"...Demi Pena dan apa yang mereka tuliskan" (Q.S. Al-Qalam : 1)
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Jika telah bertemu seseorang, dan menjadikannya sahabat, kita akan ingat nama lengkap, alamat, tarikh lahir dan lain-lain seputar dirinya.
Kita sebagai seorang muslim punya 114 Surat yang semestinya jadi sahabat. Mari kenali mereka satu persatu, khususnya pesan yang dibawanya.
Istiqomah membaca pesan yang dibawa Al-Qur'an, dan mengamalkannya. Semoga kita semua selamat menuju-Nya.
Karena Al-Qur'an seperti halnya sahabat.. ia baru akan menyampaikan rahasianya, jika ia telah dekat dihati ☺
~muhammadsatriaandika
159 notes
·
View notes
Text
RESENSI: Sst... Ini tentang "Sabar dan Syukur tanpa Tapi"
(Resensi ini ditulis oleh Fadhila Fatma Pramasti. Sumber asli disini).
Saya pernah meminta nasihat dari seorang sahabat sebelum dia merantau. Nasihatnya singkat saja, hanya tiga kata. “Sabar dan syukur,” katanya.
Itu membuat saya teringat tentang janji untuk menuliskan review tentang buku karya kawan saya yang lainnya. Judulnya Sabar dan Syukur tanpa Tapi, ditulis oleh Taufik Aulia.
Jujur saja, saya mendengar istilah “sabar” dan “syukur” secara berurutan baru dari buku ini. Saya lebih familiar dengan sandingan kata “sabar dan salat”. Betapa heran saya, ketika mendapati berbagai materi kajian tentang kata “sabar” yang diikuti “syukur”, termasuk nasihat dari sahabat saya di atas. Ternyata kedua kata ini memang sudah cocok satu sama lain. Rupanya saya kurang banyak membaca.
Sedikit keluar jalur, barusan guru ngaji saya menceritakan anekdot tentang sabar dan syukur ini. Ada seorang wanita yang sangat cantik, namun suaminya tidak terlalu tampan. Orang-orang yang heran pun bertanya pada wanita ini. Jawab si wanita, “Dari sini saya bisa bersyukur dan bersabar sekaligus. Bersyukur dengan wajah seperti ini, dan bersabar dengan wajah suami.” Hehehe… Kesimpulannya, menurut guru ngaji saya itu, sabar dan syukur pasti selalu sepaket.
Oke, berikut pendapat saya selama membaca buku ini.
Sst… Kemarilah, Ada Rahasia Besar di Sini
Singkatan populer dari buku ini adalah SSTT, tetapi belakangan saya lebih suka menyingkatnya SST. Rasanya tidak lazim saja bila kata konjungsi seperti “tanpa” disertakan dalam singkatan, meskipun beberapa menggunakannya. Entahlah, saya belum tanya ahli bahasa.
Yang jelas, SST lebih nyaman untuk dibunyikan daripada SSTT. Ada banyak makna di balik bunyi “Sst…” yang sering kita dengar. Misalnya, kala kita memanggil seseorang, “Sst, sini, dong!” Atau sebagai perintah untuk diam, “Sst! Jangan berisik!” Kita juga sering menggunakannya kalau ingin berbagi rahasia dengan seseorang, “Sst! Jangan bilang siapa-siapa.”
Maka kalau digabung menjadi satu, buku yang dinamai SST ini sedang memanggil seseorang, lalu menyuruhnya diam karena hendak membagi suatu rahasia. Rahasia untuk bangkit dari titik krisis dalam hidup seseorang, seperti yang disampaikan dalam kata pengantarnya.
Perjalanan Pembaca
Buku ini dibagi menjadi empat bagian utama. Lalu biarlah saya menggambarkan keempat bagian itu seperti ini.
Bagian pertama isinya tentang kegalauan, atau, menurut kata pengantarnya, seputar jatuh bangun. Gaya bahasa yang digunakan lebih banyak seperti sedang curhat, entah itu pengalaman penulis sendiri, atau rangkuman dari cerita-cerita yang ditemui Taufik.
Bagian kedua, saya mendapati nuansa… apa ya, namanya? Marah-marah? Sepertinya istilah itu terlalu frontal. Yang jelas, setelah di bagian sebelumnya berbagai masalah itu dibungkus, bungkusan itu langsung dilemparkan telak ke wajah si pemilik masalah. Ada kesan yang tak bisa dijelaskan bahwa penulis sedang membalikkan semua masalah-masalah itu sebagai akibat dari perbuatan kita sendiri. Dalam konteks yang lebih halus, sebut saja bagian ini adalah bagian muhasabah. Bisa jadi persoalan yang kita rasakan ini karena kita begini dan begitu, dan sebab itulah yang harus kita buang jauh-jauh.
Singkatnya, di bagian satu seolah penulis sedang diam mendengarkan keluhan orang lain, di bagian dua dia langsung menggedor hatinya supaya sadar. Nilai-nilai islami pun mulai berhamburan di bagian ini, tentang hablun minallah dan hablun minannaas.
Barulah di bagian ketiga, pembaca kembali ditenangkan dengan taujih dan motivasi lainnya untuk maju. Berbeda dengan bagian kedua yang bernada menggebu, bagian ini terkesan adem, damai. Akhirnya di bagian keempat, pembaca disuguhi tips-tips untuk segera move on dari masalah yang sudah diselesaikan di bagian-bagian sebelumnya.
