#Dana Pendidikan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Berikut ini Cara Mendaftar Bansos PIP 2024 Melalui Handphone
LAMPUNG, Cinews.id – Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Indonesia Pintar (PIP) bertujuan untuk membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu agar tetap dapat melanjutkan pendidikan formal atau non-formal. Program ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung target nasional dalam mencapai pendidikan yang inklusif dan merata. Tujuan program ini adalah dengan memberikan bantuan berupa…
0 notes
Text
Kades Bulmatet Sampang Gelar Pendidikan SOTH Tahun 2024 dari Anggaran DD
SAMPANG, MaduraPost – Pemerintah Desa (Pemdes) Bulmatet, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, menyelenggarakan program Pendidikan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) Tahun 2024 yang didanai dari anggaran Dana Desa (DD). Kegiatan SOTH ini diadakan di kediaman Kepala Desa Bulmatet, Mahrudi, yang mengungkapkan manfaat besar dari program ini, terutama dalam meningkatkan kemampuan baca-tulis…
0 notes
Text
Carut Marut Dana BOS di Bogor yang Jadi Temuan BPK, Penggelembungan Harga ATK Hingga Praktik Pungli
RASIOO.id – Carut marut penggunaan Dana BOS di Kabupaten Bogor kembali mencoreng dunia pendidikan. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Jawa Barat, menemukan adanya penyalahgunaan dana dalam belanja Alat Tulis Kantor (ATK) hingga praktik pungutan liar terhadap ratusan sekolah dasar negeri dan swasta di daerah berjuluk Tegar Beriman tersebut. Informasi yang dihimpun rasioo.id, praktik…
View On WordPress
0 notes
Text
Tenaga Ahli Anggota DPR RI Bantah Potong Dana PIP
SERANG – Sidang lanjutan kasus korupsi dana Program Indonesia Pintar (PIP) SD di Kota Serang memanggil saksi Sandi Supyandi selaku tenaga ahli pribadi anggota DPR RI Komisi X, Syaiful Huda. Sandi merupakan orang yang disebut-sebut menerima potongan sebesar 60 persen dari total dana PIP jalur aspirasi untuk SD di Kota Serang. Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor Serang itu pada Rabu…
View On WordPress
0 notes
Text
Ketua DPRD Kab Tangerang Bantah Tudingan Korupsi Dana Hibah Mts
Ketua DPRD Kab Tangerang Bantah Tudingan Korupsi Dana Hibah Mts
Kliktangerang.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang Kholid Ismail membantah soal tudingan penyelewengan dana hibah Rp1,7 miliar untuk 16 Madrasah Tsanawiyah (Mts), yang ramai diberitakan di sejumlah media massa. “Pemotongan dana hibah itu tidak ada dan semua itu fitnah kepada saya dan saya akan menempuh jalur hukum,” ucap Kholid dalam konferensi persnya di Aula…
View On WordPress
#Bantuan Pendidikan#Berita Kabupaten Tangerang#Dana Hibah#DPRD Kabupaten Tangerang#Kabupaten Tangerang#Ketua DPRD Kabupaten Tangerang#Korupsi Tangerang#Pungli Tangerang
0 notes
Text
Standar.
Kita, tak perlu harus selalu merasa sama dengan oranglain. Pemasukan kita berbeda, begitu pun pengeluaran dan tanggungan kita. Bahkan, jika input kita sama pun, belum tentu jumlah yang kita consume atau gunakan akan selalu sama. Ada yang diberi kelebihan, tapi juga lebih banyak pengeluaran.
kalau ada yang bilang, "kamu irit banget sih?", I'd known so well what my priority is. Apakah berhemat dan menunda kesenangan sesaat adalah sebuah kesalahan? Apakah artinya aku juga tidak pernah sama sekali bersenang-senang atau jajan sedikit pun? tentu tidak juga.
Apakah kita harus selalu mengikuti standar kesenangan oranglain? apakah kita tahu betul bagaimana kondisi 'dapur' oranglain yang sebenarnya? hidup sendiri tentu berbeda dengan berdua, bertiga dan seterusnya.
yang terpenting, apakah pokok-pokok dan pos-pos utama sudah terjaga dengan baik? apakah punya hutang? apakah ada dana darurat? apakah ada tabungan pendidikan? apakah pos sedekah dan investasi belajar agama untuk akhirat sudah tertunaikan? baru kebutuhan sekunder dan tersier lainnya.
Memang, ada orang-orang yang Allaah beri kelapangan lebih karunia dalam bentuk rezeki dan mereka bisa memanfaatkannya dengan baik, tapi apakah hisab mereka juga tidak lebih banyak? bagaimana dengan karunia yang tidak kalah jauh banyaknya yang telah Allaah berikan pada kita? apakah itu semua telah kita manfaatkan dengan baik untuk sebanyak-banyaknya manfaat untuk oranglainnya pula?
Semoga Allaah senantiasa jaga kita.
27 notes
·
View notes
Text
"Sekolah Is Bulshit??"
Potret Buram Pendidikan Kita: "Ketika sekolah tak lagi menjadi tempat belajar, tapi ladang profit, siapa yang sebenarnya dicerdaskan?"
