#Hadirnya
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tidak Hadirnya PKS, Waketum NasDem: Insya Allah Pertemuan Berikutnya Hadir
JAKARTA | KBA – Wakil Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyambut kedatangan DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam menindaklanjuti bergabungnya di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta usai mendeklarasikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Bakal calon wakil presiden (Bacawapres), di Gedung NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu, 6 September 2023. Pertemuan NasDem-PKB…
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
Nak, Ibu punya cita-cita kecil. Mari kita jadi pembelajar sampai mati. Kita akan belajar banyak, Nak.
Saat mengaji, membaca buku, menghafal Qur'an, mengayuh sepeda, ke tukang sayur, mengaduk adonan roti, itu semua pelajaran. Kita akan tuliskan semua pelajaran yang kita dapat setiap hari sampai memenuhi dinding-dinding rumah.
- Tapi, Bu, nanti dimarahin Ayah.
Ssstt.. ada papan tulisnya, Sayang
Di dalam Al-Qur'an, tak ada doa yang dilangitkan para Nabi agar ditambahkan nikmat kepadanya kecuali ditambahkan ilmu. 'Rabbi zidni 'ilma'.. Maka dahaga paling baik, adalah dahaga terhadap ilmu.
Sebab ilmu itu, Sayang.. mencahayai gelapnya peradaban, membalik nasib menuju keberkahan, dan memantik hadirnya kebahagiaan.
Ah, bagaimana Ibu menjelaskan padamu tentang taman-taman surga di dunia ini?
Bersama-sama, ya. Mari kita jadi pembelajar sampai mati. Sampai paru-parumu tak sanggup dimasuki udara lagi.
307 notes
·
View notes
Text
Doa-Doa Tak Pernah Selesai
(1)
Tuhan, aku tahu aku punya banyak sekali dosa, juga kesombongan yang entah bagaimana tak kunjung punah. Namun biarkanlah aku bertaubat berulang-ulang, menggunakan hak istimewa yang Kau berikan sejak aku terlahir ke dunia.
Kau sudah pasti tahu kenapa aku datang. Aku sedang menyukai seseorang, tak ingin aku munafik jika di hadapanmu (percuma juga, Kau maha tahu). Jujur saja, hatiku meminta. Namun aku sadar, siapalah aku di hadapan cinta.
Kali ini aku tak ingin mengutuk, meski hatiku sudah mulai ribut. Belum lagi kepala dan seluruh isinya yang semakin hari semakin kusut. Namun izinkan aku menggunakan kesempatan kali ini untuk meminta melebihi dicintai salah satu makhluk-Mu yang lain.
Aku meminta kelapangan dada, agar tak begitu banyak dendam bermukim di sana. Juga rasa benci yang kerap beranak pinak. Rasa iri yang tak kunjung selesai. Rasa dengki yang susah sekali dikenali.
Sebab aku tahu, akar dari hatiku yang semerawut tidak terletak pada keraguanku terhadap cinta, atau perasaanku terhadap dicintai. Ia hidup sebagai kegagalanku menguasai nafsu, amarah dan emosi.
Sepanjang aku hidup, inilah yang paling sulit. Bertikai berkali-kali dengan diri sendiri. Kadang tak mengenali kata hati, terkadang menuduh hati menginginkan yang tak mesti. Kadang menganggap segala hal wajar dilakukan selama bisa bertahan dalam keparatnya dunia (mohon ampun, ternyata aku masih mengutuk).
Tuhan, aku percayakan urusan perut sejengkal ini kepada rezeki yang telah kau takar. Aku percayakan urusan jodoh ini kepada nama yang telah kau sandingkan jauh sebelum aku dilahirkan. Aku percayakan urusan napas ini kepada masa dari garis tangan yang kau tuliskan. Namun, sebagaimana aku percaya usaha yang kadang mengkhianati hasil, biarkan aku tetap tumbuh tanpa pernah menyerah, sekalipun hasilnya bukanlah apa yang kuharapkan. Proses-proses itu, izinkanlah kulalui meski terkadang banyak sekali perdebatan dalam perjalanannya.