Perjalanan keempat bagian di atas mengingatkan saya pada berbagai training emotional dan spiritual yang pernah saya ikuti. Agenda dimulai dengan “pengakuan dosa” yang membuat terisak, peringatan keras yang membuat emosi memuncak, suasana melankolis yang menghadirkan rasa ingin kembali pada Allah, dan ditutup dengan resolusi yang membulatkan tekad.
Serasa Makan Sandwich
Pada setiap bagiannya, terdapat puluhan judul bab. Kebanyakan singkat, memang. Ada yang hanya setengah halaman, paling banyak tiga halaman. Tiap bab pun berbeda-beda. Ada yang sedang berbentuk sajak, taujih, maupun cerita yang mengalir. Semuanya dengan pilihan bahasa puitis yang sama.
Yang sedikit mengganggu saya, bentuk tulisan yang bervariasi itu diletakkan secara acak. Kadang sedang meresapi sebuah syair, berikutnya sudah dihantam narasi panjang. Ini membuat saya merasa sedang naik roller coaster, kadang tiba di puncak, kadang posisinya terbalik, kadang meluncur di jalur datar.
Ini terasa sekali terutama di bagian kedua. Awalnya sedang terhanyut dalam rangkaian tulisan tentang Alquran, mendadak disuguhi sepaket judul tentang dengki. Lalu tak lama kemudian, hanya diselingi beberapa topik lainnya, kembali membahas tentang renungan ruhiyah. Seperti sedang makan sandwich: roti, isi-isian seperti sayur dan daging, lalu roti lagi.
Setidaknya hal ini sudah ditutupi pembawaan global tiap bagian yang klimaksnya sesuai, sehingga perubahan suasana antarbab di tiap-tiap bagiannya masih bisa dinikmati.
Aku atau Saya?
Hal berikutnya yang menjadi perhatian saya adalah soal kata ganti orang pertama. Terkadang Taufik menggunakan “aku”, kadang “saya”. Bisa jadi ini karena faktor bahwa buku ini kumpulan tulisannya di blog atau media sosial lainnya, yang memang kata ganti ini sesuka suasana hatinya. Tetapi dalam proses editing, seharusnya kata ganti ini bisa diseragamkan; seluruhnya “aku” atau seluruhnya “saya”.
Kecuali jika betul dugaan saya ini. Taufik menggunakan kata ganti “aku” ketika dia sedang bercerita tentang dirinya sendiri, tentang perasaannya, seolah sedang menulis buku harian atau memaksudkan kata-katanya pada orang tertentu. Sedangkan “saya” dia gunakan ketika dia sedang benar-benar mengajak bicara pembaca secara umum atau bercerita tentang orang-orang atau kejadian di sekitarnya, seakan dia memang sedang membawakan materi di sebuah forum.
Efeknya, tentu saja, berbeda. “Saya” membuat kita seperti sedang membaca buku motivasi atau mengikuti kajian. “Aku” menciptakan suasana puitis, sehingga pembaca, yang didominasi anak-anak muda kekinian, terbawa perasaan alias baper, mungkin dengan menyamakan untaian kalimat tersebut dengan kisah mereka sendiri.
Alquran dan Generasi Ini
Mungkin ada yang akan menanyakan, bagian mana yang paling saya sukai dalam buku ini?
Ada satu judul yang langsung membuat saya terbawa perasaan: Kami dan Al-Qur'an. Bab ini begitu menggelitik karena caranya mengenang Alquran yang tak biasa, bahkan terasa sangat wajar dengan kehidupan sekarang. Tidak dengan bahasa yang terlalu tinggi, yang biasanya hanya bisa dipahami mereka yang memang sudah jatuh cinta dengan Alquran.
Bab ini menyentil fakta bahwa, bagi mayoritas “generasi ‘90-an” atau yang sebelumnya, belajar Alquran adalah bagian dari masa kecil yang tak terlupakan. Selalu ada senyum ketika mengingat bagaimana dulu kita belajar mengaji di masjid atau taman pendidikan Alquran, bagaimana kadang kita membolos dan kemudian dicari-cari, bagaimana keusilan kita dalam prosesnya, hingga bagaimana perasaan kita kala berhasil menyelesaikan satu tahap yang telah dijanjikan dan diberi hadiah untuk itu. Kita mengenang masa itu sebagai masa yang indah, bukan masa-masa suram meskipun kita nakal dan dimarahi.
Saya menyukai kesimpulan yang diambil Taufik, bahwa kenangan dengan Alquran itu sebenarnya merupakan bukti bahwa seburuk-buruknya kelakuan kita saat ini, sebenarnya Alquran masih ada di hati. Bahwa kita sebenarnya “tidak benar-benar berpaling dari Alquran”. Akan selalu ada kerinduan pada petunjuk hidup ini, meskipun butuh waktu untuk benar-benar kembali padanya.
Sesuatu yang, entah kenapa, berbeda rasanya ketika melihat anak-anak generasi Z.
Baca Saja Berkali-kali
Membaca SST tidak cukup sekali. Buku ini harus dibaca beberapa kali untuk bisa memahami apa yang dimaksud penulisnya. Isinya pun bukan melulu seputar galau dan bangkit, tetapi sangat erat kaitannya dengan muhasabah, evaluasi diri. Pantas saja buku ini dikelompokkan dalam rak “Agama” di toko-toko buku, bukannya rak “Motivasi”, karena memang penekanannya adalah bagaimana pembaca bisa menjadi bagian dari generasi rabbani.