Sebagai seorang guru yang juga seorang konten kreator, saya sering merasa gemas dengan wajah pendidikan Indonesia yang—alih-alih berkembang—justru terjebak di antara aturan kaku dan mentalitas yang tidak relevan dengan kebutuhan generasi saat ini. Pendidikan seharusnya membimbing dan membuka potensi anak-anak kita, tapi kenyataannya sistem pendidikan Indonesia malah sering berfokus pada kekurangan, bukan kelebihan anak. Setiap siswa diukur dengan standar yang sama meskipun keunikan mereka berbeda. Misalnya, ada anak yang luar biasa berbakat di bidang fotografi dan videografi, tetapi sistem mewajibkan mereka untuk mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dalam pelajaran menggambar. Bukannya didorong untuk mendalami potensi, mereka malah dicap "gagal" hanya karena bakat mereka tidak ada di jalur akademik konvensional.
Lebih parahnya, saya juga melihat anak-anak yang tidak pernah diberi kesempatan untuk merasakan realitas dunia kerja. Bayangkan saja, di SMK misalnya, mereka dipersiapkan untuk dunia kerja yang penuh tekanan deadline, disiplin tinggi, dan tuntutan kualitas, tapi banyak guru yang enggan memberikan latihan seperti itu karena khawatir akan Undang-Undang Perlindungan Anak. Ironisnya, akibat ketakutan itu, anak-anak malah tumbuh dengan mental "tempe" dan merasa mereka tidak perlu bekerja keras atau menerima teguran. Sejujurnya, dunia kerja tidak akan memperlakukan mereka sebaik itu, dan sikap menghindar ini tidak mendidik mereka untuk siap menghadapi tantangan hidup yang nyata.
Lalu ada lagi "jaminan" naik kelas yang dianggap seolah wajib, bahkan ketika siswa tersebut tidak memenuhi kualifikasi. Sebagai seorang guru, saya pernah tidak meluluskan sembilan siswa dan tidak menaikkan dua belas siswa lainnya—tentu saja ini kontroversial. Keputusan saya membuat beberapa siswa merasa malu, bahkan mereka akhirnya pindah sekolah. Kenapa ini jadi masalah besar? Karena banyak sekolah yang takut prosentase kelulusan mereka turun. Kenyataannya, sistem dapodik dan akreditasi sekolah masih sangat bergantung pada statistik kelulusan yang 100%. Jika anak tidak naik kelas atau lulus, sekolah bisa terancam nilainya, dan dampaknya, sekolah lebih memilih "memaksa" anak naik kelas, terlepas dari apakah mereka sudah layak atau belum.
Sekolah swasta, terutama, sering kali lebih mirip bisnis keluarga daripada lembaga pendidikan. Fokus utama mereka bukan lagi mencerdaskan bangsa, melainkan mengejar profit. Guru dituntut untuk bergelar S1, bahkan S2, tetapi gaji yang mereka terima jauh di bawah UMR. Dana BOS yang seharusnya untuk operasional guru, sering kali hanya lewat tanpa sampai pada guru yang benar-benar mengajar. Guru akhirnya harus bekerja sambilan, membuka les, atau bahkan berjualan online hanya untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup selama satu bulan. Bagaimana kita bisa berharap pendidikan berkualitas jika guru-gurunya justru harus membagi pikiran antara mengajar dan mencari penghasilan tambahan?
Selain itu, kita juga menghadapi tantangan dari orang tua yang terlalu campur tangan. Berdasarkan analisis pribadi saya, banyak orang tua yang lahir di tahun 70-an hingga 90-an tampaknya memiliki “dendam terpendam” terhadap pengalaman mereka dulu yang penuh disiplin keras. Mereka pernah merasakan hukuman fisik dari guru, yang saat itu dianggap wajar. Kini, ketika anak mereka mengalami masalah di sekolah, orang tua ini sering menolak pendekatan serupa, bahkan mendampingi anaknya secara berlebihan, dan guru pun jadi sulit mengambil sikap tegas.
Banyak variabel yang membuat sistem pendidikan kita kompleks dan berat untuk berkembang. Sekolah terjebak pada kebutuhan mencari keuntungan, guru harus berjibaku untuk bertahan hidup, dan pemerintah terus merumuskan kebijakan yang sayangnya tidak berbasis kondisi lapangan. Tanpa perubahan mendasar, pendidikan kita akan terus jalan di tempat. Pendidikan seharusnya membebaskan, tapi realitas yang terjadi malah sebaliknya.
12 notes
·
View notes
Text
Cryptocurrency di Dunia Nyata: Perkembangan Adopsi dan Tantangan yang Dihadapi
Cryptocurrency, sebuah revolusi keuangan digital yang diawali dengan peluncuran Bitcoin pada tahun 2009, telah menjadi subjek pembicaraan yang hangat dan kontroversial di seluruh dunia. Sejak saat itu, ribuan mata uang kripto lainnya muncul, menciptakan ekosistem yang terus berkembang dengan cepat. Artikel ini akan mengeksplorasi perkembangan adopsi cryptocurrency di dunia nyata, serta tantangan yang harus diatasi dalam menghadapi penerimaan yang lebih luas.
