perempuan biasa merangkap tukang foto-foto yang sedang belajar bersyukur | author of "Gerimis Jatuh" | IG @muhshonah_hasna
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Noted. Buat mbak-mbak nih yaa :D
Jangan semaumu mengartikan kebaikan lelaki. Karena pada dasarnya, lelaki baik itu tak pilih-pilih kepada siapa akan berbuat baik. Kau tanya, dia jawab. Kau minta tolong, dia bantu. Kau mengeluh, dia simpati. Kau tampak sulit, dia tawarkan bantuan. Kalau tak mau sakit pada akhirnya, jangan buru-buru menerjemahkan kebaikan seorang lelaki sebagai perlakuan istimewa untukmu seorang.
— Taufik Aulia
5K notes
·
View notes
Photo
Resolusi Tahun 2019 ini, dan tahun-tahun berikutnya resolusiku sederhana. Ingin diboncengin terus; sampai ke syurga. Tak apa, memang kadang harus melewati jalan yang nggak mudah. Namanya juga syurga, nggak bisa dibeli pakai jalan halus mulus pakai Lamborghini. Kadang haru pakai motor tua. Rute yang dilewati kadang perlu usaha lebih untuk melewatinya. Naik turun. Berkelok. Terjal. Kadang pas tanjakan juga suka nggak kuat, lantaran salah masukkan gigi dan kurang stabil tancap gasnya. Akhirnya harus mundur beberapa langkah untuk bisa melaju lebih jauh. Hidup iku mung wang sinawang, ucapmu. Aku yang tak begitu paham bahasa Jawa akhirnya bisa memahami kata-kata ini dengan baik. Yah, pada intinya semua itu hanya saling bergilir dalam kehidupan. Kamu juga sering bertanya berulang kepadaku; sebenarnya untuk apa kita hidup di dunia? Apa yang kita cari? Jika kamu sudah tanya pertanyaan seperti itu, aku melihatmu serupa malaikat. Malaikat pencabut nyawa :') Tahun 2019 ini, dan tahun-tahun berikutnya resolusiku sederhana. Ingin diboncengin terus; sampai ke syurga. Iya, sama kamu. https://www.instagram.com/p/BsVgYrmHGf7prRAV4JTx2KXkFRzzGqkbh7DHAk0/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=ppabgn7a4ox7
0 notes
Photo
New chapter of life
Bukunya masih sama, life aka kehidupan. Kita saja yang berpindah menuju stage chapter berikutnya. Yang pasti ceritanya akan bertambah. Plotnya beda. Problemnya beda. Romansanya tak lagi tentang menerka siapa yang kelak akan diajak mengarungi samudera luas berikut ombak dan buihnya. Perlu keahlian khusus untuk mengemudikan layar perahu pada bab ini. Karena sudah tak lagi menyetir ego pribadi. Ada cita-cita dan pemikiran lain yang harus dirajut agar tercipta jalur yang sama untuk mencapai tujuan. Nggak mudah. Karena berlayar berdua butuh ilmu dan keimanan yang bertambah-tambah. Jangan mulai pelayaran dengan ekspektasi berlebihan; nasihat para orangtua. Dan itu memang benar adanya. Pelayaran ini kita jalankan untuk sama-sama membunuh ekspektasi yang berlebihan. Karena jika tetap dipelihara dan dipupuk suburkan, kelak dapat mengkaramkan bahtera yang baru saja dirakit dan disauhkan.
Ingat, persiapkan secara matang. Ini tak cuma cerita romansa-picisan seperti dalam dongeng-dongeng seribu satu malam!