Terimakasih kepada kamu yang sudah antusias dengan Sabar & Syukur tanpa Tapi. Saya senang sekali jika ada teman-teman yang membuatkan resensi buku Sabar & Syukur tanpa Tapi. Saya sangat butuh kritik dan saran dari teman-teman semua untuk melakukan improvement dalam karya-karya selanjutnya. Jika ada yang menuliskan resensi atau review, jangan ragu untuk share, forward, atau chat ke saya. Tulisan yang baik penyajiannya in syaa Allah akan saya repost.
— Taufik Aulia
318 notes
·
View notes
Photo
0 notes
Text
Tips & Trick Belajar IELTS (1): Menyiapkan Material
Sejenak, saya beri jeda terkait tulisan saya #ScholarshipJourney, sembari menapaktilasi perjuangan setahun lalu pasca real tes IELTS. Walaupun skor saya tak seberapa, namun Alhamdulillah singkat cerita sudah cukup untuk mendaftar beberapa beasiswa dan universitas.
Nah, sebelum saya melanjutkan ke bagian lika-liku mencari beasiswa, saya mau share sedikit nih tentang tips dan trik belajar IELTS. FYI, seperti tulisan saya sebelumnya dalam serial #ScholarshipJourney, saya memang menghabiskan waktu sekitar 4 bulan di pare + 1 bulan belajar mandiri di rumah untuk mempersiapkan tes Bahasa inggris ini. Di sini saya tidak akan berbagi mengenai lembaga-lembaga Bahasa Inggris di Pare, namun lebih ke tips dan trik saya belajar Bahasa inggris. Juga mungkin barangkali tak sepenuhnya tips dan trik yang saya punyai, karena sesungguhnya apa yang saya dapatkan juga berasal dari lembaga bimbingan Bahasa inggris saya selama di pare.
Pada tulisan bagian pertama ini, saya akan membahas tentang segala material dan tetek bengeknya yang harus dipersiapkan sebelum belajar IELTS. Mengapa demikian? Harapannya supaya material, software, dan segala hal ini tidak mengganggu nanti ketika kamu di tengah-tengah belajar IELTS. Harus browsing – browsing lagi, dst nya tentu saja akan amat sangat mengganggu fokusmu. Maka dari itu, di sini saya akan membagi ke dalam 3 sub-poin material. Pertama adalah software pendukung, kedua adalah material wajib, ketiga material Sunnah (ga wajib tapi sangat-sangat dianjurkan punya dan yang terpenting dipelajari).
Part 1: Software Pendukung.
Oke, start dari software. Mengapa saya mulai dari ini, karena ini menurut saya yang paling mudah, nggak butuh duit, dan tinggal install aja. Untuk teman-teman yang berminat memiliki software ini, silahkan dm saya via instagram @faizunaa atau langsung message di tumblr ini, karena ukurannya cukup besar juga. Ada beberapa software di sini yang saya rekomendasikan diinstall di laptop serta android-mu.
1. Cambridge Advanced Learner’s Dictionary
Software ini fardhu ain alias super wajib kamu miliki. Ini adalah kamus inggris - inggris yang bagi saya sangat berguna dalam mempelejari IELTS. Kebetulan punya saya edisi 4th edition, let me know kalau udah ada yang baru dan lebih update ya :). Banyak sekali fitur-fitur yang ada di software ini antara lain :
Level kosakata : Seperti yang teman-teman lihat di gambar di atas terdapat tulisan “C2″ yang berhighlight-kan ungu. Maksud simbol tersebut adalah level kosakata dalam IELTS. Levelnya dari rendah hingga ke tinggi adalah A1, A2, B1, B2, C1, dan C2. Semakin tinggi level tersebut, maka semakin uncommon atau semakin jarang kata-kata tersebut digunakan. Dan tentu saja semakin banyak kata-kata ber-level C-2 yang teman-teman gunakan makan skor semakin tinggi untuk IELTS (Writing dan Speaking). Mengenai tips menggunakan kata-kata ini, nanti akan saya jelaskan di part selanjutnya. :)
Cara pengucapan (poenetics) : Pada gambar di atas terlihat terdapat US, UK yang bisa di klik. Hal itu memudahkan kita untuk belajar speaking, karena di situ ditunjukkan cara pengucapan by native langsung. Untuk IELTS, tentu saja gunakan aksen UK sebagai sarana latihan.
Kelas kata : Juga terdapat kelas kata termasuk jenis verb, adverb, adjective, dst. Terdapat juga verb endings yang berisikan bagaimana dia jika berubah bentuk, contoh penggunaan dalam kalimat, serta thesarurus, yaitu kecocokan kata tersebut dipakai seperti apa.
Dan lainnya : Silahkan teman-teman explore sendiri yah, karena ini bukan blog tentang software wkwk.
2. Oxford Collocations Dictionary
Bagi teman-teman yang belum memahami makna Collocation, artinya adalah dua kata atau lebih yang sering digunakan para native untuk membentuk suatu makna. Hal ini yang seringkali menjebak. Jadi, dalam bahasa inggris itu sudah ada ketentuan tertentu tentang kata-kata seperti x cocoknya dipasangkan dengan kata-kata y. Contohnya adalah seperti ini: ada kata “powerful engine”, namun tidak ada kata “strong engine”, padahal secara makna antara powerful dengan strong sama. Sama halnya dengan istilah “fast car” (mobil cepat atau mobil balap), dan tak pernah dikatakan dengan “quick car”, padahal fast sama dengan quick artinya.
