pulang ke kampung halaman untuk selamanya... Hai Kau penabrak lari... Datangi kami, laporkan diri. Ambil tanggung-jawab. Mintalah maaf dari keluarganya dan ampun dariNya. Lalu, hadapi hukum dan pengadilan di tanah ini. Semoga itu bisa meringankan bebanmu. Tapi kalau Kau terus sembunyi. Ingat, Kau mungkin bisa melarikan diri dari tanggung-jawab di dunia, tapi ingat kau tidak akan bisa lepas dari tanggung-jawab di hadapan Allah Sang Maha Menghakim, Al Hakam. Jangan harap kau bisa ngacir dari pengadilanNya. Buat kita semua, doakan Taka. Doakan keluarganya. Allahyarham Taka ditinggikan derajatnya di sisi Allah, dimuliakan tempatnya, dan dilipatgandakan hitungan pahala atas setiap amalnya. #ABW https://www.instagram.com/p/CDAPgjzpq_P/?igshid=1abuuub8c5sci
0 notes
Text
0 notes
Text
memori tentang Bapak
Seseorang disana menggambarkan Ayahnya sebagai sosok yang sempurna, seseorang yang menjadi cinta pertama bagi anak gadisnya. Ayahnya selalu menjaga perasaan anak perempuannya agar tak seorangpun menyakiti peri kecilnya. Ayahnya yang mempunyai segudang cerita untuk membuat anaknya tertawa. Ayahnya yang bertutur kata halus dan bersikap tegas dalam waktu bersama. Ayahnya yang bertepuk tangan bahagia ketika anaknya sudah bisa mengendarai sepeda barunya. Ayahnya yang paling pandai menyembunyikan kekhawatirannya.
Ayahku?
Aku memanggil ayah dengan sebutan Bapak.
Bapak yang sewaktu aku TK kecil selalu mengantarkanku ke sekolah dengan mobil crown hitam favoritnya bahkan Bapak mengoleksi mobil crown warna putih juga :D
Bapak yang selalu menggendongku ketika aku tertidur di depan televisi kemudian memindahkanku ke kamar agar aku bisa tidur dengan nyaman.
Bapak yang selalu membelikanku pizza hut dan kue danti saat pulang kerja untuk disantap bersama-sama.
Bapak yang setiap minggu mengajakku ke tanjung emas untuk membeli kerang dara kemudian direbus dirumah dan disantap bersama-sama.
Bapak yang datang ke petugas perpustakaan SD untuk membayar denda buku perpustakaan anak gadisnya yang lupa dikembalikan :D
Bapak yang suka memasak kue zebra dan rasanya tidak ada yang bisa menandinginya.
Bapak yang mengajari ibu agar ibu pandai memasak:)
Bapak yang konon katanya diceritakan semasa kecilnya suka berbelanja ke pasar bersama nenek dan suka memasak sedari kecil.
Bapak yang membelikanku pakaian agar selalu kembar dengan kakak perempuanku.
Bapak yang suka mengajak anak-anaknya bermain dan berenang di pantai marina jika libur telah tiba.
Bapak yang pandai dalam bidangnya hingga mendirikan sebuah komanditer untuk mewujudkan cita-citanya.
Bapak yang mengajakku berhasil menaiki puncak Candi Borobudur walaupun kondisinya sedang tidak baik-baik saja.
Bapak yang pada saat naik haji harus menggunakan kursi roda dan selalu meneleponku pukul 6 sore untuk memberi kabar bahwa beliau baik-baik saja.
Bapak yang selalu setia menjaga perasaan ibu.
Tidak banyak memori tentang Bapak, mungkin karena Bapak pergi ketika aku masih berumur 9 tahun. Hari itu hari Senin,8 Agustus 2005. Bapak sudah nampak sehat setelah menjalani operasi ring jantung yang kurang lebih berlangsung dari pukul 6 pagi hingga pukul 6 sore. Sakit yang diderita Bapak disebabkan karena Bapak adalah seorang perokok berat. Dokter Shodiqur, saat itu baru pertama kali mengoperasi jantung dengan jumlah ring 5 dan balon 2. Syukur alhamdulillah operasi berjalan lancar. Bapak nampak baik-baik saja. Ya, itulah yang ada dipikiran anak kecil sepertiku. Setiap sore aku mengunjungi Bapak di rumah sakit, Paviliun Garuda RS. Kariadi tepatnya. Ruangan Bapak berada di lantai 4, terdapat balkon di luar ruangan untuk melihat pemandangan gedung sekitar. Saat itu tubuh Bapak terdapat banyak luka membiru akibat suntikan terutama di bagian paru-paru karena banyak cairan yang harus disedot untuk dikeluarkan. Tubuh Bapak semakin kurus tapi tatapan Bapak berbinar setiap bertemu orang-orang datang berkunjung mendoakan. Tak lama kemudian Bapak diijinkan pulang ke rumah oleh dokter.
