Text
When It Was
Langkahnya gontai, perlahan tapi pasti ia menyusuri sepanjang pinggiran pantai. Fokusnya terarah ke laut yang seolah tak berujung. Air lautnya tenang, namun misterius tentang kedalamannya. Suasana masih sepi, parkiran pun hanya baru terisi oleh beberapa kendaraan saja. Beberapa waktu berlalu dan ia masih asik bergelut dengan dunianya sendiri. Bunyi klakson dari tempat parkir menyadarkannya, bahwa hampir-hampir ia lupa akan tujuannya datang ke pantai pagi-pagi begini.
Dari tempatnya berdiri kini, terlihat sesosok manusia kecil yang menjadi semangatnya beberapa bulan belakangan ini. Ya, Cony, Cony, dan Cony. Sosok yang memenuhi pikirannya siang malam tanpa henti. Dilihatnya Cony tengah duduk bersantai di bangku taman, sendirian, sedang menikmati ice cream sundae favoritnya. Ah, menggemaskan sekali. Rasa-rasanya ia ingin memiliki Cony untuk dirinya sendiri saja kalau begini, lalu menyembunyikannya di rumah agar Cony tak tercemar oleh kejamnya dunia. This world doesn’t deserve her, katanya. Uh.
Ia berlari kecil menghampiri Cony, dan mulai melambatkan langkah tepat di belakang bangku. Kedua tangannya tergerak untuk menutup mata cantik itu, dan selanjutnya terdengar kekehan kecil dari mulut penuh cream milik Cony.
Manisnya.
“Maksudnya apa ditutup-tutup begini, hmm, Brown?“ kata Cony.
“Tidak bermaksud apa-apa kok, hanya ingin memberi kejutan awalnya. Ah, kamu, harusnya pura-pura terkejut agar aku merasa dihargai.“ sambung Brown dengan nada menggerutu sebal. Dan kening Brown mengerut, melihat Cony malah menanggapi ucapannya dengan tertawa, kencang sekali.
“Utututu lucunya kesayangan aku. Sini-sini, duduk!“ Tangan Cony yang bebas menggenggam tangan yang menutupi kedua matanya, membuat si laki-laki mau tak mau memutar tubuhnya, dan berakhir dengan mendudukkan dirinya di ujung bangku.
“Kenapa jauh-jauhan sih duduknya? Sini!“ Tangan Cony melambai, memberi petunjuk agar lelakinya itu mendekat.
“Ya karena ngga dekat-dekatan, bagaimana sih,” ujarnya sambil mengerucutkan bibirnya. Ah, kesayangan sedang merajuk rupanya.
“Haha, marah? Sini-sini, aku serius, hawa pantai di pagi hari itu dingin, sayang. Aku tidak ingin kamu kedinginan.” Cony memegang lengan Brown, dan menariknya tubuhnya mendekat.
“Iya, iya, baiklah,” ujar Brown menyerah. Keduanya saling menengok, menatap satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama.
“Tadi, kulihat kau sedang melamun. Memikirkan sesuatu? Masih memikirkannya, hmm?“ Tangan Brown tergerak untuk membelai rambut panjang Cony, menyingkirkan beberapa helai rambut yang terjuntai ke depan wajah cantik itu, dan menyisipkannya ke belakang daun telinga.
“Maafkan aku, hidup berdampingan dengannya untuk sekian lama membuatku sulit melupakannya.“ ucap Cony sambil melihat hamparan laut di depannya lamat-lamat. Hening. Lama, hingga akhirnya ia menunduk ke bawah, menyadari bahwa ice creamnya telah habis, mau tak mau itu membuatnya harus sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah tong sampah di dekat bangku mereka, untuk membuang bungkus yang telah kosong. Ia kembali menyamankan duduknya dan menyenderkan kepalanya pada bahu Brown yang bidang.