Nah, oleh karena itulah teman-teman membutuhkan kamus ini untuk mengecek apakah sesuai kata-kata yang teman-teman pasangkan? Misal antara noun + adjective, noun + noun, dst. *Banyak banget macam-nya kolokasi itu*
3. Oxford Learner Thesaurus
Software yang ketiga ini hanya dianjurkan saja sebenarnya. Secara fungsi 11-12 dengan Cambridge Advanced Dictionary. Hanya saja, di situ thesaurus-nya sudah ditampilkan. Buat yang belum paham, thesaurus itu gampangannya adalah sinonim dari kata-kata yang ada. Tentu saja tetap harus dilihat collocations nya. Jangan sampai salah :)
4. IELTS Score Calculator (Android)
Sebenarnya ini paling nggak wajib-wajib amat sih, tapi daripada kamu menghitung manual, atau lihat di tabel konversi IELTS, maka ada software di android yang bisa menghitung score IELTS mu secara otomatis, termasuk konversi dari listening dan reading ke skor IELTS. Setidaknya itu memudahkanmu untuk membuat target terutama listening dan reading. Untuk downloadnya, tinggal cari saja di Google Play Store.Free kok.
Part 2 : Material Wajib
Sebelumnya, khusus material wajib ini sangat-sangat disarankan untuk dicetak atau diprint. Kenapa? Jelas biar bisa dicoret-coretin. Karena belajar IELTS nggak cukup via ebook saja, tapi harus di cetak biar bisa dicoretin, stabiloin yang penting, tempelin sticky notes dan lainnya. Nah berikut beberapa material wajib yang harus kamu cetak untuk dipelajari. Kebanyakan tentu berasal dari cambridge, karena IELTS pun penemunya adalah Universitas Cambridge. Jadi tentu saja jika ingin tahu model-model soalnya, belajar saja dari buku-buku ini.
1. Cambridge Practice Test Series 1 - 12
Keduabelas buku tersebut berisikan paket soal-soal ielts. Setiap bukunya ada 4 paket soal baik IELTS General Training maupun Academic. Semakin tinggi serinya maka semakin update untuk model soalnya. Saran dari tentor saya selama di pare, untuk model-model terbaru IELTS saat ini dimulai dari buku seri ke-3 dan seterusnya. Buku juga dilengkapi dengan audio listening. Oh ya, satu lagi, di bukunya juga ada kunci jawabannya, jadi teman-teman tak perlu khawatir untuk mencocokan sendiri. Untuk downloadnya bisa di IELTSMaterial.com (http://ieltsmaterial.com/cambridge-pratice-tests-ielts-1-12-book-answers-audio/).
2. Cambridge IELTS Band 4 - 7.5
Bisa dibilang buku ini adalah buku paketnya. Buku ini sangat bagus untuk belajar secara tersistematis. Terdapat Student Book dan Teacher Book. Terdapat 3 paket buku, yaitu band 4 - 5.5 , band 5.5 - 6.5 , serta band 6.5 - 7.5 . Semakin tinggi level-nya semakin susah tipe soal dan topiknya. Jadi untuk awalan belajar, bisa belajar yang level 4 - 5.5 .
Dulu, saya bisa menghabiskan ketiga buku tersebut dalam waktu 2 bulan. Rinciannya : dua minggu di bulan pertama untuk buku band 4 - 5.5, lalu dua minggu selanjutnya band 5.5 - 6.5, kemudian sebulan terakhir band 6.5-7.5. Menurut tentor saya di pare, sebenarnya ketika kita sudah benar-benar menguasai dan menghafal kosakata-kosakata di buku-buku tersebut, sudah cukup untuk tes IELTS. Apalagi jika benar-benar menguasai yang band 6.5 - 7.5. Sudah lebih dari cukup untuk mendapat skor IELTS minimal 6.5
Nah, lagi-lagi downloadnya bisa di IELTSMaterial.com. Nih link-nya bisa di seruput di sini: http://ieltsmaterial.com/free-download-complete-ielts-series-bands-4-7-5-with-answers-ebook-audio/
3. Cambridge Grammar for IELTS
Sebenarnya 2 buku di atas mungkin bagi beberapa orang cukup. Lalu mengapa saya wajibkan buku ini? Well, mungkin karena sejujurnya saya dahulu paling lemah di grammar. Maka dari itu, buku ini menurut saya tetap fardhu ain, karena membahas dari grammar yang paling simple yaitu simple present hingga advanced grammar yang nyaris tak pernah digunakan. Buku ini juga dilengkapi dengan berbagai soal latihan, dan amat sangat mendukung untuk self study. Download-nya di sini : http://ieltsmaterial.com/cambridge-grammar-for-ielts-students-book-with-answers-and-audio-cd/
4. Cambridge The Official Guide to IELTS.
Buku ini seperti gabungan antara buku pertama dan buku kedua. Bedanya untuk materinya dibagi ke berbagai tipe soal. Sehingga kita bisa fokus ke bagian mana yang kita lemah, atau bisa lebih step by step dalam belajar. Dalam satu buku ini juga terdapat dua tipe soal baik untuk General Training maupun Academic. Bagi saya juga cukup worthed untuk dipelajari. Lagi-lagi teman-teman bisa download di IELTSmaterial.com : http://ieltsmaterial.com/offical-cambridge-guide-ielts/
Part 3 : Material Sunnah Muakkad (Dianjurkan)
Nah, kalau sudah paling nggak sering ngerjain material di atas, atau bahkan sudah menghabiskan, maka barulah di sini teman-teman bisa melangkah ke beberapa material selanjutnya. Ada yang masih di dalam terbitan cambridge, ada juga yang diluar cambridge. Bahasanya adalah pengayaan terhadap materi-materi di atas yang telah teman-teman pelajari.