#ntms #catatanpernikahan
0 notes
Photo
Telaga . Ibunda adalah orang yang paling pertama kali percaya, disaat orang lain tidak lagi percaya. Kata-katanya adalah telaga di panjangnya hilir, di tanpa batasnya muara. Tatapannya adalah sejuk di tengah dahaga. Sentuhannya ialah gerimis di tengah sahara. Senyumnya adalah air di tengah fatamorgana. . Ibunda adalah rumah, ia jugalah pondasi. Dibalik segala kuatnya, ia menahan deras air mata di pelupuknya. Dibalik senyumnya, ia acapkali berdusta tentang perihnya. Dibalik candanya, selalu tentang kata mengalah dan menahan harap pada buah hatinya. . Ibunda selalu saja begitu. Ia selalu terlihat tidak apa-apa. Selalu terlihat baik-baik saja. Selalu berkata tidak butuh apa-apa. Saat anaknya terluka, ia jadi obatnya. Saat anaknya bersedih, ia jadi penghiburnya. Saat anaknya tersingkir, ia menjadi tameng pertama meskipun dadanya terasa sesak dihantam baja. . Ibunda, aku mencintai bunda, seperti aku mencintai surga. 🌻🌻🌻 Tulisan untuk telaga surgaku, Umi. #SelfTalk #ManulisUntukBahagia https://www.instagram.com/p/Bl_BUPoDIBvuz0xO6XywadU6rWNFqv1bwms5Ps0/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=vrbeqy0v8dmc
1 note
·
View note
Text
Ekspektasi
Baru aja ngelihat pos Mbak Hana di akun tumblr-nya dan diriku serasa langsung tertampar-tampar. Iya betul juga kata Mbak Hana, yang membuat kita selama ini kecewa adalah ekspektasi kita yang berlebihan terhadap suatu hal. Karena terlalu berharap dan mungkin saja salah meletakkan harapan itu sendiri.
Harapan oh harapan. Semakin tinggi diletakan, semakin sakit jatuh yang kau rasakan. Itulah kenapa kita dilarang berharap kecuali selain pada Allah. Iya kan :’)
4 notes
·
View notes
Photo
Kamu tidak sendiri . Apa yang kamu hadapi dalam hidup, bukanlah sempurna dari apa yang menjadi pilihanmu di masa lalu. Jika ada orang di luar sana menyalahkanmu, mengkritik keputusan yang kamu ambil, menganggapmu telah salah kaprah dalam melangkah, itu adalah hak mereka untuk berbicara. Sama halnya dengan diri kita sendiri yang berhak menelan atau cukup memandang kata-kata itu melayang seperti dedunan yang disapu angin di udara. Itu pilihan kita. . Apa-apa yang terjadi dalam hidup ini, akan sangat melelahkan jika kita ingin selalu menyamakan dengan presepsi orang-orang. Hidup yang kita jalani, masalah yang kita hadapi, hingga rizki yang kita dapat merupakan qadarullah yang sudah Dia tetapkan. Jika kita adalah hamba yang sudah berusaha untuk selurus-lurusnya memperbaiki niat, sudah berusaha sebaik-baiknya beramal dan berbuat, sudah berusaha sebaik-baiknya untuk meninggalkan dosa, maka cukuplah Allah bagi kita. Kita tidak akan pernah sendiri, karena sejatinya Allah selalu berada di hati orang-orang yang berserah diri. . Jangan. Jangan pernah merasa sendiri, sayangku. . Pic from Pinterest #SelfTalk #ntms #cats #youarenotalone
1 note
·
View note
Photo
Bahagia . Aku ingin denganmu kelak, definisi bahagiaku semakin sederhana. Semudah mengucap syukur di pagi hari ketika mentari terbit. Lalu kita tersenyum berdua, saling menatap syukur atas kehadiran masing-masing dalam hidup ini. Atas perjumpaan tak terduga, dan betapa Allah mengaturnya dengan segala kebijaksanaan-Nya. . Aku ingin denganmu kelak, definisi bahagiaku semakin sederhana. Semudah mensyukuri atas nikmat iman dan Islam. Semudah bahagia karena menyisihkan cinta kita untuk mereka yang memerlukan. . Aku ingin denganmu kelak, definisi bahagiaku semakin sederhana. Tidak lagi tentang penilaian-penilaian orang lain terhadap diri kita. Kebahagiaan sederhana yang tumbuh karena kesyukuran dan bertambahnya keimanan. . Aku ingin denganmu kelak, definisi bahagiaku semakin sederhana. Saling memperbaiki satu sama lain. Saling memahami bahwa untuk menjadi manusia yang bahagia kita tidak perlu menjadi paling sempurna. Kita hanya perlu (berusaha keras) menjadi sebaik-baiknya hamba. . #SelfTalk #EmbunGilangStory Pic from Pinterest.