Aku meminta lebih banyak kepada kesadaranku akan hal baik yang telah tumbuh, sebagaimana Kau menitipkan pikiran yang mampu dan kritis. Agar tak ada rasa benciku pada pengetahuan, tak ada rasa dendamku kepada tanggung jawab, tak ada rasa iriku kepada mimpi, dan tak ada rasa dengkiku kepada iman.
Tuhan, aku memang menyukai seseorang. Sekali lagi aku tak munafik jika aku menginginkannya. Tapi melebihi dia (sekalipun aku tahu dengan hadirnya di hidupku maka dunia akan lebih baik) aku ingin lebih baik sebagai seorang individu, terlepas aku berhenti menyukainya atau Kau izinkan aku mencintainya seumur hidup.
Gerimis Sebelum Fajar, 22 November 2024
78 notes
·
View notes
Text
Untukmu yang kehilangan sosok Ayah
Karena Allah memanggilnya lebih dahulu
Atau karena Ia ada namun tak pernah terasa hadirnya olehmu
Semoga kelak Allah datangkan untukmu
Laki-laki yang tak hanya mampu
jadi teman berjuang
Tapi juga dimampukanNya mengisi ruang yang pernah hilang
Menemanimu tumbuh mendewasa
Membuka mata dan pahamkanmu cara melihat dunia
———
Dear My Future | Quraners
108 notes
·
View notes
Text
Belajar Diam
Hari-hari ini, saya sadar, sepertinya daya tahan untuk sabar perlu ditingkatkan lagi. Dan, satu jalan yang saya tempuh, kembali bermajelis langsung dengan seorang guru.
Waktu-waktu kosong saat ini, di tengah mempersiapkan ujian nasional, semakin membawa saya kepada pemahaman; harus tahu kapan, sejauh mana, dan bagaimana kita 'bersuara'.
Di tengah kondisi yang kian semakin ramai, semua orang ingin berbicara dan didengar. Di tengah kondisi yang kian tidak terfokus, semua masalah seakan berlomba untuk diselesaikan. Di tengah kondisi yang kian memprihatinkan, dunia keilmuan dihinakan dengan hadirnya manusia tanpa otoritas berkomentar atau lolos dalam acara-acara pendidikan; maka saya sedang mencoba untuk belajar diam.
Saya hanya sarjana di sebuah kertas. Tidak punya karya tulis yang mumpuni, apalagi kebermanfaatan sosial yang banyak. Cita-cita yang terfikir saat dulu kecil sangat sederhana dan mungkin jika tercapai hari ini, sangat prestisius; menjadi pemain timnas Indonesia.
Tapi, entah mengapa, entah doa apa yang dirapalkan oleh kedua orang tua saya, entah bagaimana tirakat dari sepuh dan guru di sekitar saya, pertemuan dengan buku ustadz Salim A Fillah, menjadi gerbang pembuka bagi ilmu-ilmu yang lain, bukan hanya ilmunya, tapi juga cara berfikir dan bahkan bertingkah laku.
Itupula yang menjadi wasilah untuk kemudian memberi tekad bagi saya untuk mengarungi luasnya ilmunya Allah, menyimak banyak guru, asatidz, serta ulama, dan alhamdulillah menghantarkan kepada pemahaman yang lebih lanjut dari yang sebelumnya pernah saya simak.