1. Cambridge IELTS Trainer
Ini adalah IELTS versi advanced level. Sesuai namanya, buku ini digunakan untuk para trainer IELTS atau untuk para tutor IELTS. Jadi, extreme-nya tingkat kesusahan soal di sini jauh lebih susah, peletakan jawaban bisa terpencar-pencar di berbagai paragraf (tidak urut seperti ielts biasanya). Saya sendiri sempat mengerjakan beberapa practice test di situ dan hasilnya lumayan di bawah standar wkwkwk.
Eits, jangan sampai menjadikan ini sebagai patokan ya tapi, soal IELTS real test tidak sesusah seperti buku di atas. Saya merekomendasikan ini bagi yang ingin mencari tantangan baru, atau tidak masalah jika jenuh dengan buku-buku sebelumnya, atau mungkin menganggap soal-soal sebelumnya terlalu gampang (?). Downloadnya masih sama, di IELTSmaterial.com : http://ieltsmaterial.com/ielts-trainer-cambridge-ebook-audio-with-answer-key/
2. Serial Collins Books
Bagi teman-teman yang ingin mendalami, atau merasa kurang di salah satu section, bisa menggunakan buku ini. Kelebihannya teman-teman bisa fokus di salah satu section, misal teman-teman masih merasa lemah di reading atau listening, maka bisa fokus dengan menyeleseikan salah satu buku tersebut.
3. Other E-Books
Terdapat beberapa e-book yang lain seperti selain keluaran collins di atas, ada keluaran pearson-longman, macmillian, mcgraw hill, achieve ielts, dan lain sebagainya. Tapi menurut saya yang paling penting teman-teman benar-benar menguasai cambridge smpai hafal luar kepala bahkan itu sudah sangat-sangat cukup untuk meraih band score yang tinggi. Buku lainnya boleh hanya sebagai selingan atau pengayaan saja.
4. IELTS Recent Exam Test
Kalau ini bukan buku, namun teman-teman tinggal mengetikkan keyword di atas saja di mbah google. Mengapa ini saya anggap perlu? Karena terkadang ada beberapa website yang menyediakan soal-soal terbaru yang baru saja di tes-kan bulan lalu, bahkan seminggu sebelumnya. Walaupun sudah pasti tiap negara bahkan tiap cabang tempat teman-teman melaksanakan tes IELTS sudah pasti memiliki soal yang beda, namun karakteristik soal-soalnya pasti tidak jauh-jauh berbeda. Ini saya rekomendasikan saat sudah mulai mendekati hari H. Oh ya soal ebook yang lain, saya rekomendasikan teman-teman bisa download saja di website IELTSmaterials.com tadi. Di sana banyak sekali dan lumayan lengkap. Jangan lupa yang terpenting juga bukan dikoleksi tapi dipelajari. Bisa juga via online banyak yang menawarkan tips trik belajr ielts seperti ieltssimon, ieltsliz, dan lain sebagainya.
Additional Tools / Equipments
Oh ya, beberapa lagi yang ingin saya jabarkan, terdapat beberapa additional tools. Ini nggak wajib (eh, tapi yang satu ini nyaris wajib seh), tapi sebenarnya akan sangat membantu teman-teman untuk belajar IELTS.
1. IELTS Band Descriptor
Nah ini yang menurut kebanyakan orang nyaris wajib, tapi buat saya wajib tahu. Mengapa? Karena dengan begini teman-teman akan bisa mengukur target teman-teman serta mengetahi parameter dan indikator-indikator yang ada itu seperti apa saja. Terdapat 3 band descriptor yaitu untuk Writing Task 1, Writing Task 2, dan Speaking. Ketiga-tiganya harus teman-teman pahami, dan untuk pembahasan ini, insya Allah akan saya sajikan di tulisan saya berikutnya tentang “Bedah Band Descriptor” :) . Soal ini tinggal googling aja, banyak banget di internet.
2. Lembar Jawaban
Ini super nggak wajib, tapi biar teman-teman bisa ngerasakan feel-nya ujian bisa dong print ini untuk latihan. Nge-buletinnya nggak sesusah lembar ujian nasional kok hehe. Ada lembar jawaban untuk listening, reading, writing task 1, dan writing task 2.
Oke, sekian tips dan trik dari saya untuk beberapa material yang harus dipersiapkan sebelum belajar IELTS. Untuk part selanjutnya saya akan mulai dari pembahasan listening, reading, writing, dan terakhir speaking. Oh ya, buat teman-teman yang berminat memiliki software di atas, saya ada installernya dan itu cukup besar. Silahkan yang berminat bisa message saya melalui tumblr ini, atau dm saya di instagram @faizunaa. Semoga bermanfaat :)
447 notes
·
View notes
Quote
Kesabaran berbatas bagi yang ingin membatasi kebersamaannya dengan Allah
Sebagian kita ada yang keliru memaknai kesabaran, mencari pembenaran dengan kekurangan diri sebagai manusia, lalu mengatakan bahwa sabar itu ada batasannya. Dengan kalimat:
“Aku hanya manusia biasa, tidak sempurna, sabarku ada batasnya.”