“Tidak apa, setidaknya kamu sudah berusaha. Dan aku, di sini, akan membantumu untuk melupakannya dengan membuat kenangan lain yang jauh lebih indah.“ Cony mendongak, menatap Brown yang juga tengah menatapnya sembari tersenyum tulus, memperlihatkan gummy smilenya yang begitu menawan.
Ah, andai Brown tahu, senyumnya itu benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantung Cony. The smile which making her, falling in love with him for the umpteenth time.
“He was my sun, Brown. But it burnt me too much.“
-Unseen ❤-
4 notes
·
View notes
Text
Haji Saleh: Tuhan, Kami Ingin Protes!
Alkisah, ada seorang haji yang taat beribadah, bernama Haji Saleh, ia merasa dirinya layak masuk surga, tetapi justru disuruh masuk ke neraka bersama teman-temannya yang di dunia dulu tak kurang ibadahnya dari dia sendiri. Kemudian Haji Saleh dan teman-temannya protes pada Tuhan. “ O, Tuhan kami yang Mahabesar. Kami yang menghadapMu ini adalah umatMu yang paling taat beribadah, yang paling taat menyembahMu. Akan tetapi, Tuhanku yang Mahakuasa setelah kami Engkau panggil kami kemari, Engkau masukkan kami ke neraka. Maka, sebelum terjadi hal2 yang tak diingini, kami menuntut agar kami masuk ke dalam surga sebagaimana yang Engkau janjikan.” “Kalian di dunia tinggal dimana?” tanya Tuhan. “Kami ini adalah umatMu yang tinggal di Indonesia, Tuhanku.” “O, di negara yang tanahnya subur itu? Sehingga tanaman tumbuh tanpa ditanam? Yang tanahnya maha kaya, penuh logam, dan bahan tambang lainnya?” “Ya. Ya. itulah negeri kami.” Mereka mulai menjawab serentak. Dan mereka yakin sekarang, bahwa Tuhan telah silap menjatuhkan hukuman kepada mereka itu. “Negeri yang lama diperbudak negeri lain? “Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah itu, Tuhanku.” “Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan?” “Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda itu kami tak mau tahu. Yang penting bgi kami ialah menyembah dan memuji Engkau.” “Engkau rela tetap melarat bukan? Karena kerelaanmu itu, anak cucumu juga melarat, bukan?” “Benar, kami rela sekali Tuhanku. Sungguh pun anak cucu kami itu melarat, tapi mereka semua pintar mengaji. KitabMu mereka hafal di luar kepala.” “Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak dimasukkan ke hatinya, bukan?” “Ada, Tuhanku.” “Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kaubiarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadah saja, karena beribadah tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang Aku menyuruh engkau semuanya beramal kalau engkau miskin. Engkau kira Aku ini suka pujian, mabuk disembah saja. Tidak! Kalian mesti masuk neraka.” Semua menjadi pucat pasi tak berani berkata apa2 lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia. Tapi Haji Saleh ingin juga kepastian apakah yang dikerjakannya di dunia itu salah atau benar. Ia bertanya pada malaikat yang menggiring mereka ke neraka. “Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami, menyembah Tuhan di dunia?” tanya Haji Saleh. "Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, sehingga mereka kucar kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikitpun.” (( Robohnya Surau Kami dalam “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis ))
1 note
·
View note
Text
Noted.
Sudahkah Saya Produktif?
Produktif itu bukan dilihat dari seberapa sibuk seseorang. Tapi dilihat dari seberapa efektif seseorang menuju cita-citanya. Karena di luar sana ada orang yang sibuk kesana kemari, namun kesibukannya tidak membawanya kemanapun. Misalnya ada orang yang bercita-cita menjadi orang kaya, maka dia dikatakan produktif apabila setiap kesibukannya membawa dia menjadi orang kaya.
Ada orang yang bercita-cita ingin menikah dengan pasangan idaman, jalan-jalan ke luar negeri dan lain sebagainya. Namun cita-cita untuk diri sendiri tidaklah cukup. Karena ketika sudah tercapai, selanjutnya bingung mau melakukan apa lagi. Maka, cita-cita haruslah besar dan bermanfaat bagi orang banyak. Meskipun, menemukan cita-cita yang seperti ini bukanlah hal mudah.