1 note
·
View note
Text
negative vibes part 1
source
“To become a good swimmer, first you have to trust the wave.”
Saya pernah mengalami masa-masa yang sulit bagi emosi saya selama berbulan-bulan. Dan saya tidak ragu untuk mengakuinya di sini. I felt so depressed and anxious that I wanted to have a long sleep but too afraid to close my eyes. Tapi di saat lain, saya bisa tidur seharian meski setelah bangun tetap merasa lelah. I cried like a baby. A lot. Jantung saya berdebar kencang tiap kali melihat jam, kalender, atau kapanpun ketika saya merasakan waktu berlari, hari berganti, dan mati bisa datang kapan saja. Saya enggan melihat foto-foto masa lalu, kenangan-kenangan yang diingatkan Facebook, atau kenangan yang saya simpan dalam memori sendiri karena semua itu bikin saya sedih. Karena itu bikin saya merasa hidup saya sia-sia. Tapi, saya juga tak mampu merencanakan apa yang harus saya lakukan esok pagi, dan esoknya, dan esoknya karena saya keburu cemas sebelum memikirkannya. Rasanya seperti terimpit di antara kandang naga dan medusa, bahkan lebih buruk karena keduanya hanya makhluk rekaan, meanwhile… my feelings were real.
Saya mengingat lagi pelajaran-pelajaran yang saya dapat tentang cara menenangkan diri, afirmasi positif, dan sebagainya. Berhasil….sebentar. Lalu mereka datang lagi.
Saya ngga bisa menjelaskan bagaimana semua ini bermula, kenapa saya merasakan hal-hal itu. rasanya ibarat tertimpa gunung yang longsor, runtuh begitu saja.
Saya cerita ke pasangan, dan itu malah bikin saya malu, karena merasa hidup saya terlalu negatif dan ngga layak menyusahkan hidupnya yang positif. I spread negative vibes, and I felt guilty for that. Cerita ke orang lain apalagi. I would be a shame.
Di penghujung masa sulit itu, saya berubah. My heart was numb. saya ngga lagi punya ketertarikan pada hal-hal bertagar positive vibes, saya sangsi pada kata-kata bernuansa optimisme, saya alergi pada motivasi-motivasi positif, saya ngga bisa lagi menikmati ide-ide tentang pikiran positif, bahkan jika itu pernah keluar dari mulut atau tangan saya sendiri–dalam bentuk tulisan atau perkataan. saya alergi pada status, caption, bahkan sosok (maya maupun nyata) yang extremely positive. sesuatu yang saat itu saya anggap sebagai bagian dari Pollyanna syndrome: kecenderungan untuk terus menerus merasa optimis, senang, positif, tapi seringkali tidak realistis.
I lost my connection with positive pole. I moved to negative pole. I lived there for weeks and met them: darkness, bad things, bad feelings, hatred, pessimism, depression, illness, and couple more things.
hal-hal yang sering dicampakkan. dianggap racun. dianggap sebagai penghalang kebahagiaan. dijauhkan dari anak-anak. diperkenalkan sebagai musuh bersama, tidak diterima, tak juga mendapat sekadar “Hello”.
poor negatron
dalam situasi yang demikian, saya merasakan empati yang luar biasa pada orang-orang di luar sana yang sedang mengalami ‘kekalahan’. mereka yang diasingkan karena berandal, mereka yang dihukum karena kriminal, mereka yang tak mendapat apa yang motivator janjikan: kemudahan hidup dan kebahagiaan sejati. sedangkan di sisi lainnya, orang-orang sibuk dengan ‘cahaya positifnya’ sendiri-sendiri, membangun menara ‘kesenangannya’ sendiri-sendiri, memoles ‘kemolekan’ dirinya sendiri-sendiri di media–yang seringkali palsu. apa artinya semua itu jika tak menjadikan kita lebih peduli?