Tahukah? ini tanda bahwa kita tidak mau menjadi luar biasa di mata Allah.
Allah sudah memberikan petunjuk di dalam Al-Qur’an, bahwa hakikatnya kesabaran itu tidak memiliki batas sebagaimana ganjaran yang Allah sediakan bagi mereka yang bersabar pun tidak memiliki batas.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah 45-46)
Dan para malaikat memberi salam kepada orang-orang yang sabar di pintu-pintu surga.
“Para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum (keselamatan bagimu berkat kesabaranmu)”. (QS 13:24)
31 notes
·
View notes
Text
Ada yang Memerhatikanmu
Ada yang memerhatikanmu dari kejauhan, ia begitu memahami apa yang menjadi kesukaanmu dan juga apa yang menjadi ketidaksukaanmu. Semua dilakukannya tanpa bertanya, tapi dengan mudahnya ia bisa mengetahui semuanya. Maka, diam-diam ia sedang menyusun rencana sedemikian rupa untuk memberi apa yang kamu suka, meski sesekali ingin mengetahui reaksimu dengan memberi apa yang tidak kamu suka.
Tanpa ada likes, comment, reblog, atau jejak lain pada setiap postinganmu di sosial media, ia diam-diam mengetahui setiap detailnya. Entahlah, mungkin ia memasang fitur ‘get notification’ untuk setiap postingmu, tapi rasanya ia tak perlu bersusah payah melakaukan itu. Bahkan, bisa saja jika ternyata ia bahkan tak memiliki akun di sosial media sama sekali. Selain itu, tak seperti orang lain yang mungkin lantang mengatakan kekagumannya terhadapmu, ia hanya diam saja. Tapi, tanpa kamu ketahui, ia sedang dan selalu mengupayakan kebaikan yang banyak untukmu, banyak sekali, hingga suatu ketika rasa syukur dan ucapan terima kasih pun rasanya tak cukup lagi untuk menjadi ganti atas semuanya.
Magis! Tanpa perlu membaca apa yang ditulis olehmu dalam buku-buku, tanpa perlu menghadiri setiap majelis ilmu yang kamu ada di dalamnya, tanpa perlu bertanya pada teman-temanmu tentang hidupmu, juga tanpa perlu selalu bertukar pesan denganmu, ia memahami seluruh dirimu, lengkap dengan bagaimana pola-polamu dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Setelah mengetahui semuanya itu, meski mungkin banyak salah dan kurang yang ada padamu, tak sedikit pun ia meninggalkanmu. Jangankan benar-benar meninggalkan, berniat meninggalkan pun tidak.
Saat kamu sedih, ia mengetahuinya. Saat kamu bahagia, ia mengetahuinya. Saar kamu berpura-pura, ia mengetahuinya. Saat kamu kecewa, marah, atau bahkan putus asa, ia mengetahuinya. Bahkan, saat apa-apa yang kamu lakukan dan katakan tak sesuai dengan apa yang ada di dalam hatimu, ia juga mengetahuinya. Bagaimana bisa? Ah, bisa saja! Tanpa kamu menunjukkan, mengatakan, atau bahkan memamerkannya, dengan mudah ia tetap bisa mengetahui semuanya.
Sayangnya, kamu seringkali menganggapnya tidak ada dan kamu pun sibuk mencari-cari yang lain selainnya. Padahal, pada akhirnya, ia adalah tempatmu berpulang untuk selama-lamanya. Tunggu, masihkah kamu berpikir bahwa sosoknya adalah personifikasi seorang manusia? Tolonglah, jelas saja bukan! Otak dan hatimu itu nyata sekali terlalu banyak terisi roman picisan!
756 notes
·
View notes
Text
Menjaga Kebaikan
Jangan disangka seseorang yang meninggalkan keburukan masa lalu dan mencoba istiqomah dengan kebaikan tidak akan di uji, justru akan datang padanya kenikmatan masa lalu yang kembali menghampirinya, menawarkan kembali manisnya dunia juga tarian yang menggiurkan diri juga hati, bahkan akan terlihat jauh lebih manis dari sebelumnya.
Jangan disangka seorang yang tengah berbuat kebaikan akan berjalan begitu saja dengan mudahnya, akan datang padamu ujian saat iman juga keteguhan hatinya mulai melemah, hingga riya dan rasa mengharap pujian akan masuk di antara banyaknya amalan.
Setiap darimu harus menjaga semua kebaikan yang kamu miliki agar tidak hilang atau terhapus dengan begitu saja oleh manisnya dunia. Ini adalah pengingat, untukku juga untukmu
Karena surga terlalu luas jika hanya untuk segelintir orang saja, terlalu lebar jika hanya untukmu sendiri. Mari menjaga dan melangkah bersama, jangan pernah melepaskan.
@jndmmsyhd
401 notes
·
View notes
Text
“Kuliah, pusing. Mau nikah aja.”
“Kerja, pusing. Mau nikah aja.”
“Nanti nikah pusing juga, mau apa lagi?”
Bukan. Bukan begitu. Menikahlah bukan karena lelah dari kehidupan. Tapi menikahlah karena butuh diringankan dan meringankan beban pada saat yang sama.
Bukan. Bukan begitu. Menikahlah bukan karena ingin lari dari kenyataan. Tapi menikahlah karena ingin saling menguatkan hadapi kenyataan.