Fase belajar diam ini, semoga bisa saya tempuh dengan konsistensi dan kesabaran, karena tentu tidak mudah untuk membuka kemauan hati dalam menyimak secara langsung; kita seringkali hanya membaca sebagian atau bahkan hanya kesimpulan. Dan indahnya lagi, antara bidang yang saya tekuni sebagai dokter kelak, beberapa kali dibahas dalam khazanah keislaman, seperti dalam kitab Ta'lim Muta'allim yang sedang dipelajari :
Imam Asy Syafii berkata : "Ilmu itu ada dua. Ilmu fiqh untuk urusan-urusan din, dan ilmu kedokteran untuk urusan-urusan badan"
Dikatakan juga :
وأما تعلم علم الطيب، فيجوز لأنه سبب من الأسباب، فيجوز تعلمه كسإرالأسباب وقد تداوى النبي صل الله عليه وسلم "Sedangkan mempelajari ilmu kedokteran/kesehatan, maka boleh. Karena merupakan bagian usaha untuk mengambil sebab kesembuhan. Sebagaimana Nabi pun pernah berobat"
Allahumma Baariklana Fii Ilminaa Wa Zidnaa Ilma An Nafi'a Wa 'Amalan Mutaqobbala
64 notes
·
View notes
Text
Siapa pun yang mempopulerkan konsep "lebih baik minta maaf dari pada minta ijin", sungguh ingin kubisikkan kencang-kencang di telinganya bahwa ia mungkin tidak dilahirkan untuk membangun sebuah komitmen bersama.
Ia pasti tak paham betapa pentingnya diskusi dan komunikasi dalam sebuah hubungan yang berkomitmen.
Seenak jidatnya mengatakan minta maaf itu lebih baik, nyatanya ketika dia tak melibatkan pasangannya dalam setiap pilihan yang dia ambil, dia telah menciderai komitmen itu sendiri.
Minta ijin dalam konteks hubungan 2 orang dewasa yang telah berkomitmen bukan lagi layaknya seorang anak yang perlu ijin orang tuanya, melainkan bentuk penghargaan atas perannya dan hadirnya pasangan kita dalam hidup kita.
Pendapat pasangan adalah penting untuk dipertimbangkan. Jika masalah se-urgent ini saja kau sepelekan, tanyakan lagi pada dirimu, bukan pada egomu. Sudah siapkah kau menjalani komitmen hidup bersama pasanganmu?
60 notes
·
View notes
Text
Aku ingin memberimu sepucuk surat, yang penuh dengan rasa tak terungkap. Juga rasa syukur yang tak terkira. Saat kau tersenyum, sepertinya seluruh dunia ikut tersenyum bersama. Saat kau bersedih, seisi semestapun ikut bersedih. Apakah pusat semesta ada pada dirimu?
Bagaimana bisa hadirnya seorang manusia bisa memberi warna. Dari sebelumnya warna kita yang itu-itu saja. Seperti lukisan penuh warna-warni di tengah-tengah keabadian. Begitulah hadirnya engkau, seseorang yang aku cintai.
Aku suka bagaimana kau selalu bisa membuat hari-hari biasa menjadi istimewa. Cara kau tertawa membuat semua rasa khawatir lenyap begitu saja, seakan-akan kau mengatakan "dengan berdua dunia akan selalu baik-baik saja".
Terima kasih sudah bersedia mengisi bagian terpenting dari hidupku. Menyadarkan bahwa sendiri mengarungi lika-liku kehidupan tak mungkin dilakukan. Kita membutuhkan sepasang kaki yang kuat untuk membuat langkah yang hebat. Berdua dalam hal apapun akan lebih baik.
223 notes
·
View notes
Text
Sekali lagi, ini tentang sebuah ketenangan.
nyari yang sama-sama suka tenang itu penting. Kayak, "oh iya aku nggak boleh begini, nanti dia sakit hati, nanti bikin dia tidak bisa tenang."
Sebab ketenangan adalah hal yang membahagiakan dalam kehidupan berumah tangga. kehidupan yang tenang akan membuat orang-orang didalamnya bisa bertumbuh bersama-sama dalam kebaikan..