I. Adopsi Cryptocurrency: Realitas Saat Ini
Seiring berjalannya waktu, adopsi cryptocurrency telah melampaui batas-batas eksperimen dan spekulasi. Banyak perusahaan besar mulai menerima pembayaran dalam bentuk mata uang kripto, memberikan legitimasi kepada teknologi blockchain di mata masyarakat. Selain itu, beberapa negara bahkan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatur dan meresmikan penggunaan cryptocurrency dalam kegiatan sehari-hari.
1. Perusahaan dan Toko yang Menerima Cryptocurrency
Perusahaan besar seperti Tesla, Microsoft, dan Shopify telah memperkenalkan opsi pembayaran menggunakan cryptocurrency. Ini menciptakan landasan bagi penerimaan lebih lanjut dan memotivasi pengguna untuk mengadopsi mata uang kripto sebagai bentuk pembayaran yang sah.
2. Negara-negara Pro-Cryptocurrency
Beberapa negara, seperti El Salvador, telah menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi, membuka jalan bagi penggunaan mata uang kripto dalam berbagai transaksi sehari-hari. Pilihan ini menciptakan pro dan kontra, menggambarkan polarisasi opini terkait keberlanjutan dan keamanan mata uang digital.
II. Tantangan dalam Adopsi Cryptocurrency
Meskipun ada progres yang signifikan, tantangan-tantangan tertentu masih menghalangi adopsi cryptocurrency secara luas.
1. Volatilitas Harga
Salah satu tantangan utama yang dihadapi pengguna dan pedagang adalah volatilitas harga mata uang kripto. Harga yang fluktuatif dapat membuat pengguna enggan menggunakan cryptocurrency dalam transaksi sehari-hari karena ketidakpastian nilai transaksi.
2. Regulasi dan Keamanan
Tingkat regulasi yang berbeda-beda di berbagai negara menciptakan ketidakpastian hukum terkait penggunaan cryptocurrency. Selain itu, isu keamanan terus menjadi keprihatinan, dengan seringnya insiden peretasan dan kehilangan dana pengguna.
3. Penerimaan Masyarakat
Beberapa orang masih ragu untuk mengadopsi cryptocurrency karena kurangnya pemahaman yang memadai tentang teknologi ini. Pendidikan publik yang kurang dapat menjadi kendala utama dalam mendorong adopsi cryptocurrency.
III. Masa Depan Adopsi Cryptocurrency
Meskipun tantangan tersebut ada, perkembangan dalam ruang cryptocurrency terus berlanjut. Potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan keuangan dan teknologi semakin besar. Dengan upaya yang berkelanjutan untuk mengatasi volatilitas harga, meningkatkan regulasi, dan meningkatkan kesadaran publik, masa depan adopsi cryptocurrency tampak cerah.
1. Inovasi Teknologi
Pertumbuhan terus-menerus dalam teknologi blockchain, yang mendasari mata uang kripto, dapat membuka pintu bagi solusi yang lebih aman dan efisien. Inovasi ini akan membantu mengatasi beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh mata uang kripto saat ini.
2. Peningkatan Pendidikan Publik
Peningkatan pendidikan publik tentang cara kerja cryptocurrency dan manfaatnya dapat membantu mengatasi ketidakpastian dan ketidakpercayaan yang masih ada di masyarakat. Inisiatif ini dapat dilakukan oleh pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri.
3. Regulasi yang Bijak
Langkah-langkah yang bijak dalam merancang regulasi yang sesuai dapat memberikan landasan hukum yang kokoh bagi adopsi cryptocurrency. Dengan regulasi yang baik, konsumen dan perusahaan dapat merasa lebih nyaman menggunakan mata uang kripto dalam transaksi mereka.
Cryptocurrency telah bergerak melewati fase eksperimen dan menjadi bagian integral dari sistem keuangan global. Meskipun ada tantangan yang perlu diatasi, adopsi cryptocurrency di dunia nyata terus berkembang. Dengan inovasi teknologi, pendidikan publik yang lebih baik, dan regulasi yang bijak, mata uang kripto memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan keuangan dan teknologi dalam waktu yang akan datang.
26 notes
·
View notes
Text
Jika tidak ada lagi orang yang mau menjadi guru,
Selamat hari guru,
dari kami yang 24 jam digugu dan ditiru,
katanya.
.
"Mau jadi apa kamu saat besar nanti? "Celoteh guru muda dengan penuh semangat serta mata yang berbinar-binar.
“Pengusaha..”
“Programer..”
“Masinis...”
“Dokter...” jawaban beragam dari seisi kelas.
Tetiba guru muda tersebut terdiam, dia adalah lulusan terbaik pada almamater sekolahnya dulu, dan hari ini berakhir menjadi pembina santri, guru, atau disebut sebagai musyrif di salah satu pesantren ternama di kota ini. ada sesuatu yang mengambil alih pikirannya. Kenapa diantara banyaknya jawaban mereka, tak ada satupun yang menginginkan menjadi guru? Pikirnya. Hinakah profesi ini? hinakah bekerja, membersamai santri 24 jam, membuat raport, mengajar dengan over jobdesk, mengingatkan santri nilai-nilai budi pekerti, mendidiknya agar lebih dekat kepada tuhannya, menerima setoran hafalan setiap hari?
hinakah menjadi seseorang yang membangunkan santri di sepertiga malam, Membersamai puasa, mengantar ke dokter tatkala sakit, membelikan bubur, mengajar dari sebelum matahari muncul bahkan sampai matahari terpendam di pelukan nabastala, bahkan dengan gaji yang mungkin jauh dari nilai “UMR” perbulan, hinakah?
