Tumgik
gilangtamma · 7 years
Video
instagram
Menjelang musim dingin, suhu pagi hari di Annapurna Base Camp 'hanya berkisar' di -1°c sampai 7°c saja. Bagi saya yang sering meler karena dingin, September adalah bulan yang tepat untuk mendaki. Musim hujan akan berlalu dan tidak terlalu sering turun, juga dingin belum ampun-ampunan. Kalau Desember, mungkin saya ga bisa meler lagi karena ingus membeku di lubang hidung. In frame; Annapurna South (7219 meter above sea level) #annapurna #annapurnahimalayanrange #annapurnacircuit #himalaya #annapurnabasecamp #abc #snowmountain #southannapurna #annapurnasouth #nepal #mountain #timelapse #nature #snow
2 notes · View notes
gilangtamma · 7 years
Video
#annapurna #annapurnahimalayanrange #annapurnacircuit #himalayan #annapurnabasecamp #snowmountain #abc #southannapurna #annapurnasouth #nepal #mountain #timelapse (at Annapurna Base Camp)
0 notes
gilangtamma · 8 years
Text
Thought via Path
Waktu jalan kaki pulang ke rumah dr Islamic Center tadi saya disamperin bapak-bapak tua. Tergopoh dia susul saya. "Dek, sebentar, saya suka sekali cara jalan anda. Cepat, tegap, dan semangat" kata dia sambil ngajak saya salaman. "Seperti bule. Senang sekali saya. Ayo saya ikut jalan cepat juga sama anda. Jarang-jarang ada orang seperti anda disini." bapak itu ga kalah semangat. "Oo mari pak!" Sampai simpangan, saya harus belok kiri buat ke rumah. Bapak itu melanjutkan perjalanannya. Saya kasi semangat beliau biar tetep jalan cepat. Sampai rumah, seperti biasa kucing saya menyambut. Tapi saya cuekin. Fokus saya hanya toilet, toilet, dan toilet. at Lombok Vacation – Read on Path.
0 notes
gilangtamma · 9 years
Photo
Tumblr media
Hamdulillah soundtrack #TamboraToA sejauh ini responnya bagus. Banyak yang katanya suka lalu kepatil. Banyak yang bersenandung kecil lagu Tambora selama traveling. Banyak yang bilang liriknya dalem sampe ga ketangkep maksudnya kalo cuma sekali denger. Banyak yang ... Ah itu sudah. soundtracknya udah rilis bulan November 2015 lalu, jauh sebelum filmnya rilis. Dan mungkin selera dan kuping kita cocok, lalu coba dengarkan disini --> http://tamboratoa.com/2015/11/09/original-soundtrack/ Colek sampe bolong anak-anak Mustache and Beard! Kalian keren tak terhingga! 😎 with Adri, Febryan, Muhammad, Afif, Jaka, Bima, and Ari – View on Path.
1 note · View note
gilangtamma · 9 years
Photo
Tumblr media
Dua kuda sandlewood ini sedang asik memilah-milah rumput hijau diantara lebatnya rumput kering. "Bagai mencari jarum di tumpukan jerami yah sist." katanya sambil berbincang. --- Sumba ini tanah ajaib. Bisa punya dua suasana berbeda drastis mengikuti musimnya. Beruntungnya orang Sumba yang baik budi. Hidup di surga, mati masuk surga. with Dwi Putri, Dian Prasetyo, and Atre at Waingapu, East Sumba – View on Path.