hanya karena seseorang terlahir dari lingkungan buruk, dari keluarga yang pecah, dari pendidikan yang minim, dari kondisi keuangan yang melilit, or just simply mengalami nasib buruk dalam hidupnya, yang membuat hidupnya jauh dari jangkauan frekuensi positive vibes, yang membuat mereka berkawan dengan perjuangan yang keras, kesendirian, keperihan, depresi, pikiran negatif, bahkan keputusasaan, bukan berarti mereka kalah dan boleh ditinggalkan.
bad things happen to everyone, everyday, always. no requirement needed. no terms nor conditions applied. no algorithm can save anyone from it.
setelah itu, saya jadi berkawan dengan dunia di kutub negatif. melihat berbagai hal dari sudut negatifnya. saya merasakan negative vibes dalam diri saya.
apakah negative thinking itu selalu buruk? ternyata tidak juga.
berpikir negatif sebenarnya kan unsur penting dalam proses antisipasi masalah yang akan terjadi. kalau polisi bisa mencegah perampokan atau mengungkap pelaku pembunuhan, itu juga karena peran pikiran negatif.
tentu berpikir positif punya dampak baik terhadap kesejahteraan mental. tapi, terlalu ‘positif’ juga ternyata ngga selalu bagus. maksud saya, ya sudah, kita alamiah saja. hal buruk pasti terjadi, itu kenyataannya. kita ngga selamanya merasa happy, kita juga perlu merasa sedih, marah, jijik, takut. kita bakal kacau kalau menghindar dari pengalaman dan perasaan negatif. kita ngga bisa mengendalikan semua masalah.
terlalu ‘positif’ yang ekstrem, justru bikin kita susah hidup dalam realita. berpikir positif malah bisa kontraproduktif kalau itu membuat kita menolak mengakui hal-hal yang menyakitkan dalam hidup yang tak bisa dihindari (akan dibahas lebih lanjut di tulisan bagian 2).
selain itu, terlalu berlebihan dalam menampilkan sisi positif atau terlalu berlebihan dalam usaha meyakinkan diri bahwa ‘hidup akan baik-baik saja selama saya berpikir positif’, bisa menimbulkan ekses yang ngga kita duga: mereka yang sedang merasa gagal dalam menggapai hidup yang baik-baik saja akan semakin terpuruk dan menyalahkan diri mereka sendiri karena tidak bisa tampil seceria dan sepositif itu. alih-alih menyebarkan positive vibes, yang tersebar bisa jadi malah vibes seputar kompetisi, seperti, “Look, I’m positive, I’m the inspirator, my life is fruitful, what about yours?” sejujurnya, untuk orang-orang dengan self-esteem (penilaian tentang seberapa berharga diri sendiri) yang rendah, kalimat-kalimat sepositif apapun ngga bisa memperbaiki self-esteem mereka, malah bisa berbalik jadi bumerang buat mereka. itu malah bisa mengingatkan mereka soal kegagalan yang pernah mereka alami, berapa banyak tujuan yang tak tercapai, berapa banyak kekecewaan yang ia hadapi, dan berapa kali ia merasa dirinya tidak berharga.
tapi, yah. kita ngga punya kewajiban menyenangkan semua orang juga sih. menampilkan sisi positif yang berlebihan di media sosial maupun di hidup yang nyata adalah hak semua orang. perasaan iri, tertinggal, kalah, atau apapun namanya, yang dialami orang lain karena melihatnya bukan urusan kita lagi, toh kita kan ngga bermaksud bikin orang iri, ya? salah sendiri merasa iri dan tertinggal dan negatif dan terpuruk dan depresi dan putus asa. kita mah membangun menara ‘kesenangan’ kita sendiri-sendiri aja. hm, yang kalimat terakhir kayak pernah baca. di mana ya? de javu~
tulisan ini masih panjang, karena itu akan bersambung ke bagian 2: tentang cara pandang alternatif terhadap pengalaman dan emosi negatif juga terhadap negative vibes, tentang percaya pada ombak alih-alih memberontak dan tenggelam, dan tentang bagian akhir soal masa sulit yang saya ceritakan di awal tulisan.
bagian kedua sudah diunggah, silakan baca di sini.