Ada dua cara untuk menemukannya. Cara yang pertama dengan sering membaca biografi orang hebat. Kita bisa temukan bahwa sejarah mencatat para ilmuwan muslim menemukan berbagai kemajuan teknologi. Kita bisa tiru semangat dan pola hidup mereka. Misalnya mereka lebih memilih untuk membayar orang untuk membacakan buku agar waktunya tidak terbuang percuma. Kalau zaman sekarang mah udah ada podcast atuh ya? Sambil saya berangkat ke kantor bisa saya nikmati beberapa podcast yang menarik selagi menghadapi kemacetan. Misal saya suka denger podcastnya @academicus, Yasmin Mogahed, dan ustadz lainnya.
Cara yang kedua adalah dengan bergaul dengan orang yang punya kapasitas di atas kita. Karena kalau pergaulan kita hanya itu saja, maka skill kita, pemikiran kita juga tidak akan bertambah. Misalnya saya dan keluarga punya anggaran sendiri untuk menjamu para tamu yang kebetulan ada seminar di Bandung untuk kami ajak makan dan berdiskusi. Ohya, bukankah dulu Rasul juga mendapatkan skill berdagang dari magang kepada pamanNya. Maka, metode magang inilah yang baik untuk mengakselerasi kapasitas dan pemikiran kita.
Bandung, 14 April 2018
49 notes
·
View notes
Text
Untukmu, tiga.
Dan malam ini, tragedi terjadi. Benar. Benar. Tragedi. Quite dissapointing, but not surprised.
Dunia marah, sedih, dan kecewa. Dan aku? One thing I hate to do but I still do: read and learn the reactions. Full of cursing, judging, blaming, and threatening. Oh, come on, are you serious? It's normal to remember to be human, everyone. Tidak boleh ada yang menghakimi siapa pun di dunia ini. Kamu pun tidak boleh melakukannya. Uh.
No one should ever have to apologize for speaking up and saying the truth. Sorry for not realizing that you've been through so many hard time, Ai.
Don't worry, Ai. You did well. You still have me. Don't be afraid. I always pray that all the best things will come your way. My luck is all yours, Ai.
xoxo.
-Unseen ❤-
0 notes
Text
Untukmu, dua.
If you ask me, how much I love you, I would bravely say... as much as human heart can love.
Kamu gimana kabar, Ai? Ah, pasti baik-baik aja kan ya? Haha beda sama aku yang ga pernah baik-baik aja kalau ngga lihat dan ingat kamu barang sedetik pun, cia.
Ai, sekarang aku mau kasih tau kamu dua kabar nih. Ada kabar baik dan kabar buruk. Kamu mau denger yang mana dulu? Hmmm, kayanya kamu ga peduli ya yang mana duluan hehe. Yaudah, aku kasih tahu kamu kabar baiknya dulu ya.
Kabar baiknya: aku udah selesai Ai sekolahnya! Uh, bangga banget aku sekarang, udah jadi manusia dewasa seutuhnya. Aku bisa ngapain aja dan bebas milih jalan hidup yang aku mau, selama aku berkomitmen dan mau bekerja keras, Ai. Kamu ikut seneng ngga? Ngga juga ngga papa kok hehe. Oiya, kalo kabar buruknya: semakin aku tahu dunia luar, aku semakin banyak tahu, kalo di luar sana banyak banget banget, orang yang lebih baik daripada aku. Kalau kamu bisa dapetin orang yang cantik, baik, pintar, mapan, kenapa mesti pilih aku yang biasa aja kaya gini ya, Ai? Aku bahkan ngga punya cukup alasan buat kamu pilih aku.
Tapi, tapi, aku ngga suka-ah bukan, aku cemburu, if you starting to see another potential partner. Duh, maaf, aku bukan siapa-siapa kamu kenapa aku udah posesif begini?