Selamat hari guru,
kata presiden.
Sementara itu,
di pelosok sana, seorang guru tua, sedang kehabisan bumbu dapur,
“maaf ya de, mas belum bisa bawa uang banyak hari ini” ucap guru tua tersebut, yang bahkan gajinya cair 3 bulan sekali, jika dihitung satu gajinya pun tak mampu membeli 5 bungkus sampoerna mild.
“gapapa mas, kita masih bisa rebus singkong malam ini, yang penting kan perut terisi,” ucap sang istri menenangkan dengan welas asih.
Selamat hari guru,
kata remaja tanggung di lini masanya, dengan foto berbagai macam buket bunganya.
sementara di pelosok sana, guru tua pun sedang mendorong roda dua mogoknya, karena setiap hari lewati jalan curam tanpa aspal, konon motor butut tersebut pemberian dari walimurid atas keikhlasan jasanya 15 tahun mengabdi, alias 15 tahun menaiki sepeda tua susuri lembah demi mendidik anak negeri, terlihat di mata guru tua tersebut secuil harapan, semoga satu diantara muridnya, ada yang berani menampakkan tapak kakinya di depan bangsat bangsat parlemen.
Selamat hari guru,
“guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, takkan kami lupakan jasa kalian” caption beberapa petinggi negara ini, dan ini yang paling lucu.
Di bagian mana mereka mengenang jasa guru, sementara mereka lebih memilih mengalokasikan dana negeri ini untuk pencitraan berkedok pembangunan? Mereka lebih memilih mensubsidi orang dengan pantopel, dasi, jas, agar menaiki MRT dan LRT setiap hari yang bahkan pedagang asongan, kuli bangunan tak pernah sekalipun berpikir untuk menaikinya. Sementara di pelosok sana sekolah-sekolah dengan atap yang hampir roboh sedang membutuhkan donasi ketimbang subsidi, “aksimu lebih berarti, ketimbang harapanmu pada petinggi negeri, riskan” celoteh guru tua.
Selamat hari guru,
ujar paslon presiden kali ini dengan segenap janji tai kucingnya,
Lupa mereka, bahwa yang pertama kali harus dibenahi ialah pendidikan.
Imajinasi guru muda tersebut buyar, setelah salah seorang santri menyeletuk,
“ustadz, cita-citanya jadi apa?”
“jadi guru.” Jawabnya. Walau batin guru muda tersebut berkata bahwa tak sepatutnya ia berhenti ditempat ini hanya karena salary-nya lebih terjamin, dibandingkan di lembaga lain. Menjadi tua dan bodoh adalah hal yang paling ditakutkan dia. Ia ingin mencoba peruntungan di tempat lain, ada banyak impian yang mesti dibiayai.
Sementara itu kalian sedang membaca tulisan ini, dan berpikir bahwa si guru muda bukanlah seorang guru, karena bernada tak ikhlas, mengungkit-ngungkit. BEGITULAH nasib guru di negeri ini, sekali mereka menuntut sesuatu, maka mereka akan dicap seolah penjahat negeri ini, diberi label “dasar tidak ikhlas” sedih sekali.
Selamat hari guru,
Kata mereka,
katamu,
Matamu.
#30haribercerita#30harimenulis#sajak#poem#quotes#jokpin#puisi#30harimenulissuratcinta#tumblr#tulisan#tereliye#traveling#thank you#poemsbyme#photography#indonesia
26 notes
·
View notes
Text
5 Pos Keuangan
oleh: Bp. Tonny Hermawan Adikarjo Perbedaan antara orang kaya dan orang miskin, bukan saja tergantung dari uang yang mereka peroleh. Banyak orang yang punya penghasilan besar dan jatuh miskin karena mereka tidak bisa menata uang yang mereka miliki/ memiliki gaya hidup yang berlebihan. Biaya hidup itu murah, tetapi gaya hidup itu mahal dan tidak terbatas. Bagaimana cara menata uang? Ada 5 pos keuangan: 1. Pos needs/ kebutuhan Biaya yang harus kita keluarkan untuk kebutuhan sehari-hari. - biaya belanja untuk makan sehari2, biaya pakaian, biaya kebutuhan rumah tangga (keperluan kamar mandi, dapur), biaya kosmetik, listrik, air, transportasi, biaya jajan anak, iuran kebersihan, perbaikan kendaraan, dan biaya-biaya rutin lain 2. Pos wants / keinginan Biaya untuk memenuhi keinginan kecil kita. Kalau pun tidak terpenuhi, tidak masalah. Kita bisa menunda keinginan kecil itu. contoh: ingin beli barang elektronik yang tidak terlalu dibutuhkan: handphone keluaran terbaru; makan diluar, beli barang bermerk (tas, sepatu, pakaian), mempercantik rumah, rekreasi, perhiasan, hobi, berlanggnan tv kabel, memberi hutang (note: jika kita ingin meminjamkan uang, maka gunakan uang dari post want, bukan pos need kita). 3. Post debts / bayar utang (kalo punya) Ada 2 jenis utang: - utang baik: utang digunakan untuk keperluan usaha. - utang buruk: utang yang sifatnya konsumtif Utang adalah habit. Jangan biasakan. Yang tidak biasa, tidak akan nyaman jika punya utang, walau jumlahnya sedikit. 