913 notes
·
View notes
Text
Kembali
Kembali fitri, kembali nulis lagi. Alhamdulillah, yeay!
#lonjak2karenabisabukaTumblr 😂
1 note
·
View note
Text
Deg!
Bisa jadi ketidakberuntunganmu adalah implikasi dari banyaknya dosa dan sedikitnya do'a. See?
— Taufik Aulia
2K notes
·
View notes
Text
Karena sama sekali tidak ada kebetulan -mengapa Allah akhirnya tidak menyatukan dua insan- karena memang sebagai manusia, pandangan kita tidak bisa menelisik jauh ke masa depan; dan terbatas untuk apa-apa yang tak kasat mata seperti yang terukir di dalam hati. Ingat, Allah Maha Tahu. Dan Dia selalu menjadi Yang Paling Tahu. Berprasangka baiklah.
- Muhshonah Mujahidah
3 notes
·
View notes
Text
Percayalah. Tidak akan ada luka yang tak kering. Semua akan berganti dan bertumbuh. Seperti hati, ia akan semakin kuat seiring waktu dengan caranya.
-Muhshonah Mujahidah
1 note
·
View note
Text
Kita suka sekali mengada-adakan perasaan. Padahal seringkali yang datang kepada kita bukanlah yang sebenarnya. Itu ujian; dan setiap orang akan diuji dengan kadar terberatnya. Karena pada hari ini, banyak sekali orang-orang yang merasa berat teruji dengan harapan-harapan. Terlihat perasaan, nyatanya bukan. Selalu begitu, kan?
- Muhshonah Mujahidah
4 notes
·
View notes
Text
Ketika kamu lihat ayahmu sudah memutih rambutnya. Ringkih badannya. Berbaring lemah tak berdaya; lalu dia masih bertanya padamu: sehat Nak disana? Pulanglah. Pulanglah ke rumah tempat dulu kau besar di pundaknya yang setiap malam menggendongmu dahulu. Usapkan tanda sayang di pipinya. Usap tangannya. Cium keningnya. Semoga semua masih sempat kau lakukakan; sebelum hanya tinggal menjadi keinginan yang belum sempat tersampaikan.
- Muhshonah Mujahidah
4 notes
·
View notes
Text
Kalau saja kita mau jatuh karena perkataan oranglain; kamu sudah pasti babak belur dan patah tulang disana sini. Sudahlah, hidupmu bukan hanya untuk mendengarkan penilaian. Berbuatlah sampai kamu tidak punya waktu untuk mendengarkan kata-kata oranglain yang dapat mematahkan hidupmu.
- Muhshonah Mujahidah
9 notes
·
View notes
Photo
Suatu hari kamu merasakan hatimu seperti hampa. Kamu mencoba mencari, meraba dengan telapak tanganmu yang waktu itu bergetar karena menahan sesak yang sangat. Telapak tanganmu mencari bahagia disana; namun sayangnya yang kamu temukan justru rindu. Pasti selama ini ada yang salah dengan hatiku; ucapmu kala itu. Lalu kamu meraba kembali hatimu. Kamu cari ketenangan di sana; namun sayangnya yang kamu temukan justru air mata. Semakin dalam kamu mencari dan bertanya-tanya tentang kebenaran dan segala sesuatu yang seharusnya dibenarkan; semakin kamu temukan hatimu terluka. Ternyata hatimu sedang butuh waktu; untuk berpasrah dan bertumbuh. Banyak hal dalam hidup ini yang seringkali tidak bisa kamu pertanyakan; karena memang tidak memerlukan jawaban. Apa yang kamu butuhkan sesungguhnya adalah penerimaan yang luas; meskipun seringkali kamu harus belajar sambil menangis dalam sepi. Tidak apa-apa sayangku. Menangislah; bukan karena kamu lemah. Menangislah jika memang itu mampu mengurai segala sesak yang ada. Menangislah untuk mengasah hatimu, agar ia tetap hidup dan berpasrah; bahwa ia memang titipan yang harus selalu diasah agar semakin kuat. Menangislah; karena kamu hanya manusia biasa juga, sayangku. #ntms #selfhealing
2 notes
·
View notes
Text
Menangislah Jika Itu Menenangkan
Perkara hati adalah perkara yang tak mudah diprediksi. Seorang lelaki gagah pun bisa saja tiba-tiba menangis karena kehilangan. Seorang lelaki parlente pun bisa saja berkali-kali menangis karena ditinggalkan. Rupanya hati tak pernah bergantung pada rupa, predikat, pekerjaan, kekayaan, dan kedudukan. Hati adalah alam sendiri yang bisa bahagia dan sedih semaunya.