Yaudah gitu aja, Ai. Selamat malam, Ai, jaga kesehatan ya, jangan sampai sakit, aku gabisa liat kamu kesakitan. Kalau aku boleh minta sama Allah, udah kuminta tuh buat pindahin sakit kamu ke aku.
A/N = Ai, berasal dari bahasa Jepang yang artinya cinta.
-Unseen ❤-
1 note
·
View note
Text
Untukmu, satu.
Terima kasih. Aku bersyukur memilikimu. Terima kasih, sudah memilihku.
Karena aku rasa, sekali melihat matamu, aku bisa paham seberapa besar kau mencintaiku.
Terima kasih, rasanya aku paham kenapa kau selalu mengatakan kalimat yang sama berulang padaku.
Jika kau terlalu sering meminum madu, kau akan lupa rasa pahit dari kopi… Kau harus paham bahwa manis saja tidak akan membuatmu bahagia, pahitnya kopi bisa menjadi sebuah penawar dari manisnya madu kehidupan.
Kamu tahu? Kenapa aku selalu jatuh padamu? Karena aku seperti melihat semesta ketika melihat matamu yang indah itu.
And hide your eyes darling, because people can see your heart through them.
-Unseen ❤-
1 note
·
View note
Text
Walaupun telah bertemu dengan berbagai perempuan hebat di muka bumi ini, ibu tetaplah menjadi nomor satu di hati seorang anak. Setidaknya begitu yang kurasakan.
Maka anakku, seperti Annelies mendengarkan ibunya tentang masa kecil ibunya. Aku juga akan bercerita padamu.
Masa-masa itu.
Perlu diketahui, aku terlahir dengan penuh resiko. Sungsang tanpa operasi. Kakakku meninggal di usia 5 menit, aku juga mungkin hampir saja, karena sama seperti kakak, tidak langsung menangis setelah lahir. Di waktu bayi, aku sering panas, setip. Sampai dokterku berkata, “Ini kalau sering panas kaya gini nanti gedenya jadi bodoh,” kepada orang tuaku.
Kabar baiknya, perkataan dokter tidak menimbulkan mental blocking kepada orang tuaku. Kadang-kadang kita memang harus bertingkah seperti ‘katak yang tuli’. Suatu hari kau akan membaca atau mendengar cerita katak tuli itu.
Ibuku lulusan SD, itupun bagus karena di desaku bahkan banyak yang tidak sekolah. Ibu mengajariku menulis sejak aku bisa berjalan kata beliau. Maka pada usia 2.5 tahun aku bisa menulis namaku sendiri “Rindang” dan sedini itu ibu mengajariku membaca. Saat masuk sekolah di usia 5 tahun 3 bulan, aku sudah bisa membaca dan menulis. Meski seringkali tertukar antara b dan d haha.
Huruf ‘a’ yang diajarkan ibu berbeda dengan yang diajarkan guruku. Aku masih ingat betul, malam hari itu, di bawah lampu bohlam yang remang-remang di rumah embah, aku mencoba sekuat tenaga membuat 'a’ yang diajarkan di sekolah satu halaman penuh. Tapi tetap tidak bisa. Bukuku basah oleh tangisan cengengku, dan kertasnya robek. Tidak, aku tidak berganti lembar kertas. Ibu mengambilkanku isolasi untuk menyatukan robekan itu. Sampai sekarang buku itu masih tersimpan.
Ibu sangat disiplin. Aku harus makan tepat waktu. Tidur siang. Mandi tepat waktu. Segala-galanya tepat waktu. Sampai ada seorang teman ibu yang menjuluki ibu sebagai ibu tergalak di kompleksku.
Oh ya, dulu karena aku sudah bisa membaca, aku selalu menghabiskan cerita di LKS Bahasa Indonesia setelah buku itu dibagikan. Ibu selalu mengajariku. Melatihku. Tanya jawab soal-soal menjadi permainan antara aku dan beliau. Itu hanya berlangsung sampai aku kelas tiga SD. Selanjutnya, aku belajar sendiri.