Hari itu, hari Senin. Aku berangkat sekolah seperti biasa. Pagi itu saat aku berpamitan kepada Bapak, aku menatap matanya lekat-lekat. Kemudian menunduk lagi dan pergi ke sekolah. Hari itu pelajaran sains, pukul 9 pagi dua orang pembantuku menjemputku di sekolah. Saat aku pulang, aku melihat tubuh Bapak digendong ke mobil tentangga untuk dibawa kerumah sakit. Bapak terjatuh di kamar mandi dan tidak sadarkan diri.
Aku bergegas berganti baju, baju berwarna merah muda dengan celana jeans yang baru saja dibelikan Bapak. Aku duduk diam termangu, masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian ada telepon masuk, ternyata Bapak tidak dapat diselamatkan lagi. Bapak meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Kakak perempuanku, kak dian menelepon ibu di kantor mengabarkan bahwa Bapak telah berpulang ke rahmatullah.
Hari itu, hari Senin. Banyak rekanan dan sahabat Bapak yang datang mengunjungi Bapak untuk terakhir kali. Hari itu untuk pertama kalinya aku melaksanakan sholat jenazah bersama ibu dan kakakku. Hari itu pertama kalinya aku melihat ibu begitu pilu atas kepergian Bapakku.
Dan kalian kini telah kembali bersatu di surga bersama kakak perempuanku.
Dan sekarang bukan tanpa alasan aku untuk tidak membenci perokok kecuali almarhum Bapak :)
Cerita ini bukan untuk dikasihani, cerita ini adalah tentang berbagi memori yang tak akan pernah pergi dari hati.
0 notes
Text
REMEMBERING
Seperti dengan hari - hari lainnya selama satu bulan ini, berangkat jam 6 pagi dan pulang jam setengah 5 sore. Namun hari ini cukup berbeda. Walaupun hanya sekian menit bahkan detik, tapi inilah yang membuat saya menjadi terpikir akan sesuatu sepanjang jalan menuju tempat pemberhentian sementara bus kota.
Kantor yang menjadi tempat untuk belajar ini memang luas lahannya, tepat saat berjalan setelah melewati perbatasan gerbang ujung itu, tiba2 pekerja pembangunan jalan tol menyuruh untuk melipir sebentar ke arah kiri. Tak ada apa - apa yang terlihat di jalan itu, mungkin karna kacamata ini yang ditutupi oleh bulir - bulir air langit. Tak lama kemudian muncul segerombolan orang yang berjalan kaki yang semakin lama semakin jelas, mereka semakin mendekat.
Segerombolan orang itu yang membuat diri ini terhenti sejenak membayangkan akan sesuatu, merenung dan berpikir sejenak tentang sesuatu yang pasti setiap manusia alami. Rupanya adalah segerombolan yang sedang mengantarkan jenazah anak kecil tanpa keranda, hanya bertutupkan kain dan tikar, digendong oleh laki - laki dewasa yang diindikasikan bahwa ayah dari sang jenazah itu, dengan hiasan satu utas rangkaian bunga. Derasnya air mata oleh beberapa pengantar seakan membuat indera penglihatan ini juga ingin mengeluarkan airnya.
Mereka berlalu dan perjalanan tetap saya lanjutkan agar tak terlalu lama sampai di rumah. Namun sepanjang jalan itu, saya berpikir bahwa saya akan seperti itu, itulah akhir dari hidup saya, pasti kematian itu akan datang kepada setiap yang bernyawa. Lalu terlintaslah di pikiran tentang dosa - dosa yang telah diperbuat selama ini, entah masuk dalam kategori besar, sedang, atau kecil.