0 notes
gilangtamma · 10 years
Photo
Tumblr media
Sepedahan dari Nepal ke India lewat jalur alternatif Lumbini ini asik juga. Bener-bener suasana pedesaan yang jarang ada kendaraan bermotor. Cuma sepeda ontel, angkutan umum yang penumpangnya sampe gelayutan di luar, dan beberapa sepeda motor. Sayangnya kita kegep di police check negara Nepal karena Naomi yg orang Jepang dan Fukkin yg orang Vietnam Aceh kentara turis bgt. Hahahaha.. Sedangkan Eddie, dr Amerika yg mukanya kaya John Legend lolos gitu aja. Dikiranya orang lokal kali ya. Beberapa desa yang dilewati tampak kumuh, seperti perkampungan di India pada umumnya. Kasian juga liatnya, banyak sekolah madrasah tidak layak guna. Anak-anak kurus, dan sanitasi seadanya. Masyarakat ngerubungin saya waktu istirahat sebentar di sebuah desa perbatasan. Sepertinya mereka tertarik sama orang asing yg jarang datang kesana. Karena temen-temen lain udah jalan duluan, saya yang sendirian kuatir juga sepeda ontel saya dikelilingi segitu banyak orang. Saya tau mereka baik, tapi karena ga ngerti bahasanya, saya pilih untuk ngobrol seperlunya dan segera pamit. Kuatir ada miskom diantara kami.. Heuheu.. Ok, misi cross country lewat pintu belakang kelar sudah. Kapan-kapan kita coba lagi... – View on Path.
0 notes
gilangtamma · 10 years
Photo
Tumblr media
Sore tadi saya habiskan dengan berkeliling di sekitar Danau Phewa, Pokhara. Menikmati sore pada penghujung 2014. Dari jauh, tampak pucuk Gunung Machhapuchchhre (6993mdpl) bersinar, kemudian perlahan meredup menyusul kota Pokhara yang sudah gelap beberapa menit sebelumnya. Bye 2014. Happy new year 2015 manteman. Selamat menikmati hidup. :) – View on Path.
0 notes
gilangtamma · 10 years
Photo
Tumblr media
Heyyhaa..! Hari ini jadwalnya tinjauan udara buat ngeliat kadar kehijauan Phewa Lake dan es yang menggunung sehingga jadilah dia disebut gunung es. at Lake Side – View on Path.
0 notes
gilangtamma · 10 years
Photo
Tumblr media
Malam yang panjang dimusim dingin. Roti, kentang, telur dan kopi cuma bertahan beberapa menit untuk layak disebut sebagai sarapan hangat. Selamat! Suhu terendah hari ini sampai 1°C. Selamat pagi, Nepal. Namaste. at Pilgrims Guest House – View on Path.
0 notes
gilangtamma · 10 years
Photo
Tumblr media
Saelah, sehari jadi Anak Gowes Magelang.. 😬 – View on Path.
0 notes
gilangtamma · 11 years
Photo
Tumblr media
Kalau misal ga ada Innova parkir dan mobil berplat Z dalam frame, ada yang percaya ini di Bandung? – View on Path.
0 notes
gilangtamma · 11 years
Quote
masih ada cerita dari Sabang, Banda Aceh, Takengon, Bireun, Belitong, jelajah Jawa, Bali, Lombok, Komodo, Makassar, Toraja, Selayar, Buton, Wakatobi, Raja Ampat, Alor, Singapore, Malaysia, Vietnam, Cambodia, Thailand daaaaan lain-lain yang saya belum sempat ceritain…, ~selalu begini. hihihi…
0 notes
gilangtamma · 11 years
Text
Aceh! Assalamualaikum...!