Satu sama lain akan mengupayakan dan menghadirkan rasa tenang untuk pasangannya. dan menurutku ini penting. berapa banyak orang yang saling mencintai namun gagal untuk saling memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi satu sama lainnya. dan akhirnya mereka mencari ketenangan itu disudut manapun yang akhirnya membuat keduanya saling menyakiti pada akhirnya.
Rasa cinta akan hadir dan terus bertumbuh bila keduanya memahami dan mengupayakan untuk menghadirkan rasa tenang bagi satu sama lain. bukankah rumah dikatakan tempat pulang sebab didalamnya kita menemukan sebuah ketenangan?
jika rumah bukanlah tempat paling nyaman dan tenang untuk pulang. maka harus kemana lagi ia akan berlabuh? dan rasa tenang itu hadirnya ada diantara rasa syukur sebab Allaah mempertemukan dua orang yang sebelumnya asing menjadi pasangan untuk melengkapi satu sama lain. rasa syukur akan hadirnya seseorang yang membuat kita akan mengupayakan kebahagian dan ketenangan untuk orang yang kita cintai.
itulah mengapa Rasulullaah Shallaahu 'alaihu wasalam selalu ditenangkan oleh Khadijah radhilyallahu anha saat-saat Rasulullaah mengalami masa sulit dan genting dalam hidupnya. ibunda Khadijah tidak pernah bertanya mengapa begini mengapa begitu. yang beliau lakukan adalah memberikan yang terbaik untuk Rasullaah, menenangkan Rasulullaah yang dalam kondisi ketakutan ketika menerima Wahyu pertamanya.
rasa tenang itu perlu diupayakan, dengan jalan satu sama lain memohon kepada Allaah agar dikarunia hati yang cukup..
jadilah rumah yang memberikan ketenangan untuk seseorang. yang didalamnya kamu akan melihat orang-orang yang kau cintai bertumbuh tanpa rasa khawatir. jadilah rumah tenang dan nyaman untuk seseorang yang kau cintai.
yach.. i'll be your home, dear...
229 notes
·
View notes
Text
(Belajar) Mencintai Takdir
Ternyata mencintai memang bukan perkara kecil. Perlu hati selapang-lapangnya, perlu kesabaran yang tak terkira, perlu keikhlasan setulus-tulusnya. Dan perihal belajar mencintai segala takdir dalam hidup seringkali perlu upaya yang lebih besar dari biasanya.
Ada yang bilang "mencintai sekadarnya saja", tapi untuk satu hal ini mungkin tidak bisa jika sekadarnya. Mencintai takdir perlu sedalam-dalamnya. Mencintai dengan keyakinan bahwa segala takdir adalah yang terbaik, pun pada takdir yang dianggap buruk.
Belajar mencintai takdir, apapun bentuk hadirnya. Belajar mencintai takdir, bagaimanapun wujud ceritanya.
Boleh jadi, dengan mencintai takdir, akan hadir rasa cukup tanpa henti, akan senantiasa mengalir rasa syukur dalam hati.
Dan mencintai takdir bukan berarti hanya berdiam diri maupun berpangku tangan tanpa berusaha. Mencintai takdir artinya meletakkan pondasi kuat dalam diri, bahwa ujung kisah dari segala upaya dan doa yang telah dilakukan merupakan sepenuhnya milik Yang Maha Kuasa.
344 notes
·
View notes
Text
Aku baru saja mengetahui satu (lagi) hal bahagia dalam hidup, yaitu ...
"Jatuh cinta berulang kali pada orang yang sama. Yang meskipun telah selama apapun bersama, hadirnya tetap jadi yang paling kau nanti. Yang debarnya masih saja membuat perutmu tergelitik lucu. Yang merekahkan senyuman paling lebar, meski hanya saling tatap dari kejauhan."
28 notes
·
View notes
Text
Ayaah mau cerita..
Malam ini seneng banget, dede sama aa mudah diajak sholat, ngaji, dan sikat gigi sebelum tidur.