Menangislah dan jangan berhenti jika itu menenangkanmu meski hanya untuk sesaat. Menangislah dan resapi jika itu mengurangi dukamu meski tak lama. Tangisan bukan tanda kelemahan. Menangis adalah tanda hatimu masih hidup meskipun redup, tanda masih bisa berharap dan membuat pilihan dalam hidup. Bersyukurlah karena rindu nan sendu itu berhasil membuatmu menangis, bahkan berkali-kali. Hatimu lembut. Jangan salah, yang menangis hari ini belum tentu akan terus hidup dalam sedu-sedan di masa depan.
Jika kamu adalah orang yang kehilangan, ditinggalkan, atau telah menyia-nyiakan kesempatan atas sebongkah hati manusia, sekalipun susah tapi bersyukurlah saja. Bersyukur karena kamu hanya kehilangan manusia, bukan kehilangan Allah. Bersyukur karena kamu hanya ditinggalkan manusia, bukan ditinggalkan Allah. Bersyukur karena Allah tak pernah berpaling dan selalu memberi kesempatan yang sangat luas sekalipun kamu terlalu sering menyia-nyiakan-Nya.
Jangan kamu tolak rasa sedih dan sendu itu. Kamu bisa jadikan itu energi untuk melawan balik. Bukan balas dendam, tapi untuk melanjutkan hidup dengan versi terbaik dari dirimu. Pengalaman pahitnya kehilangan adalah pengalaman yang berharga, yang mengajarkan kamu untuk menjadi pribadi lebih baik yang menghargai sesuatu dan kesempatan yang kamu punya.
Well, kehilangan memang berat. Tapi kita adalah orang-orang yang percaya. Yang percaya bahwa takdir itu ada, yang percaya bahwa jodoh itu ada. Saat kehilangan terasa begitu berat, bayangkan saja bahwa kamu akan dipertemukan dengan seseorang yang akan menyerahkan hati sepenuhnya untukmu. Jangan jadikan dia yang di masa depan itu menjadi sia-sia untuk yang kesekian kalinya, karena kamu berkewajiban memberikan hatimu padanya tanpa ada luka segores pun.
Barangkali kamu hanya butuh waktu untuk kembali pulih. Nikmati saja jika memang harus menangis. Al-Qur’an adalah obat dan penawar, cobalah sembuhkan hatimu dengan membacanya perlahan. Aku tak tahu kapan kamu akan pulih, tapi setidaknya percayalah bahwa Al-Qur’an adalah penawar hati yang luka. Tangismu itu akan lebih bernilai jika diiringi bacaan Al-Qur’an meskipun sambil terbata.
Jangan berhenti memikirkan masa depan. Masa lalu adalah bagian dari dirimu yang tak akan hilang, tapi kamu tak lagi hidup di situ. Dimensi tempatmu hidup adalah hari ini yang terus berjalan maju. Akan banyak sekali tempat yang kamu singgahi dan orang yang kamu temukan. Aku adalah orang yang sangat percaya, bahwa kelak kamu akan menemukan seseorang yang menjadi tempat pulangmu, yang akan membuatmu bersyukur memilikinya, dan yang akan menghapus penyesalanmu yang telah lalu.
Allah tak pernah meninggalkanmu, Sahabatku.
“Do not lose hope. Nor be sad.” (Surah Ali Imran: 139)
— Taufik Aulia
5K notes
·
View notes