4. Pos savings/ tabungan Pos dana berjaga-jaga. Pos tabungan masa depan, dana berjaga-jaga jika ada sesuatu yang tidak kita inginkan. Dana pendidikan anak. Dana pensiun. 5. Pos investments / investasi Contoh instrumen investasi: deposito, obligasi, properti, emas batangan, valuta asing. Investasi ada 2 jenis, - Aset nyata: tanah, rumah, ruko, apartemen, logam mulia, barang koleksi - Aset keuangan (berupa bukti kepemilikan), biasanya dalam bentuk kertas. 1) Money market/ pasar uang: instrumen investasi yang punya jangka waktu maksimal kurang dr 1 tahun (wesel, sertifikat deposito, SBI, dll). 2) Capital market/ pasar modal: instrumen investasi yang punya jangka waktu lebih dr 1 tahun. contoh: obligasi, saham, reksadana Konsep ideal dalam penggunaan income. Persenan dari income masuk. Pos need: 50% Pos want: 10% Pos debt: 30% Pos saving: 10% Pos invest: - *misal masih butuh post debt, maka tidak perlu dana untuk investasi Jika tidak ada post debt Pos need: 50% Pos want: 15% Pos debt: - Pos saving: 15% Post Invest: 20% Catatan: Banyak orang tidak kaya karena ingin terlihat kaya. Menjadi kaya itu penting, terlihat kaya itu tidak penting. Ref: https://www.youtube.com/watch?v=jVt3WJdBxQg
8 notes
·
View notes
Text
Panduan Pembelian Kripto untuk Pemula: Langkah-langkah Praktis Menuju Aset Digital
Investasi dalam mata uang kripto telah menjadi tren yang semakin populer di kalangan investor baru yang mencari diversifikasi portofolio mereka. Bagi pemula, memahami langkah-langkah praktis untuk membeli kripto menjadi kunci untuk memulai perjalanan mereka dalam dunia aset digital. Artikel ini menyajikan panduan langkah-demi-langkah bagi pemula yang ingin terlibat dalam pembelian kripto.
1. Pendidikan Dasar tentang Kripto:
Sebelum memulai pembelian kripto, penting untuk memiliki pemahaman dasar tentang teknologi blockchain, kripto, dan konsep-konsep terkaitnya. Mempelajari istilah-istilah seperti wallet, private key, dan public key akan membantu Anda merasa lebih percaya diri selama proses pembelian dan penyimpanan aset digital.
2. Memilih Platform Pertukaran (Exchange):
Pilih platform pertukaran kripto yang andal dan aman. Beberapa platform terkenal termasuk MEXC, Binance, dan Bytrade. Periksa apakah platform tersebut menyediakan kripto yang ingin Anda beli dan apakah mendukung mata uang fiat yang akan Anda gunakan untuk pembelian. Contoh: Anda bisa membeli koin DTE di MEXC dan Bytrade.
3. Membuat Akun pada Pertukaran:
Daftar dan buat akun pada platform pertukaran yang Anda pilih. Isilah informasi yang diperlukan, seperti alamat email, kata sandi yang kuat, dan informasi identifikasi yang diminta. Beberapa pertukaran mungkin memerlukan verifikasi identitas untuk keamanan tambahan.
4. Menyiapkan Wallet Kripto:
Sebelum melakukan pembelian, Anda perlu memiliki tempat untuk menyimpan kripto Anda. Ada dua jenis utama wallet: hot wallet (online) dan cold wallet (offline). Hot wallet lebih cocok untuk transaksi sehari-hari, sementara cold wallet merupakan opsi yang lebih aman untuk penyimpanan jangka panjang. Contoh: koin DTE memiliki E-Wallet yang bernama Staking Hous.
5. Menghubungkan Metode Pembayaran:
Kaitkan akun bank atau metode pembayaran lainnya ke akun pertukaran Anda. Ini memungkinkan Anda mentransfer dana dari rekening bank Anda ke platform pertukaran untuk membeli kripto. Pastikan untuk memeriksa biaya transaksi dan kebijakan pertukaran terkait pembayaran.
6. Pilih Kripto yang Ingin Dibeli:
Sebelum membeli, tentukan kripto yang ingin Anda tambahkan ke portofolio Anda. Bitcoin dan Ethereum adalah pilihan umum, tetapi ada ribuan kripto lain yang dapat dipertimbangkan. Lakukan riset tentang kripto yang Anda pilih untuk memahami karakteristiknya. Contoh: baca White Paper Drive to Earn di lejellabs.io dan beli koin DTE di MEXC dan Bytrade atau telfon telemarketing dari Lejel Labs Global.
7. Lakukan Pembelian:
Pada platform pertukaran, pilih jumlah kripto yang ingin Anda beli dan konfirmasikan pembelian Anda. Pastikan untuk memeriksa ulasan dan harga terkini sebelum menyelesaikan transaksi. Setelah pembelian selesai, Anda dapat melihat saldo kripto Anda di akun pertukaran atau wallet Anda.
