Text
Bukan aku sudah tidak mencintai kamu. Tapi kerna cintaku yang ini lah membuatkan aku berusaha mendiamkan dirimu dari hidupku. Sebatas yang kumampu.
2 notes
·
View notes
Text
Kalau menurut prinsip Kaizen, kita hanya perlu 1% perubahan setiap hari untuk jadi lebih baik lagi. Bukan perubahan mendadak seketika, tapi berhenti ditengah jalan karna diterpa jenuhnya.
Bagi aku sendiri, berkarya itu proses paling mudah untuk mengukur perbaikan 1% itu. Menuangkan dari buku-buku yang kita baca, dari orang-orang yang kita temui atau dari fase sulit yang kita taklukkan.
Kembali lagi, setiap orang tujuan berkaryanya berbeda. Mungkin hanya perlu mencari itu. Tapi kalau ukurannya adalah penilaian orang, pasti kita sudah berhenti saat kuas pertama digoreskan.
Selamat berkarya. Mungkin tidak saat ini. tapi esok hari bisa jadi warisan paling berharga untuk anak cucu kita. Sembari belajar bertumbuh dengan : "How to be 1% Better Every Day" dan berbahagia melakukannya.
132 notes
·
View notes
Text
SEMPURNA itu Wujud. Tapi ia Dibentuki dengan SIA-SIA
Sempurna adalah pencarian yang sia - sia
- Asta Gharino
92 notes
·
View notes
Text
Perempuan yang Mengagumkan
Saat beranjak usia, akan ada masanya kamu tak lagi menaruh cemburu pada perempuan-perempuan yang kecantikannya bertebaran di media sosial.
Pada saat itu, kamu akan lebih terkagum pada dia yang tersembunyi, yang dikenal melalui karya dan kebaikannya, meski tak pernah bertemu rupa.
Kelak yang mengagumkanmu bukan dia dengan review skincare dan barang mewahnya, melainkan si dia yang menyimpan kekayaan dalam pikirannya, senantiasa membagikan ilmu-ilmu dan wawasan.
Kelak kamu akan mencapai titik, bahwa yang mengagumkan bukan mereka yang mengejar dunia. Namun, si wanita yang dalam kesahajaannya; kesederhanaannya, menyimpan banyak hal mengagumkan. Harinya disibukkan untuk terus berpacu menjadi aktif dan produktif menghasilkan kebermanfaatan. Bicaranya yang teduh dan menenangkan dalam menasihati.
Tidakkah kelak kamu ingin dikagumi dengan cara yang seperti ini? Cara yang jauh lebih mengesankan daripada sekadar pujian kecantikan.
339 notes
·
View notes
Text
0 notes
Text
MOMENTAL
Aku tidak membuatmu dari batu. Tapi ternyata kamu tumbuh begitu keras. Aku tidak mengukirmu dari kayu. Namun alangkah kamu berakhir begitu rapuh. Aku tidak memerahmu dari anggur. Sekian lama dibiar akhirnya kamu hilang waras. Aku tidak menukangi kamu dari apapun. Tidak membentukmu. Tidak memotretmu. Tidak ada.
Kamu mendatangiku. Cuma itu. Tanpa sentuhan. Dan itu menjelaskan apapun tentang aku pada kamu. Kamu mendatangiku. Cuma itu. Tapi mengapa kamu menjadi rumit dengan memintaku melepaskan kamu. Sialan.
0 notes
Photo
There's is no fight when you have to be a great. You just have to be a someone with the high patience.
0 notes
Text
DIAM MALAM
Seolah-olah
Sebuah gunung sarat di ranting pohon jambu. Berat. Terpaling berat. Di pelupuk kedua mataku ada sebuah gunung. Tak sedar akan diri.
Pada senja yang hampir. Gunung berdiam kaku di mataku.
Aduhai, aku lupa memesan untuk sedarkan aku, sebelum malam.