Bukan. Bukan begitu. Menikah bukanlah tentang kamu saja yang harus dijaga perasaan dan dibahagiakan hidupnya. Menikah adalah tentang sama-sama menjaga perasaan dan sama-sama membahagiakan.
Menikah bukanlah pelarian yang akan melepas beban-beban hidupmu. Menikah adalah tentang penyatuan dua kekuatan untuk membawa beban yang sudah ada sebelumnya. Menikah adalah tentang berkawan, saling berbagi dan menerima. Menikah adalah tentang membangun masa depan dan mencapai impian sama-sama.
Maka bayangkan, apa jadinya bila dua orang yang saling lari dari kenyataan hidup kemudian bertemu dalam satu bingkai pernikahan? Ya, barangkali mereka akan saling melarikan diri pada akhirnya.
— Taufik Aulia
5K notes
·
View notes
Text
Ku pikir rasanya tak akan sesakit ini. Tak akan separah dan seperih ini.
Nyatanya aku bahkan terjatuh, terhempas, terlempar dan terbanting berkali-kali.
Mau tau seperti apa rasanya?
Seperti ditikam pisau tajam bertubi-tubi, tapi aku berbohong sebab ini lebih dahsyat.
16/12/2017.
62 notes
·
View notes
Text
Bapak
Kenapa anak perempuan harus dekat dengan bapaknya? Karena naluri seorang wanita adalah dia ingin mencurahkan apa yang dirasakan kepada lawan jenisnya, yaitu laki². Dan laki² terbaik bagi seorang perempuan (read: single) adalah bapaknya. Apa akibatnya jika seorang perempuan (read: single) tidak dekat dengan bapaknya? Akan mencari pelampiasan ke yang lain bukan? Ke siapa?? Cari jawabannya sendiri ya.. Yogyakarta, 15 Desember 2017 Dengan perasaan penuh rindu pada Bapak, dan dengan membawa isi hati yang ingin ku sampaikan pada Bapak
1 note
·
View note
Quote
Jangan campur takdir Allah dengan logika!! Jangan katakan tak mungkin! Allah menentukan yang terbaik untuk kita. Yakinlah !!
73 notes
·
View notes
Text
Jika ini tentang seberapa, maka aku mencintaimu secukupnya saja. Namun jika ini tentang bagaimana, maka aku mencintaimu sebaik-baiknya.
— Taufik Aulia
4K notes
·
View notes
Quote
Aku akan bersedia sebaik telinga. Suaramu akan kudengarkan. Walau kadang aku tak bisa memberi jawaban ataupun solusi. Tapi kau akan ku dengar. Jika kau tak keberatan, datanglah. Akan ku dengar.
Lutfia
0 notes
Quote
Berilah aku telinga maka aku akan memberimu suara
Kahlil Gibran
Terimakasih sudah menyediakan telinga
2 notes
·
View notes
Text
Pada Akhirnya
Alhamdulillaah, hari itu datang juga. Sungguh, tidak pernah terbayangkan sebelumnya saya bisa betul-betul sampai di pit stop terakhir seorang mahasiswa pre-klinik kedokteran gigi. Apalagi dengan skripsi yang bisa dibilang tidak mudah ditaklukkan. Perihal skripsi ini, sepanjang yang saya ingat, saya terus mencoba untuk mengupayakannya. Meski ada sedikit waktu ketika saya lalai oleh karena persiapan pernikahan yang menguras emosi dan energi, tapi overall saya merasa banyak berjuangnya. Kala masih jahiliyah dulu, saya bahkan getol sekali mengerjakan skripsi. Berangkat malam ke sebuah coffee shop, begadang mengerjakan sampai dini hari, dan baru pulang pada pagi harinya. Kalau tidak ke coffee shop, ya mengerjakan di rumah teman. Siangnya, mencari referensi di perpustakaan atau menunggu dosen. Selama pola mengerjakan skripsi saya yang masih begitu, ada saja halangan yang terjadi. Misal proposal sudah siap, eh tapi sampelnya tidak mencukupi. Maka saya ganti judul dan buat proposal lagi. Eh tapi ternyata dosen saya tidak berkenan. Maka saya ganti judul dan buat proposal lagi. Eh tapi kemudian ada lagi halangan, adaaaa saja halangan. Sampai kemudian saya berhijrah. Saya mulai meninggalkan kehidupan malam di coffee shop dan lebih banyak mengerjakan di rumah teman. Sampai di sini, perubahan mulai terjadi. Perjalanan skripsi saya jadi tidak terlalu terjal karena sudah menemukan judul yang paling tepat. Tapi rupanya, Allaah masih ingin mentarbiyah saya. Banyak kebuntuan yang saya temui di step terakhir pembahasan. Seems masih ada pertanyaan ‘ngapain ya aku ngerjain ini semua, manfaatnya apa?’. Saya berusaha mencari jawab dengan banyak-banyak mengerjakan skripsi di rumah teman supaya bisa berdiskusi. Yah, tapi ternyata sama saja. Dosen saya tetap tidak puas dengan pembahasan saya. Sampai kemudian saya tersadar. Bahwa suami saya kurang ridho kalau saya tidak bermalam di rumah, hanya demi pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan di rumah. Meski saya sudah memberikan alasan dari a sampai z kenapa harus pergi, dan kemudian beliau mengiyakan, tapi ada sesuatu yang mengganjal. Saya mencoba mengabaikan sesuatu itu dan tetap pergi. Sampai di suatu titik, saya betul-betul kembali disadarkan.. Bahwa Allaah perintahkan seorang perempuan untuk tetap tinggal di rumahnya (Al-Ahzab: 33). Bahkan untuk aktivitas semulia sholat, Allaah perintahkan perempuan untuk melaksanakannya di rumah. Kalau shalat, ibadah yang paling awal dihisab saja dianjurkan untuk dikerjakan di rumah, kenapa mesti keluar untuk hanya mengerjakan ibadah setemporer skripsi? Sebuah hadist kemudian serasa menghantam kepala saya dan membuat saya menangis sejadi-jadinya.