8. Keamanan dan Manajemen Aset:
Amankan akun Anda dengan menggunakan otentikasi dua faktor (2FA) dan simpan informasi login dengan aman. Pertimbangkan untuk mentransfer kripto Anda dari akun pertukaran ke wallet pribadi Anda untuk tingkat keamanan yang lebih tinggi.
Kesimpulan:
Mengikuti langkah-langkah praktis ini akan membantu pemula meraih pemahaman dasar tentang cara membeli dan menyimpan kripto. Selalu lakukan riset, pertimbangkan risiko, dan mulailah dengan jumlah investasi yang Anda merasa nyaman. Dengan waktu dan pengalaman, Anda dapat memperluas pengetahuan Anda tentang dunia kripto dan mengelola portofolio investasi Anda dengan lebih efektif.
16 notes
·
View notes
Text
Haru
kalau dulu punya uang ayah juga bakal sekolahkan kamu di sekolah bagus, biar kamu mendapatkanpendidikan terbaik, apalah waktu itu ayah cuma mampu menyekolahkan disana
ayah dengan muka datarnya 2023
semakin dewasa aku menyadari ternyata menjadi orangtua merupakan sebuah tanggungjawab yang begitu besar, semakin melihat sekitarku baik saudara, teman seumuran yang sudah banyak berada pada fase memilihkan tempat pendidikan terbaik untuk buah hati mereka.
didukung posisiku sebagai pendidik, pernah disuatu hari aku bercerita ke ayah bagaimana semakin mahalnya dana pendidikan yang dikeluarkan oleh banyak orang, dan di saat itu aku masih merasa apakah memang seharusnya perlu menyekolahkan anak dengan dana sebanyak itu di tingkat Taman kanak kanak.
dengan wajah datarnya ayah mengatakan “siapa sih yang gak mau anaknya dapat sekolah terbaik, apalagi dia mampu, dulu kalau punya uang ayah juga pingin kamu mendapatkan pendidikan terbaik di sekolah yang bagus, tapi ayah waktu itu cuma mampu menyekolahkan kamu disana”
aku terdiam mendengarnya, mungkin aku belum berperan menjadi orangtua saat ini, sehingga aku berstatement demikian, mungkin saja nanti akan berubah jika Allah mentakdirkan aku menjadi orangtua, bahkan saat mendengar perkataan ayah tersebut aku mengaminkan dalam hati.
dahulu saat setingkat SD ayah menyekolahkanku di madrasah yang memiliki yayasan untuk membantu anak yatim dan kurang mampu, kata ayah dibanding dengan lainya sekolah tersebut tergolong terjangkau biaya pendidikanya, kata ayah juga madrasah tersebut memperbolehkan para wali murid menunggak membayar spp jika belum mampu membayar. didukung lagi saat tahun 2000an madrasah tempatku bersekolah sudah memiliki program fullday yang saat itu hanya sekolah sekolah bagus dengan biaya mahal yang memilikinya.
tapi aku bersyukur dengan pilihan ayah, dengan upayanya waktu itu ayah mampu menyekolahkanku di madrasah, Taman Pendidikan Al-qur’an, memberikanku les tambahan saat kelas 5 dan 6, memasukkanku ke pesantren hingga sanggup membawa gelarku hingga detik ini.
mungkin kalau ayah tahu akan ada drama saat aku menyelesaikan sarjana pasti akan memperbolehkan aku kemana saja waktu itu, sehingga aku tidak akan membenci kota kelahiranku sendiri, Qodarullah wa maa shaa Faala.
pengalaman serupa juga diceritakan rekan kerja yang duduk di sebelah mejaku, katanya dia dulu ingin masuk SMA favorit di kota kami, namun dengan pertimbangan biaya adik-adiknya sang ibu memintanya untuk sekolah di dekat rumah saja dengan biaya transportasi dan uang saku yang mampu untuk dibayarkan biaya sekolah adik adiknya. lalu aku berkaca kaca mendengan selorohanya
kayaknya orangtua kita juga pengenya dan maunya kita kuliah ke luar negeri us, ciputra misalnya, atau kemanapun kita mau, setidaknya kita punya privilage yang tidak semua orang memilikinya, dan orangtua kita masih mengusahakanya.
ternyata memang menjadi orangtua tidak mudah, terimakasih ayah ibuk yang sudah memberikan pendidikan terbaik untukku, meski ada luka pengasuhan yang aku rasakan hingga detik ini--maafkan anakmu yang belum bisa mendapatkan beasiswa untuk bisa kuliah dengan gratis , maafkan belum bisa membanggakan, maafkan juga aku yang masih menjadi beban pikiran kalian. entah berapa materi yang sudah kalian keluarkan untuk pendidikanku dan sampai saat ini kalian tidak meminta apapun kecuali agar aku tetap menjaga sholat fardhu, tahajud dan puasa sunnah
terimakasih sudah bersabar dengan anakmu yang masih menjadi manusia manusia biasa hingga detik ini :)
Gresik, 27 Juli 2023 dengan air mata terbendung menuliskannya
Sazzadiyatan
23 notes
·
View notes
Text
Lagi lemes banget baca-baca berita di sosmed sekarang ini
gini amat yak jadi wakanders? kerja gaji ga seberapa masih diporotin. dipotong dana pensiun lah, tapera lah. eh muncul lagi berita dana pensiun dikorupsi. wondering apakah negara ini masih worthit dan "aman" ditinggali sampai tua?
di tengah kondisi fasilitas pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik yang mayoritas masih miris, uang negara malah dihambur-hamburin buat yang ga penting. pindah ibu kota lah, anggaran makan siang gratis lah, dsb. kirain negaraku ga punya duit, ternyata emang ga mau aja buat berbenah.