Apakah dosa - dosa saya yang bertumpuk ini diampuni oleh Allah? Apakah ibadah yang sudah saya lakukan hingga saat ini sudah lebih berat dari dosa - dosa itu? Bagaimana caranya agar dosa - dosa yang telah saya lakukan bisa diampuni Allah? Begitulah pertanyaan - pertanyaan dari diri sendiri untuk diri sendiri.
Belum tentu amal kebaikan yang diperbuat selama ini diterima oleh Allah. Saat ini saya tak mengetahui jumlahnya pada diri saya, apalagi untuk mengetahui jumlahnya pada diri antum. Bahkan di yaumul hisab nanti pun tiap orang tak akan peduli dengan amal baik dan amal buruk orang lain, kita sibuk dengan menghitung yang ada pada diri kita. Setiap detik perbuatan kita tak akan luput dari pengawasan Allah, ada penilaian di sana, apalagi bagi yang hidupnya di dunia berpuluh - puluh tahun, begitu banyak amalan yang diperbuat.
Mengingat kematian memang adalah hal yang membuat diri kita sangat tertampar oleh keadaan. Begitu takutnya kita terhadap kematian karna perbuatan kita selama ini, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Memang dunia diciptakan indah, namun sejatinya syurga sangat jauh lebih indah dari yang digambarkan Al Qur'an dan neraka jauh lebih panas daripada kobaran api di dunia.
1 note
·
View note
Text
VIDEO : Ironi! Usai Ditahan RS, Jenazah Bayi Ini Digendong Naik Ojek Sejauh 100 KM Menuju Rumah Duka
Kinan Manja VIDEO : Ironi! Usai Ditahan RS, Jenazah Bayi Ini Digendong Naik Ojek Sejauh 100 KM Menuju Rumah Duka Artikel Baru Nih Artikel Tentang VIDEO : Ironi! Usai Ditahan RS, Jenazah Bayi Ini Digendong Naik Ojek Sejauh 100 KM Menuju Rumah Duka Pencarian Artikel Tentang Berita VIDEO : Ironi! Usai Ditahan RS, Jenazah Bayi Ini Digendong Naik Ojek Sejauh 100 KM Menuju Rumah Duka Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : VIDEO : Ironi! Usai Ditahan RS, Jenazah Bayi Ini Digendong Naik Ojek Sejauh 100 KM Menuju Rumah Duka Nasib keluarga ini sungguh ironi. Bukan hanya jenazah anaknya sempat ditahan RS. Jenazah anaknya juga dibawa pakai ojek menuju rumah duka. http://www.unikbaca.com
#Kinan Manja VIDEO : Ironi! Usai Ditahan RS#Jenazah Bayi Ini Digendong Naik Ojek Sejauh 100 KM Menuj
0 notes
Text
Kemlu respons video pelarungan jenazah ABK beredar di medsos
Kemlu respons video pelarungan jenazah ABK beredar di medsos
[ad_1]
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Luar Negeri menindaklanjuti video pelarungan jenazah anak buah kapal (ABK) diduga WNI, yang beredar di media sosial.
Dalam salah satu video yang diunggah oleh Suwarno Cano Swe dalam akun Facebook-nya, tampak tiga ABK sedang membantu seorang ABK lain untuk berdiri. Karena tidak mampu menggerakkan badannya, akhirnya ABK tersebut digendong.
Para ABK…
View On WordPress
0 notes
Text
"Amalan Rahasia" Pak RT, Hingga Bisa Bangun Masjid dengan Cepat Lewat Open Donasi FB Mencapai Rp 200 Juta
Saya menemuinya bada zuhur, memacu motor dari masjid kompleks saya menuju rumahnya. Gak jauh, hanya sekitar 15 menitan.
Di pekarangan rumah yang lebih tepat disebut kamar-kamar kos berpetak tampak beberapa orang duduk dengan wajah-wajah murung.
"Pak RT lagi di dalam, lagi sholat," kata seorang ibu, saat saya nyelonong dan menanyakan keberadaan si bapak. Sepertinya mereka-mereka ini sedang antri juga menunggu pak RT untuk mengurus administrasi warga.