Sebenernya ada treatment beda yg aku coba terapin ke aa sama dede sebelum "nyuruh" mereka melakukan sesuatu.
Jadi setelah pulang kerja, aku fokus ke mereka berdua. Aku ajak bikin engklek pake balok, main pura-pura jadi robot, main ular naga, dan dengerin semua celotehan mereka. Intinya aku bener-bener hadir sehadir-hadirnya..
Turns out, saat aku ajak sholat, ngaji, gosok gigi, mereka melakukannya dengan senang hati... Nggak ada alasan capek atau ngantuk kayak biasanya..🥹 akunya juga nggak dongkol dan merasa bersalah karena gagal "ngajarin" anak.
Beberapa waktu lalu pas main kemah-kemahan juga sama. Aku berusaha banget utk fokus main sama mereka, eh waktu aku sholat isya si aa secara sukarela pingin sholat juga.
Dari pengalaman itu, aku jadi bisa narik kesimpulan. Bahwa ternyata ngajarin anak utk mau dan akhirnya bisa melakukan sesuatu itu butuh waktu...yang bikin kita saling "connect" dulu.
Bukan waktu yang sekedar terlewat bersama tanpa strategi, tapi waktu bersama yang berkualitas.
Tentunya waktu yang dihabiskan tanpa distraksi dgn urusan lain.
Bismillah ya yah.. kita sama-sama usahakan pendidikan buat anak-anak. Karena pondasi pendidikan berawal dari rumah..🤗🥰
*Chat WA-ku ke suami malam ini, sambil kirim foto anak-anak yang udah pada tidur.
Serang, 10 Juli 2024
39 notes
·
View notes
Text
Surat Untukmu
Mas!
Ini surat pertamaku untukmu, dan mungkin akan menjadi satu-satunya.
Aku sudah tahu siapa kamu, seseorang yang kunanti hadirnya bertahun-tahun sudah. Yang belum aku tahu adalah, apakah kelak Tuhan berbaik hati menali kita dalam kisah yang kuinginkan.
Saat pertama kali kau hadir di hidupku, aku begitu terganggu. Kau terlalu banyak bicara, berkomentar dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya. Tapi mungkin karena itu aku jadi memperhatikan, sambil gusar dalam dada “siapa sih dia?”
Kesalahanku, seharusnya tak mencari tahu. Seharusnya aku tetap tak melihat pada kedalaman hidupmu. Tidak butuh waktu lama untuk membuatku terpesona dengan bagaimana kau berpikir, bicara, bersikap juga tertawa. Meski aku tahu seberapa biasa bagimu menjadi demikian, dan aku tahu pula ada yang harus aku hentikan sebab tahu kemana muaranya.
Tapi Mas, kenapa kau tetap menyapa dengan senyum sumringah? Tak bisakah kau menduga bahwa ada jiwa kesepian yang kesenangan dengan apa yang kau lakukan? Tak bisakah kau menganggap aku tiada seperti ribuan jiwa lainnya?
Aku tak ingin menjadikanmu tokoh dalam sajak yang berisi makian. Aku tak mau Mas.
Kamu biarlah kata yang selalu aku baca, biarlah gambar yang selalu kulihat, biarlah suara yang selalu kudengar. Itu kenapa aku bentangkan ribuan jarak, menutup semua kemungkinan, agar aku tak mati dalam angan.
Namun jika aku boleh meminta, Mas, berhentilah menjadi laki-laki yang kuinginkan. Aku lelah mempertanyakan bagaimana engkau yang begitu jauh dari defenisiku soal cinta hadir sebagai manfestasi cinta itu sendiri.
Sudah kulihat hidupmu yang jauh dari hingar bingar hidupku. Sudah aku tahu ketidakmungkinan itu. Bisakah kita untuk tak pernah bersinggungan lagi, Mas?