Bapak Ibu yang terhormat, tolong banget, tolong serius bangun negara ini. Dari mulai SDM nya. tolong serius ngurus pendidikannya. jangan tambang doang yang diseriusin :( aku sedih liat kondisi anak-anak sekarang yang penjumlahan aja masih bingung.
iya aku tau, fakir miskin dipelihara oleh negara. Tapi bukan berarti dipelihara biar awet fakir miskinnya kan? :')
3 notes
·
View notes
Text
Kepsek MTs di Kabupaten Tangerang Buka Suara Soal Tudingan Korupsi Dana Hibah Ketua DPRD
Kepsek MTs di Kabupaten Tangerang Buka Suara Soal Tudingan Korupsi Dana Hibah Ketua DPRD
Kliktangerang.com – Belakangan tengah ramai pemberitaan terkait Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Kholid Ismail yang dilaporkan oleh warga ke KPK, atas dugaan penyelewangan dana hibah Madrasah Tsanawiyah (MTs). Adapun total dana hibah yang berasal dari Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tangerang itu sebesar Rp300 juta, yang disalurkan ke 16 MTs negeri maupun swasta. Dengan rincian Rp200 juta untuk…
View On WordPress
#Bantuan Pendidikan#Dana Hibah#Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang#DPRD Kabupaten Tangerang#Kabupaten Tangerang#Korupsi Tangerang#Pendidikan Tangerang#Pungli Tangerang
0 notes
Text
Sekolah S1 dan S2 bedanya apa?
Baru tau kalau ‘hidup tuh demikian’ setelah terjun ke dunia kerja. Setelah terjun ke dunia kerja, ternyata ada banyak kampus yang akreditasinya beragam, dan jauh banget dari standar yang selama ini dijalani. Sekolah pun sama, diri baru tau kalau ternyata ada sekolah dengan akreditasi yang tidak setara juga—yang jauh banget dari standar yang dipahami selama menjalani masa-masa sekolah.
Selama masa pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga jenjang magister, alhamdulillah mendapatkan pendidikan di sekolah yang grade-nya kelas menengah ke atas di tingkatannya. Tentu, di sekolah tersbut diisi oleh beragam orang dari berbagai wilayah dan kalangan, dan juga dengan kualitas guru yang alhamdulillah mumpuni. Dari hal ini diri akhirnya terbiasa menghadapi persaingan dengan berbagai orang dengan kelas yang setara.
Alhamdulillah bisa merasakan jadi mahasiswa yang kuliah di kampus negeri terbaik Aceh, yang bahkan kampus S1 dan S2 akreditasinya sama-sama unggul saat ini, bahkan sekarang termasuk kampus PTN-BH juga.
Balik lagi, yang mahal dari pendidikan itu adalah lingkungannya.
Atas dasar apa yang diterima, diri berupaya mewariskan itu ke anak-anak kelak. Semoga mereka bisa merasakan hadiah pendidikan terbaik yang bida diberikan.
Saaat ini, diri bekerja di kampus yayasan pemda, dan tempat kerja yang sebelumnya merupakan kampus yayasan pribadi, yang kedua-duanya adalah kampus swasta. Di kampus yayasa pemda ini, diri tidak bisa menafikan kalau kampus ini adalah suatu yang sentral banget di kota ini. Kampus ini terbiasa terlibat atas sesuatu yang buka porsinya, tapi bisa memberi benefit bagi berdirinya institusi tercinta. Terlbiat politik harus siap. Terlibat sasaran-sasaran dari berbagai sisi harus bersiap juga. Beruntungnya menjadi bagian dari institusi insyaAllah bisa mengangkat reputasi diri.
Visi-misi dan sumber dana adalah dua hal yang menjadi indikator penting dari berbagai institusi pendidikan tinggi di daerah. Hal ini mempengaruhi kinerja dan pada siapa tunduk diberikan. Bahkan, cara mereka menghasilkan lulusannya juga tergantung pada kebijakan dan kepentingan institusi. Apapun itu, segala gap yang terjadi merupakan suatu yang tidak perlu dipermasalahkan karena semua punya dalih demi kepentingan bersama.
Diri menyadari kalau apa yang dijalani dulu dan apa yang kini dihadapi adalah dua kelas yang tidak setara, jika dikomparasikan pun akan tetap tidak sebanding. Jadi, sebagai karyawan diri bertugas menjalankan apa yang diembankan, ikut aja gimana aturannya, selagi rejeki yang dihasilkan halalan tayyiban.
Beberapa waktu lalu di time line twitter nemu tweet ini yang sampe di repost ulang.