Tulisan ini saya buat tepat 2 tahun setelah kepulangan saya dari Pulau Weh. Hehe… Tampak sekali saya pemalas. Ya kan saya bukan pengrajin. Setelah melalui perjalanan yang panjang, berliku dan menegangkan akhirnya saya mendaratkan badan di pulau paling ujung barat Indonesia ini. Pulau Weh dengan ibukota Sabang ini mempunyai luas sekitar 156km2. Bukan tiba-tiba saya ada di pulau ini. Prosesnya cukup panjang. Dimulai dari Bandung, mampir ke Medan sebentar, perjalanan darat malam hari ke Bireun, berkunjung ke Takengon, hingga hampir tertinggal kapal ferry di Banda Aceh. Panjang kan… Sengaja saya simpan Sabang sebagai tujuan terakhir dalam itinerary. Alasan utamanya biar klimaks liburannya. Kita sih pengen ending yang sempurna. Betewe, kita itu siapa saja? Kita terdiri dari 5 orang anak manusia. Saya, Adisty, Edo, Ridha, dan Putri. Dua nama terakhir teman saya yang asli orang Aceh. Siapa sangka kontur wilayah pulau Weh adalah perbukitan. Baru keluar kapal, kita sudah nyasar. Tanya-tanya orang jalan ke Sabang lewat mana. Dan tanjakan curam nan panjang adalah jalan satu-satunya. Dengan tenaga maksimal mobil yang mengangkut 5 orang plus peralatan diving ini perlahan meniti jalan menanjak sambil zig-zag. Tak banyak buang waktu, kita langsung mengarah ke tugu 0 kilometer Indonesia. tanpa harus masuk ke kota Sabang, kita menemukan jalan pintas sendiri. Lewat di pinggir danau yang jalannya menurun sangat curam. perjalanan menjelang sore ini sangat mengesankan. Lautan berwarna keemasan memantulkan sinar sore matahari. Beberapa kali kami berhenti untuk memotret pulau-pulau kecil yang tak jauh dari pantai. Lupa ada berapa banyak tanjakan selama perjalanan. Yakale mesti diitung.. Ada sebuah tanjakan yang banyak kera rusuhnya. Wah langsung pada tutup jendela, takut dijarah. Semuanya pada ketawa-ketiwi ngegosipin kumpulan monyet liar tadi. Tiba-tiba mesin mobil mati masih di tanjakan yang sama. Hanya berjarak 50 meter dari kerumunan. Langsung pada mikir mau keluar dari mobil apa ikut terguling sama mobil? Diluar banyak monyet-monyet itu. Uh, untung sudah lumayan masih. Semua yang ada di mobil buyar ga pake lama (kecuali sopir sih). Berhamburan keluar mobil buat ganjel mobil pake batu. Moment ini ngeri aslinya. Analisis pintar kita menyatakan mobil ini mesinnya oke-oke saja. Masih bagus dan tidak overheat. Bensinnya abis! Kita ga tau persediaan bahan bakar mobil ini masih banyak atau sudah menipis. Wong indikatornya aja mati.. Hari semakin sore. Suasana sedikit gelap karena hutan gunung. Kendaraan sangat jarang yang lewat. Ada beberapa, tapi cuek. Hiburan kita satu-satunya ya itu, ngeliat orang lewat yang diganggu monyet-monyet nakal sampai akhirnya kita disamperin sama masyarakat lokal. Baik sekali. Mereka yang antar salah satu dari kita untuk membeli bensin eceran yang jaraknya lumayan jauh. Setelah mobilnya minum, orang tadi melanjutkan perjalanan keatas, sedangkan kita balikin jerigen dulu. Turun lagi… lewat monyet lagi… Dengan penuh rasa percaya diri kita melanjutkan perjalanan hingga tugu 0 kilometer. Sudah senja waktu itu. Kita seperti bocah yang girangnya luarbiasa. Foto-foto di tugu 0 kilometer sampai lupa foto tugunya. Cuma foto prasastinya aja. Harusnya sih kalo ga kesorean kita bisa bikin sertifikat orang ke-sekian yang pernah menjejakkan kaki di 0 kilometer Indonesia. Sebelum benar-benar gelap kitapun menuju penginapan di Iboih. Destinasi favorit di Sabang. ---BERSAMBUNG
0 notes
gilangtamma · 11 years
Photo
Tumblr media
Good morning Cambodia
0 notes
gilangtamma · 12 years
Photo
Tumblr media
Kete Kesu, Toraja. #Indonesia #Nusantara #Framing #mistic #bone #celebes #SouthSulawesi #Cemetery
3 notes · View notes
gilangtamma · 12 years
Photo
Tumblr media
Lombok Videography Project team. Kita abis syuting scene perform diatas Bukit Raya. Latarnya Gunung Rinjani :)
0 notes
gilangtamma · 12 years
Photo
Tumblr media
Divespot Mari Mabuk, Tomia - Wakatobi (Mei 2012)
0 notes