Dari kelas satu SD ibu telah mengajariku berpuasa. Menantangku untuk menyelesaikan satu hari penuh. Tanpa hadiah. Segalanya tanpa hadiah. Mau puasa sebulan penuh, mau ranking satu paralel, mau juara lomba apa, selalu tanpa hadiah. Itu pun baik. Aku tumbuh menjadi gadis yang tidak pernah menuntut.
Ibu pernah menangis waktu aku sakit dan tak mampu bergerak. Maaf ya bu :“
Waktu kecil, jujur saja ibu sangat galak tapi aku tidak takut (dalam artian jadi menjauh atau tertutup kepadanya). Sekarang sudah tidak galak lagi kan aku sudah besar. Ibu bukan hanya menjadi ibu, karena aku tumbuh sendirian, ibu juga menjadi kakak, menjadi teman, menjadi sahabat, menjadi sangat berarti.
Sekarang aku hampir 21 tahun. Dunia sudah berubah. Entah bagaimana nanti aku harus mendidik engkau. Tapi percayalah, semua ibu selalu melakukan dan memberikan hal-hal terbaik untuk anaknya. Begitu juga aku, padamu Nak.
Lalu yang bisa kulakukan sekarang adalah belajar memantaskan diri untuk dapat memberikan yang terbaik, untukmu kelak.
Salam sayang, :*
4 notes
·
View notes
Text
Di Balik Kesetaraan Gender
Di belakangku kasur telah memanggil-manggil tapi tangan ini pengennya ketemu keyboard laptop, bukan keypad, jadi ya sudahlah.
Rasanya pengin kasih judul “Ujung-Ujungnya Duit” tapi ga jadi ding, wkwk.
Gini ceritanya. Hari Kamis minggu lalu di kelas Ekonomi dan Manajemen Migas ada pertanyaan dari dosen kami, “Apa pengaruh diskriminasi terhadap ekonomi global?” Saat sesi presentasi beliau memberi clue bahwa sebelum tahun 1930-an (atau 1950?) wanita di seluruh dunia tidak lazim untuk bekerja, tapi setelah adanya penghapusan diskriminasi perempuan, perekonomian global naik dengan pesat. Karena apa? Karena pada saat terjadi diskriminasi, akan ada sumber daya manusia potensial yang potensinya tidak digunakan sehingga tidak memberikan hasil yang terbaik terhadap sistem yang ada. Potensi tersebut tidak hanya terletak pada ras tertentu, suku tertentu, agama tertentu, atau bahkan jenis kelamin tertentu. (Sebenernya ini dibuat tugas kelompok juga btw, tapi belum dikerjain si hehe, jadi ga pake data ya).
Nah, beberapa bulan yang lalu, aku dan Fani juga sempat mendiskusikan hal ini. Mengapa ada banyak perusahaan yang care banget terhadap kesetaraan gender. Kata Fani, dalam sebuah seminar yang ia ikuti, ia mendapat pengetahuan bahwa ada hasil research yang menunjukan bahwa keuntungan perusahaan naik secara signifikan bila dalam tim terdapat perempuan dibandingkan tidak ada perempuan dalam tim tersebut.
Beberapa minggu lalu dalam tugas mencari tahu hubungan antara ilmu disiplin Perminyakan dengan Sustainable Development Goals-nya United Nation, dari 17 goals yang dicanangkan salah satunya adalah kesetaraan gender.
Ah jadi inget. Beberapa tahun yang lalu, seorang teman laki-laki berkata kepadaku dan kepada beberapa teman perempuanku waktu kami masih TPB FTTM, “Kalian kan cewe, ngapain sih masuk FTTM? Kan yang dicari M bukan F.” Helo~ sejujurnya kami bete tau ditanyain kaya gitu, haha.