Tulisan ini terinspirasi dari thread tersebut. Bahwa ternyata banyak yang juga menyadari bahwa grade dari pendidikan menentukan banyak hal di kemudian hari. Diri juga menyadari kalau, berproses itu selalu membuahkan hasil yang tidak sama pada setiap orang. Tempat di mana kamu ditempa dengan prosesmu juga penting banget. Relasi yang menemani dan menjatuhkanmu di masa berproses juga penting. Karena kelas kehidupan diterpa sejak di masa ini.
Jika diibaratkan dengan rumah, jenjang S1 itu seperti pondasi, ini penting banget. Jenjang S2 atau pun S3 adalah yang menjadikan indah rumahnya. Tanpa pondasi yang kokoh, jika terjadi bencana gempa bumi maka bangunan tidak akan bertahan juga. Atau seindah apapun tampilan luar, jika pondasinya tidak kuat maka bangunan tersebut akan rapuh juga.
Penting banget untuk menentukan pendidikan S1 hendak ke kampus mana. Jangan asal menentukan. Karena pondasi diri kedepannya bahkan di dunia kerja, diterpa sejak pendidikan S1.
Pentingnya pendidikan itu bukan dibagian gelar atau ijazahnya, bukan dibagian keren cover luarnya saja. Bahkan diri begitu terkejut ketika tau ada dosen lulusan S2 yang ga tau value dari pendidikannya. Anehnya, dia masih merasa tidak berdaya, dia merasa tidak bisa memberi kontribusi apapun. Lha, selama sekolah S2 ga diajarin gimana harusnya sebagai lulusan S2? Padahal kini dia sudah jadi dosen ber-nidn. Setelah nanti kamu jadi lulusan dan menjadi bagian masyarakat, maka kamu wajib survive, wajib mengembangkan dirimu sendiri. Kamu tidak lagi dibimbing seperti ketika dulu sebagai mahasiswa. Itu sebabnya salah satu tujuan pendidikan adalah memberikan problem solving.
Jangan heran ketika nanti di dunia kerja bertemu karyawan yang titelnya banyak tapi kerjanya ya B aja.
Walau nanti di dunia kerja, yang pintar dan memiliki kapabilitas, akan kalah dengan mereka yang mahir berdalih—berbicara dan punya relasi orang dalam.
Dari pengalaman yang diperoleh, ternyata ada beberapa orang yang merasa bisa memperkuat pondasi dengan memperindah tampilan luar sebuah bangunan. Lha gimana? Jadi mereka yang merasa kurang percaya diri dengan pendidikan S1 nya berusaha mencoba untuk lanjut sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi di kampus ternama dengan dana dari orangtua yang mumpuni. Mungkin mereka merasa dengan pendidikan lebih tinggi dari yang lain mereka bisa merasa lebih unggul dan lebih percaya diri. Ini adalah hak masing-masing orang.
Kok diri seperti iri ya? Bukan. Tapi poin pentingnya adalah, bangun pondasi yang kokoh dulu, jika pondasi sudah kokoh, mau kerja di masa saja, walau lulusan S1 atau apalah, insyaAllah akan tetap berhasil dan berjaya. Yang terpenting itu kapabilitas dan bertahan.
11 notes
·
View notes
Text
Keteladanan yang Utama
Benarlah sebelum segala hal yang lain, mendidik anak membutuhkan KETELADANAN. Pendidikan utama itu adalah keteladanan dalam keluarga. Semua hal baik yang aku pelajari dan aku tekadkan untuk aku lanjutkan kepada anak-anaku.
Semakin dewasa aku akhirnya tau bahwa kedua orang tuaku itu sangat baik dengan pengertian yang mendalam, bukan hanya kepada anak dan keluarganya tetapi pada siapapun.
Satu dari beragam keteladanan baik yang terakhir kali umi niatkan dan lakukan. Kepada tukang sampah di rumahku, sering sekali umiku memberikan tip tambahan, ketika idul adha umi bilang ingin membagikan daging yg sudah diolah kepada tetangga atau tukang sampah, aku bilang “kenapa mi?” mereka pasti kesulitan jika menerima daging yg belum diolah karena harus membeli gas, bumbu, dan cabai misalnya. Umi sering ngisi di daerah karena kekurangan pengajar. Yang paling luar biasa dari umi adalah perannya ketika abi kuliah s2 dan s3, mendidik anak-anaknya saat suami jauh seorang diri, merawat kakaku yang sakit selama dua tahun, luar biasa ibuku ini sangat aku cintai.
Aku juga belajar keteladanan sangat banyak dari abi, abiku itu orang yang sangat ringan tangan dan cerdas secara sosial. Aku tau bahwa abiku pernah mencarikan dana untuk mahasiswa2nya yg kesulitan bayar ukt lewat jalur alumni, beliau jg tidak mempersulit mahasiswanya bimbingan, dan mendapat cerita dari adik tingkat, abi menelpon bimbingannya “apa yang bisa saya bantu?”. Beliau sangat rajin datang ke takziah, undangan, aktif dalam kegiatan masjid dan aktifitas masyarakat. Sangat sayang pada istri dan anak-anaknya. Berkiprah di kampus dan tidak haus jabatan. satu dari sekian kebaikan abi, sebagai sosok yang sangat sangat aku banggakan dalam hidupku
Aku bersyukur, inilah syukurku yang tak terhingga atas titipan Allah kepadaku.
3 notes
·
View notes