0 notes
Text
DIAM MALAM
Ketika kamu melawat diriku seawal pagi ini
Ternyata kamu kunang-kunang
Itu ketrampilan yang kurang menyenangkan
Ini siang, wahai kunang-kunang. Harus kamu tahu
Kamu kali lipat rasa hilangku. Sekarang lagi sulit.
Semua beredar dari daerah malam tanpa riak
Kali lipat rasa hilangku. Dan ini siang
Aku tidak diperlukan oleh orang-orang.
Semua berbohong. Menunjuki jalan pulang yang salah
Rasa hilangku kali lipat, kunang-kunang siang
Malamku masih hilang.
0 notes
Text
DIAM MALAM
Selalu aku lupa pada malamku. Aku lupa kalau aku ada melewati malamku. Tau-tau saja mataku hangat oleh siang. Berbicara dengan siang sering tidak menang.
Dan aku pilih diam hingga aku benar-benar menemui malamku.
0 notes
Text
Momen II
Aku mematikan diri, berdiri dengan cuma nafas yang tertahan. Berdiri dengan ketara mata yang menjelaskan rasa tidak percaya. Berdiri untuk percaya. Apa saja yang aku mulai hari ini, semuanya tersejat lesap. Cuma yang ada saat ini. Hanya ini saja yang terjadi dalam hidupku hari ini. Hari di mana aku berusaha untuk percaya, dia masih ada. Dia ada.
Ada, yang membuat diriku dan seluruhnya, mungkin saja, seperti tidak punya apa-apa. Dan itu suatu yang tidak bagus untuk fikiranku.
0 notes
Text
BUDAK HOLDEN
Lama dulu aku dah habiskan budak Holden ni. Aku harap tiada siapa yang membuat pertanyaan lanjut tentang ke mana perginya itik-itik bila tasik membeku. Semua tentang kesunyian. Budak Holden ni diceritakan sebagai contoh terbaik menggambarkan kesunyian. Kita pun begitu sepatutnya. Tapi kita selalu menganggap pada kesunyian yang kita alami, di situlah tempat terbaik rahsia kita disembunyikan. Di bilik yang kudiami ini didiami juga oleh sang kesunyian. Sebenarnya tidaklah sampai begitu, kami mengisinya sama, seperti kisah Tom Hanks dengan Wilson.
0 notes
Photo
I’m inviting everyone into my garden, my mind, my music.”
1 note
·
View note
Link
Untung kisah kecelaruan fikiran begini berada pada waktu yang tepat untuk tidak dilanjutkan. Kuat sangat halusinasimu, sedangkan aku selalu sangat mau mencoba bagaimana berada dalam kondisi halusinasi. Dari monalisa (aku fikir dia pondan Rome) tukar jadi lisa surihani sekelip mata kau berubah, mungkin silap kekadang manusia ni seperti gaban, silap yg pertama bermula dengan fikiran. Silap kedua diteruskan oleh lamunan...(ku terhenti... Lalu ku mendongak....gemuruh suara, terpaku sukma!). Tak henti setakat tu tambah silap ketiga, penasaran..(hey mana ekornya mana kepalanya, cerita cinta kita...?) ketiganya dikombinasikan lalu macam madre yg di... ..ah, sudah, rasanya aku cuman perlu tanya satu soalan kat kamu:
"pernah makan roti Turki? "
Where does the good go~~ Where does the good go~
Sewaktu aku melihatnya, dia berdiri seorang diri, mendepakan tangan dan membiarkan dirinya dibasahi hujan. Dan lagu itu terus berkumandang. Aku terus memandangnya dibawah langit yang sama. Hujan. Dan aku disini berpayung, melindungi diri sendiri...
3 notes
·
View notes
Quote
That is no country for old men. The young in one another's arms, birds in the trees - those dying generations - at their song, fish, flesh, or fowl, commend all summer long. Whatever is begotten, born and dies.
_ W. B. Yeats, 'Byzantium'
0 notes