Oke, jadi kemarin dan hari ini aku mengikuti salah satu event dari salah satu service company berskala multinasional yang tepatnya diikuti oleh 48 mahasiswi teknik dari berbagai universitas dan jurusan teknik di Indonesia bertajuk “Woman and Technology”. Kami diberi pengenalan tentang industri dimana mereka bergerak, apa yang dilakukan, dan juga mentoring dengan wanita-wanita super kece yang karirnya super tidak-konvensional. Pada intinya, mereka memberikan dorongan dan gambaran tentang bagaimana wanita masuk dan bekerja di bidang mereka.
“I would like to see 25% women at all levels of the company by 2020″, their CEO said.
Lalu sebenernya ada apa di balik keseteraan gender? Mengapa begitu digaungkan di seluruh penjuru dunia? Apakah hasrat wanita untuk ‘merasa setara’, untuk ikut berkontribusi lebih seperti teman lawan jenisnya, atau apa?
Yap, semalam dalam salah satu flyer yang diberikan kepada peserta, aku menemukan kutipan ini.
“Pria dan wanita memiliki cara pandang yang berbeda terhadap ide, cara memandang suatu permasalahan dan kondisi lapangan, dimana sinergi antara keduanya akan saling mendukung satu sama lain dalam memecahkan permasalahan. Hasil penelitan menunjukan bahwa kesetaraan gender dalam pekerjaan teknis menghasilkan ketepatan waktu penyelesaian project timeline, pembiayaan lebih rendah, dan prestasi pekerja yang lebih tinggi.”
See? Ujung-ujungnya duit kan? Outcome.
Atau agar lebih humanis kesimpulannya menjadi: Wanita dan pria memang ditakdirkan untuk saling melengkapi dalam mencapai kondisi sistem yang terbaik. Perlu diciein ngga? Ciyeee.
Bandung, 13 Februari 2017
5 notes
·
View notes
Audio
Nek ngemben koe kangen percakapane dewek, jajal rungokna kie.
Ps: direkam tanpa sepengetahuanmu.
5 notes
·
View notes
Conversation
Ke-'Ngob'-an
A: Fan kie deneng Seherlocke ora ketemu sing season 4, keyword-e Sherlock Holmes mbok?
B: Iya nang indoxxi, uwis?
A: Wis
B: Keyword-e Sherlock jal
A: Ehiya ana
B: Arep nonton siki?
A: Deleng disit episode 3 ana apa urung
B: Urung lah masa cepet banget
A: Ya wis lah mbok metu nang Inggris wingi
B: Kue mbok urung ana
A: Kie Final Problem wis ana
B: Urung mbok kuwe esih sing 1 jam 27 menit, ya udu
A: Kie sejen, 1 jam 28 menit
B: Ih deneng dewek kaya urung nonton kiye ya
A: Iya,deneng serem... AAAAAAAAAAAAAAAAA (tutupan)
B: AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
A: Deneng medeni, omeji
B: Tutup lah tutup tutup tutup tutup, tutup koh Rin
---
A: Kie rep dipost apa ora?
B: Apane
A: Percakapane
B: Ya dipost bae lah, nggo kenangan
3 notes
·
View notes
Text
Entahlah.
Ada perbedaan besar yang kurasakan saat meng-‘googling’ nama-nama Ibu Negara sendiri dengan nama-nama first lady US. Eh bukan saat meng'googling’ ding. Tapi saat membaca hasil penelusurannya.
Kenapa aku bandingin sama US ya? Suka-suka aja. Hehehe.
Ah, jadi ingat percakapan ini pada suatu hari.
Fani: Rin, istrine X si sapa ya? Rin: Sarune ora nganggo ‘Pak’ Fani: Lah apa pada nganggo Rin: Ora si, haha Fani: Sapa ya jenenge istrine? Rin: Ora ngerti
Tuh kan, bahkan detik itu gatau nama Ibu Negara sendiri, parah bet dah kalian.
Yaaaa. Ini menunjukan bahwa …
Ah, sekali lagi. Entahlah.
Hanya sedang membutuhkan banyak tokoh perempuan keren untuk diteladani. Keren pemikirannya, karyanya, hatinya.
4 notes
·
View notes
Quote
I can’t ask for a better you. You, however, deserve a better me.