Bahkan jika di kehidupan selanjutnya, mari untuk tak bertemu di kebetulan mana saja. Aku tak ingin meminta kemustahilan kepada Tuhan. Sebab aku tahu, bukan perempuan seperti aku yang kau inginkan.
93 notes
·
View notes
Text
Untuk apapun yang terjadi di hari ini, aku akan selalu percaya bahwa semuanya dapat terjadi agar kelak bisa ku syukuri di masa depan nanti.
Semangat memeluk prasangka baik untuk setiap hal yang selalu memiliki celah bagi hadirnya prasangka buruk.
26 notes
·
View notes
Text
Meyederhanakan makna cinta, menjadi sebab dua manusia bisa membangun hubungan saling, bukan paling
Karena akhirnya cinta itu sederhana dan tidak rumit, ketika saling mengetahui posisi, hak, dan kewajiban; dan yang tertinggi saling menasihati dalam kebaikan dan kebenaran
Karena akhirnya cinta itu sederhana dan tidak rumit, ketika saling mengerti, memahami, dan membantu untuk pelaksanaan tujuan penciptaan; mengabdi padaNya
Lalu, apakah sederhana berarti tanpa tujuan? Bukan begitu, sederhana dalam perilaku dan cara hidup justru lebih memudahkan untuk mencapai tujuan; karena kerumitan hadir jika tanpa tujuan, pun menghambat mencapi tujuan
Sebagaimana sederhananya Rasulullah sholallahu 'alaihi wa salam, ada makanan beliau makan, tidak ada makan beliau berpuasa
Atau Sayyidah Fatimah Az Zahro, mengadu pada ayahanda berkenaan dengan perlu hadirnya seorang khodimah, beliau Al Amin, mengajarkan sebuah dzikir agung yang lebih utama
Semoga kita dilimpahkan kesadaran dalam kesederhanaan, sebagaimana ungkapan sebuah nasyid "menggegam nikmat dunia, bukan untuk letakan di hati. Syurga tempat kembali yang abadi~"
19 notes
·
View notes
Text
"Allah, jika benar perasaan ini atas kehendak-Mu, maka bantulah hamba untuk mengikisnya. Agar hadirnya tak menjadi penghalang cintaku untuk-Mu."
160 notes
·
View notes
Text
Anak Kedua
Mungkin menjadi harapan, mungkin juga tidak diharapkan. Menjadi yang tidak terlalu dinanti seperti yang pertama. "Sebelumnya emang susah, tapi yang kedua pasti mudah." Bukan menjadi cucu yang diberi warisan atau bukan menjadi anak kesayangan. Menjadi yang kadang lupa dijemput, menjadi yang kurang diprioritaskan. Sampai lahir lagi anak ketiga, keempat. Anak kedua merawat, bermain, dan menjaga.
Jika ada anak pertama yang sangat dinanti, atau anak ketiga yang sangat dimanja, anak kedua menjadi yang terlupa. Sehingga ia menjadi anak yang hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. Menangis sendiri, terluka dan mengobati dirinya sendiri. Merayakan ultang tahun di tempat rantau sendiri. Menahan keinginan diri, mendapat yang sudah usang dari kakaknya, dan memberi yang dimiliki untuk adiknya.
Pada akhirnya anak kedua hanya berharap, hadirnya dinanti dan dirindu. Pada akhirnya anak kedua hanya berharap, untuk sesekali dipeluk. Pada akhirnya anak kedua hanya berharap, mendapat kasih, mendapat perhatian. Pada akhirnya anak kedua hanya berharap, mendapat yang kakak atau adiknya dapatkan.
Kepadamu anak kedua,
Jika semuanya terlalu berat sekarang, semoga kamu bisa menyandarkan pundakmu sejenak. Memaafkan dan mengikhlaskan. Jika semuanya terlalu berat sekarang, yakinlah bahwa Pelaut ulung tidak lahir dari laut yang tenang. Bersabarlah, Anak Kedua.
17 Nov 23
79 notes
·
View notes