Saya celinguk ke kamar petak milik pak RT, mendapati empat orang sedang berjamaah di dalam salah satu ruang tamu kecil yang pintunya terbuka. Di depan imam ada sebuah bungkusan kecil. Oh, kayaknya sutrah, pikir saya (*Sutrah = batas yang diletakkan di depan tempat sujud saat seseorang sedang menunaikan Solat). Usai sholat, bungkusan itu digendong. Ya Allah, ternyata bukan sekedar sutrah melainkan mayit bayi. Rupanya itu tadi sholat jenazah. Nyesel rasanya saya cuma nungguin tapi gak ikutan tadi, menyia-nyiakan pahala gunung uhud.
Maka terjawab sudah salah satu pertanyaan saya. Apa amalan pak RT ini hingga masjidnya bisa rampung dengan cepat dari donasi Fesbuk. Mungkin ini salah satunya, yakni menjadikan rumahnya sebagai tempat menampung aspirasi warga, bahkan sholat jenazah. Gunung uhud yang luas ia pindahkan ke ruang tamunya yang sempit.
Ya, pak RT yang saya temui ini adalah orang yang pernah saya ceritakan beberapa waktu lalu. Sosok sederhana yang membangun masjid sendiri dengan tangannya di atas lahan miliknya, tanpa tukang, hanya dibantu beberapa tetangga, bahkan istrinya gak jarang ikut menggotong pasir dan mencampur semen.
Berapa donasi yang terkumpul dari postingan itu?
Lebih 200 juta rupiah!
Padahal hanya sekali saya posting. Padahal gak pernah di-up. Masya Allah..
Bagi saya ini sejarah. Rekor sepanjang saya open donasi. Gempa Palu yang bencana nasional, saya hanya bisa meraup amanah donasi sekitar 150 juta. Pikir saya itu yang terbanyak. Untuk ukuran masjid biasanya hanya bisa di kisaran angka 5 hingga 7 juta. Tapi masjid kali ini beda.
Walaupun begitu, tentu bukan itu poinnya. Bukan soal angka-angka dan pencapaian banyak-banyakan. Ini sekadar perbandingan saja.
Kesabaran.
Itu yang saya lihat sebagai amalan yang ke dua pak RT. Ia bertahun-tahun berjibaku dengan masjid yang gak rampung-rampung. Bercita-cita membangun masjid megah padahal ia menempati rumah petak yang sangat sederhana. Menyicil satu demi satu zak semen, hanya pernah dibantu sekali oleh anggota dewan, setelah itu semua swadaya. Pak RT ini bekerja gak nunggu apalagi bergantung donasi, mindset yang jarang saya temukan, di mana biasanya orang harus ada donasi dulu baru bisa semangat bekerja.
Melihat saya datang, pak RT hanya menyapa sekilas, tapi kemudian kaget saat saya buka masker. Ia hendak menjamu saya dulu tapi saya tau diri situasi gak memungkinkan. Penyelenggaraan jenazah harus disegerakan. Berboncengan dengan istri, ia pamit meninggalkan saya menuju pemakaman.
Hanya beberapa langkah dari rumah pak RT, berdiri masjid yang dibangunnya. Saya sempatkan menengok. Semua interior sudah rampung, lengkap AC pula. Tersisa finishing bersih-bersih sekitar satu atau dua hari lagi. Alhamdulillah, siap dipake berjamaah fardhu, taraweh dan itikaf di bulan ramadhan.
Qadarullah, di sini saya cuma wasilah, hanya semacam kabel yang mengalirkan energi bantuan dari teman-teman muhsinin semua dengan memanfaatkan jumlah followers.
Jujur, manusiawi rasanya kalo saya baper saat kemarin ada ibu pakar parenting yang membuat status untuk saya. Katanya "buat apa banyak follower kalo hanya untuk diaduk emosinya dan diprovokatori", saat mencuatnya kasus ibu rebutan hak asuh anak. Saya dianggap pemicu keriuhan hingga viralnya kasus tersebut. Ya Allah, kalo itu memang salah saya, saya mohon ampun karenanya.
Harapan saya semoga maslahat jadi wasilah pembangunan masjid yang mungkin value-nya sedikit ini bisa menutupi banyaknya mudharat yang saya timbulkan lewat postingan FB, baik sadar maupun yang gak saya sadari. Semoga Allah senantiasa menjaga hati saya dari Riya, sum'ah dan ujub. Aamiin..