Sabtu Bersama Bapak
Sudah banyak orang merekomendasikan ini. Oke masuk list. Bukunya boleh, filmnya juga boleh.
(via sebelas-sebelas)
4 notes
·
View notes
Text
#MalamSelasa
Ciye akhirnya jadi juga jalan-jalan berduanya. Quality time-nya. Setelah tiga setengah tahun bareng-bareng akhirnya kesampaian nonton bareng berdua.
Kimi No Nawa. Your Name. Nama Kamu. Jenengmu Lek.
Yak, pokoknya mau nonton itu lah. Hehe.
Awalnya mau nonton di jadwal 18.15 tapi ngga jadi karena aku baru pulang jam 17.50-an hehe. Kalau ditunda bakal jadi wacana aja, jadi akhirnya nonton di jadwal 20.15 di CGV BEC.
Sekitar jam 19.30 beli tiket dan pesen popcorn. Ini pertama kalinya beli popcorn btw, beli paket yang bisa buat berdua. Gapapa lah ya hedon dikit, kata Fani si gapapa kan pake duit sendiri. Susah ngumpulinnya, gampang banget ngabisinnya. Pas beli tiket ini ketemu Mas Lutfi Gamas 2011, dia bilang Kimi No Nawa bagus banget, dia sendirian mau nonton Star Wars. Fani juga awalnya pengin nonton Star Wars, tapi aku ga kuat, terlalu pelan.
Nah habis beli tiket, kita cari makan di food court BEC tapi makanan abis semua. Yaudah turun ke bawah, akhirnya beli nasi goreng di apa-ya-nama-tempatnya udah lupa. Kata masnya bentar tapi ternyata nungguin nasi gorengnya lamaaaa banget. Malah ngomongin budget cowo yang harus disiapkan kalau mau bayarin ngedate sama cewenya nonton + makan, ternyata engga sedikit kalau dihitung-hitung, ketambahan popcorn, minum, bensin, parkir, wkwk. Fani nanya gini, “Apa semua cowo berpikir kalau cewe ngajak jalan berarti harus ke tempat-tempat kaya gini, atau mereka berpikir harus bayarin?” Ya mana aku tahu kan, wkwk. Harusnya si engga.
Pas nasinya dateng jam sudah menunjukan pukul 20.05. “Kita makan lima menit ya Rin.” Ini tuh mirip sega brambang-ku, tapi ya lebih enak dikit lah.
Tahu kan kalau aku ngga bisa makan cepet? Nah, aku bisa tuh makan cepet waktu itu. Tapi ngga lima menit juga. Pokoknya selesai makan dan sampai CGV nya lagi udah 20.20 aja. Telat kan? Telat, dan ngambil popcornnya aja lama banget, dan harus difoto dulu kata Fani. Yaudah. Cekrek.
Nah pas masuk ke studio filmnya belum mulai, alhamdulillah. Aku ngga akan nulis review filmnya, ngga akan kasih spoiler juga. Ini film bagus banget. Cerdas dan sangat menghibur.
Pokoknya aku dan Fani bahagia banget dah malam itu.
9 notes
·
View notes
Conversation
Wis suwe ya ora update percakapanku karo Fani. Kieh.
#1
Aku: Fan kayane seminggu kiye aku lagi ujian kesabaran, tapi kayane remidi
Fani: Iya masa remidi bae
#2
Aku: Fan nek koe duwe anak jenengane Airlangga, koe ngundange kepriwe
Fani: Gangga?
#3
Aku: Fan misal kie ya dewek lagi kaya kie terus weruh wong sing dewek seneng mlaku karo cewe liya nang kene, koe kepriwe?
Fani: (ngetokna tissue) Kie nyong wis persiapan
4 notes
·
View notes
Conversation
A: Fan aku wis duwe Inferno
B: Seriusan Rin?