“keadaan yang paling dekat (bagi seorang perempuan dengan Rabbnya) adalah ketika dia berada di dalam rumahnya” (HR. Tirmidzi)
Meyakini hadist ini, maka saya betul-betul mengurung diri di kamar. Hanya sebentar saya sempat begitu. Hanya sekitar 2 minggu saya hijrah. Kemudian hilal tampak, dan pada akhirnya saya sidang juga. Sureprisingly, ketika sidang itu, semua dosen memuji skripsi saya. Dari yang tadinya mempertanyakan urgensi proposal saya kala seminar, dan bahkan menganggap penelitian saya tidak penting, di sesi tanya jawab penguji saya bilang,
“Saya kagum sama Zahra yang dapat membahas sedemikian detail dan ada manfaat praktisnya dari judul yang hanya seperti itu”
Allahu rabbi, ingin menangis rasanya. Sesuatu yang sekian lama dengan skeptis saya pertanyakan kemanfaatannya, rupanya seketika mendapatkan jawabannya setelah saya benar-benar mematuhi perintah Allaah. Selama ini saya meminta petunjuk di setiap do'a selepas selepas shalat. Selama ini saya berusaha mencari jawab dengan pergi keluar dan menginap di keramaian atau di rumah teman. Ah, tapi rupanya jawaban itu tidak jauh. Jawaban itu ada di dalam rumah saya sendiri. Rupanya, inilah (salah satu) kejutan yang Allaah siapkan dibalik tertundanya wisuda saya. Bahwa Ia ingin mengajarkan betapa memang fitrah seorang perempuan itu di rumah. Bahwa ketika kita taat pada perintah-Nya, Ia sendiri yang akan dengan mudah memperlancar urusan kita. Bahwa, yah, bahwa Al-Qur'an dan Sunnah adalah petunjuk terbaik yang mestinya diimani dengan hati, lisan dan perbuatan.
Allaah, terimakasih atas hikmah yang senantiasa kau tunjukkan di setiap langkah-langkahku :’)
Rabbana hablaana hukman wa alhiqna bisshalihiin…
p.s. perihal fitrah perempuan itu di rumah, pernah dijelaskan oleh Fahmi di sini dan di sini
134 notes
·
View notes
Text
Bercermin
Kenapa banyak yang gelisah dan galau ketika berbicara jodoh ?, Tak jarang manusia jaman now juga mendefinisikan jodoh hanya mengedepankan ego dan nafsu semata. Dan semoga kita bukan manusia jaman now yang demikian ya... :) Jodoh memang misteri, tidak ada yang tau tentang siapa jodoh kita, namun kabar baiknya Allah sudah kasih sedikit bocoran tentang jodoh kita yang mana jika hal ini kita jadikan sebagai acuan tentu akan menjadi solusi utama kegalauan dan kegelisahan kita. Allah membocorkan Rahasia tentang jodoh didalam surat An-nur Ayat 26 : “ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik "(Qs. An Nur:26) Ayat diatas merupakan sebuah clue dari Allah. Kalau jodohnya kita adalah cerminan diri kita. Yukkk segera bercermin.. lihat baik2 diri kita. Apakah sudah layak mendapatkan yang terbaik? "Kaca mana kacaa.... :) ) Kebanyakan dari kita hanya berfokus pada "siapa jodoh saya?" tanpa melihat "bagaimana pribadi saya?".. Kita?? Mungkin hanya aku saja kali ya yang begitu. Hehe Yogyakarta, 8 Desember 2017 Akhir 2017
3 notes
·
View notes
Photo
Al Quds adalah tanah suci yang penuh berkah. Al Quds tanah para nabi. Allaah menjadikannya kiblat pertama Muslim. Kesinilah wajah menghadap saat sholat dahulu.
Rasulullaah shallahu allaihi wassalam memerintahkan Usamah bin Zaid ra membawa pasukan untuk membebaskannya. Dibawah kekhalifahan Umar bin Khaththab ra, Al Quds bebas dari penguasaan Romawi, hingga Yahudi bisa masuk kembali dan kesucian Nasrani tetap utuh.
Sholahuddin Al Ayyubi kembali mencontoh Umar, membebaskannya dari The Crusaders, kaum salib Eropa sehingga Al Quds kembali menjadi pusat ilmu dan peradaban Islam.
Saat Zionist Internasional mengirimkan Yahudi Eropa ke Palestina pada tahun 1900-an, jumlah Yahudi di Al Quds tak sampai 10%. Mayoritasnya adalah Muslim.
Dimana logika pembenaran Al Quds/ Yerusalem dijadikan Ibu Kota Penjajah yang tidak punya hak berdiri di tanah suci?!
SAY NO!!! to Al Quds/ Yerusalem for Israel!!!
—
©smart_171
3K notes
·
View notes