12/04/2021
(Arham Rasyid)
source https://www.ayojalanterus.com/2021/04/amalan-rahasia-pak-rt-hingga-bisa.html
0 notes
Text
Kisah Haru Orang Bawa Jenazah Usai Ditolak Rumah Sakit, Pakai Ojek hingga Digendong
Kisah Haru Orang Bawa Jenazah Usai Ditolak Rumah Sakit, Pakai Ojek hingga Digendong
Dailymail.co.id, Jakarta – Kasus warga tak mampu untuk membayar sewa ambulans pernah beberapa kali terjadi. Padahal, ada beberapa wilayah di Indonesia yang menyediakan ambulans gratis.
Layanan ambulans gratis itu khusus bagi warga yang akan membawa jenazah atau dalam keadaan darurat seperti sakit. Namun rupanya, masih ada beberapa rumah sakit yang enggan memberikan fasilitas ambulans gratis ini.
View On WordPress
0 notes
Video
instagram
AYAH TERPAKSA GENDONG JENAZAH HUSEIN(8thn) , KARENA PERMOHONAN MEMAKAI AMBULANS DI TOLAK OLEH PUSKESMAS CIKOKOL TANGGERANG. newsSabtu 24 Agustus 2019 14:58 WIB Ditolak Ambulans, Jenazah Korban Tenggelam di Tangerang Digendong hingga Rumah Duka Jurnalis - Isty Maulidya #NewsandTalks https://www.instagram.com/p/B1m3fPlleh4/?igshid=eza1ttgtvm5l
0 notes
Text
Nelayan ini Kira Ribut di Luar Rumah Orang Berkelahi Ternyata Tsunami
Forbes - Lelaki setengah baya berdiri di pinggiran pantai di Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang Banten. Dia berdiri tepat berada di atas rumahnya yang hancur diterjang gelombang tsunami laut Selat Sunda. Wajahnya terlihat sedikit luka, luka akibat terjatuh hingga tergores, tangan dan kakinya pun demikian. Namun dia terlihat tegar saat menceritakan detik-detik dirinya tergulung ombak sekitar 200 meter. Luka di wajah, tangan, dan kakinya tersebut akibat tergulung ombak yang menurut dia datang dengan tiba-tiba. Dia sedang bersama dengan keluarganya di dalam rumah saat air bah menghantam desanya. Rumahnya berada persis di pinggir pantai. Pintu belakang rumahnya menyatu dengan tanggul yang membatasi lautan dan daratan. Di dalam rumahnya, ada istri, anak dan ibunya yang tengah bersantai sebelum akhirnya tergulung ombak. Ayahnya sedang berada di luar rumah. Saat tengah bersantai, dia sempat mendengar suara bising di luar rumahnya. "Saya pikir ada orang kelahi (berantem)," ujar dia, Selasa (25/12). "Di depan ada pasar malam soalnya," kata dia. Dia mengaku namanya Azis Semang, pria keturunan Bugis yang berprofesi sebagai nelayan. Di depan rumahnya persis tanah lapang yang dijadikan pasar malam. Kejadian tsunami terjadi tepat di malam Minggu saat warga tengah asik menikmati keberadaan pasar malam, terutama anak kecil. "Memang sedang pada kumpul. Sedang ramai orang. Kan malam minggu," kata dia. Namun rupanya saat dia keluar rumah, air laut setinggi kurang lebih lima meter menghampirinya. Menggulung dirinya, istri, anak, ibu, saudara, dan tetangganya yang lain. "Tiba-tiba (ombak datang). Saya tergulung sampai sana. Sekitar 200 meter mungkin," kata dia. Saat berada dalam gulungan air bah, dia mengaku tak memikirkan apapun selain keselamatannya. Dia hanya menggoyang-goyangkan kakinya agar bisa merasakan dataran. Namun daratan tak terjangkau oleh kakinya. Alhasil, dia terseret sepanjang 200 meter. Meski begitu, dia bersyukur seluruh keluarganya selamat. "Beruntung saya nelayan, terbiasa di tengah-tengah air lautan. Saya melihat anak saya sedang digendong ibu saya, mereka selamat, hanya luka-luka," kata dia. Ombak Setinggi Tiang Telepon Saat air bah tsunami menghampiri