A: Serius
B: Nontone rebo ya
A: Lah aku arep nonton disit
B: Ya ora bisa ya
A: Lah ya bisa
B: Ya ora
A: Ya bisa lah, ngko nek koe nonton tek batiri
B: Ya ora, kudu rebo
A: Lah ya aku nonton dewek
B: Ya ora bisa pokoke ora bisa
A: Yawis rebo
Kaya gitu setiap saat punya film tapi yang satunya ada ujian, atau ada deadline. Kebayang kalo punya saudara gimana berwarnanya dunia ini ya. Ngga semua orang dikasih kesempatan untuk itu. Kadang suka bete kalo ada yang mengeluhkan kakak atau adiknya, ingin berkata "Sini buat aku aja".
Makasih btw Fan. Udah mau jadi temenku. Hehe.
7 notes
·
View notes
Text
Dolanan
“Fan agingapa?” “Kenapa” “Sibuk ora?” “Ora” “Dolanan yuh” “Apa” “Tak kirim line ya”
***
Pagi ini seorang mahasiswa Informatika baru saja menawarkan pada saya sebuah permainan angka yang ia buat menggunakan bahasa C++. Permainannya cukup sederhana di mana saya harus menebak sebuah bilangan 5 angka yang sudah dimasukkan olehnya.
Saya hanya diberi 2 petunjuk di awal permainan: ● Tidak ada angka yang sama. ● Angka pertama dan terakhir tidak boleh 0 maupun 1.
Dalam permainan ini, saya hanya diberi kesempatan 4 kali untuk menerka bilangan tersebut. Tiap kali menerka, program akan memberi tahu berapa banyak angka yang benar, dan berapa banyak posisi yang benar. Setelah terkaan yang ketiga, program akan memberi satu petunjuk baru yang mungkin saja berguna.
Sebagai contoh, jika bilangan yang dimaksud adalah 12345 dan saya menerka 91625, maka program akan memberi tahu bahwa terdapat 3 angka benar dan 1 posisi benar karena dalam terkaan saya terdapat angka “1”, “2”, dan “5”, sedangkan hanya angka “5” yang posisinya benar.
Saya sudah tiga kali menerka dan berikut adalah keluaran program yang ditampilkan di layar:
—
TERKAAN #1 67982 RESPON #1 Terdapat 2 angka benar Terdapat 2 posisi benar
TERKAAN #2 94135 RESPON #2 Terdapat 3 angka benar Terdapat 0 posisi benar
TERKAAN #3 70534 RESPON #3 Terdapat 3 angka benar Terdapat 1 posisi benar
PETUNJUK BARU: Jumlah seluruh angka dalam bilangan tersebut adalah 19.
—
Bilangan berapa yang harus saya masukkan sebagai terkaan keempat agar terkaan saya PASTI benar?
***
“Kie jawabane unik ya Rin?” “Iya. Eh maksudmu jawabane siji tok kan?” “Iya” “Kudune si iya” “Hm menarik”
Beberapa menit kemudian
“Koe wis Rin” “Urung” “Agingapa?” “Nggarap. Koe uwis?” “Uwis” Buset Fani cepet banget.
Beberapa menit selanjutnya
“Uwis urung Rin?” “Urung” “Agingapa” “Lagi tek delengna kie” “Kie dikirim ming sapa jawabane?” “Ming aku. Tapi mengko disit aku juga urung ngerti jawabane.” “Terus ngerti jawabane kepriwe?” “Ya takon ming sing ngepost kue wingi” “Sapa si” “Adik kelas” “Wis urung?’ "Uruuuung”
Kira-kira setengah jam setelah itu
“Fan jawabanmu pira?” “Koe disit” “Koe lah” “Ya siji siji yuh” “Yuh” “Empat” “Empat” “Tujuh” “Tujuh” “Lima” “Lima” “Satu” “Satu” “Dua” “Dua” “Ih pada Rin” “Iya tek takon ya” “Ya” “Bener Fan” “Kyaaaa aku senang” “Kenapa” “Ya aku seneng bae, makasih ya Rin. Sering-sering bae.”
9 Desember 2016
4 notes
·
View notes