kampungnya, Azis sempat melihat ke arah gulungan ombak. Menurut dia, ombak tersebut setinggi lebih dari lima meter. Ombak lebih tinggi dari tiang telepon. "Ombaknya saya lihat seperti ini," ujar dia sambil memperlihatkan tangannya yang berbentuk seperti ular. "Datangnya cepat banget," dia menambahkan. Alhasil, dia tergulung air tsunami sampai 200 meter. Badannya penuh dengan luka. Namun tak masalah baginya, yang terpenting dia selamat dari bencana tersebut, termasuk seluruh keluarganya selamat. Namun ada beberapa tetangganya yang menjadi korban meninggal. Salah satunya yakni pria tua yang tinggal persis di samping rumahnya. "Kayaknya semua sekitar delapan orang jenazah yang ditemui di sini. Tapi masih banyak kayaknya, soalnya belum benar-benar dievakuasi," kata dia. Read the full article
0 notes
Text
Jenazah Bayi Calysta Dimakamkan; Proses Hukum Terus Berjalan
Jenazah Bayi Calysta Dimakamkan; Proses Hukum Terus Berjalan
Setelah dinyatakan meninggal dunia pada minggu pagi, jenazah calista, balita yang menjadi korban kekerasan oleh ibu kandungnya sendiri, minggu siang di bawa menuju rumah duka. Jenazah digendong… Sumber
View On WordPress
0 notes
Text
Kemaren tanggal 29 yaa
Nah gue emang orangnya pelupa banget pelupa, tapi kalau buat tanggal 29 gue mah nggak lupa
First thing yang buat gue inget itu waktu bangun jam 3 bukan buat sholat tahajud malah nangis khawatir gimana ini gimana itu, cemas kalo kesalahan gue nggak bisa dirubah apa terlambat nggak bisa tidur terus sambil pelan pelan ngusap mata buat nerusin tidur lagi tapi bawaannya cemas gitu, nah pas jam setengah lima an, oom gue ngetok toko dari luar dan bilang "Udah yuk pulang aja, sholat di rumah", jujur aja gue udah nggak bisa berfikir jernih lagi udah mikirin hal terburuk yang mungkin, dan gue sangking bingungnya untuk memastikan kalo gue cuman salah presepsi, gue narik jaket om gue dan bilang "ini kenapa si? Aku bingung"-sambil nahan nangis banget, dan pas gue udah nyampek rumah, mbah uti gue bilang "yang sabar ya nduk sambil meluk". Alhasil gue tau jawabannya, gue cuman nangis sama bilang ini mimpi kan ya, terus gue disuruh sholat shubuh dan rumah yang lama nggak ditempatin itu mulai rame, gue cuman nahan nangis gitu sama bingung apa yang mau dilakuin, terus gue semakin diperjelas saat ambulance bunyi dan dateng dan jenazah turun, gue pas dimandiin gue cium tuh bagian keningnya tapi nahan gitu, ibaratkan hari sebelumnya gue saling tinju tinjuan gitu becanda deh kayak biasa, nah pas sholat gue tambah bingung gitu temen temen gue pada ke rumah gitu pertamanya si mau gue tinggal aja gitu, tapi untung gue ada ketika gitu jadi ya nggak ditinggal, terus pas udah dimakamin gue cuman ngeliat sambil nahan nangis gitu, terus adik perempuan gue digendong oom sambil dihibur gitu terus adek gue yang paling kecil nggak tau apa apa gitu, cuman pas tanya dijawab bapak istirahat dek, dan dia kan nggak ngerti gitu kan ya, gue cuman nahan nangis aja, nahan terus, sampe sekarang gue sering kasian banget kalo adek gue itu tau kalo bapak gue udah meninggal terus dia itu nerima banget gitu, makasih pak, udah pernah sayang gitu ke anak antanggalnya arang aku kuliah, maap ya di kuliahan aku nggak terlalu serius, kebanyakan galau hal yang nggak penting
Btw nggak ngiistimewain tanggal kok, cuman inget aja terus tanggalnya semoga ketemu di tempat pertemuan selanjutnya
0 notes