Tumgik
firdarosyida96 · 3 years
Text
Mental Belajar
Salah satu konsep baru yang aku dapatkan di pertengahan tahun ini adalah tentang mental belajar. Belajar tidak hanya dari buku, bangku atau sekolah, kuliah atau seminar-seminar. Belajar bisa melalui pengamatan alam sekitar, kondisi lingkungan kita, saat bertemu atau berinterikasi dengan orang lain.
Dimanapun kita  berada, bertemu dengan siapapun niatkan untuk “belajar”. Pasti ada sesuatu yang ada pada orang itu tapi tidak ada padaku. Semua yang allah ciptakan dan takdirkan pasti ada tujuannya, pasti ada hikmahnya, pasti ada ilmu yang bisa di ambil. Berawal dari niat untuk belajar, semoga allah bukakan pintu ilmu, hikmah untuk kita. 
Misalnya dari langit yang indah dengan berbagai bentuk awan yang menghiasinya, semua indah dengan bentuk masing-masing, ada awan yang kecil, bergerombol, padat atau samar, semua membentuk perpaduan indah di langit. Begitu juga manusia, semua cantik, indah dengan cara masing-masing, dengan takdir kehidupan yang berbeda-beda.
0 notes
firdarosyida96 · 7 years
Text
Umroh (part I)
alhamdulillah, bulan januari kemarin allah memberi kesempatan buat aku dan keluarga ke tanah suci. Ga nyangka. Super ga nyangka. Tapi emang kalo udah rejeki dan kita serius mewujudkannya pasti ada aja jalannya.
Tahun 2015, alhamdulillah bapak dan ibu allah beri kesempatan buat haji. Saat plg haji, dan ketemu aku yang baru balik dari bandung ibuk langsung meluk aku "ayo ndang ronoo, iki wes tak panggil2 ndek kono"(ayo segera ke tanah suci, disana tak doakan terus spy bisa kesana). Dari situ, mulailah ada keinginan buat bisa segera ke tanah suci, baik umroh atau haji. Semoga allah segera panggil, itu keinginanku, ibu, bapak dan adik2.
Tahun 2015, sepertinya masih sulit, karena orangtua baru haji, adek saya nomor 2 masuk kuliah dan adek nomor 3 masuk sma di pesantren, okelah do'a dulu aja, yang penting udah niat dan punya keinginan.
Tahun 2016, adek nomor 4 masuk pesantren, jadi riewuh ngurusin adek, ya udah tetap doa dan sedekahnya jangan lupa aja.
Nah, setelah adek nomor 4 masuk pesantren barulah aku lobbying ke orangtua. Mulai nanya2, "pak, buk,ga pengen umroh sekeluarga?" "pak buk umroh yuk, sekeluarga, mumpung masih muda2, aku belum koas dan tahun depan ga ada adek2 yang masuk sekolah". Terus bapak dan ibu bilang " Doa dlu aja mbak, semoga allah kasih rejeki dan allah panggil kesana". Sip, alhamdulillah udah mulai ada sinyal baik dari bapak, ibu. Mulai deh bilang ke adek2 ngajak doa bareng2 supaya bisa umroh. Doa dan sedekah ga pernah lupa tentunya.
Rencananya mau berangkat umroh di tahun 2017, tapi qadarullah ibuk saya kecelakaan di bulan maret 2017, jadi ibuk belum bisa di ajak umroh, harus recovery dlu selama beberapa bulan. Tapi tetep weh mbujuk2 bapak ibuk, doa dan sedekah ga putus. Sampek pas setelah lebaran 2017, bapak nanya " mbak, mau umroh kapan? adek2 ngajak pas liburan akhir tahun, mbak ida gmn?" (alhamdulillah bangeet, speechless dalam hati) " insyaAllah bisa pak".
Mulai deh, nyocokkin jadwal,nyari travel, ngurus ini itu, sampek akhirnya bisa berangkat. Saat mulai menentukan jadinya fix mau umroh, bapak selalu pesen "mbak, jangan lupa selalu doa terus yaa supaya lancar proses mau umroh dan pas disananya". Karena, meskipun udah dapet travel, semuanya udah siap, tinggal berangkat doang, klo allah blm menakdirkan kita kesana, pasti bakal adaaa aja yang menghalangi berangkat, so aku selalu berdoa " Ya allah, semoga berangkat umroh ini memang benar2 rejeki hamba dan keluarga hamba, lancarkan semua prosesnya"
Travelnya dapet pas mepet2, (h-2 bln sblm brgkt) . Allah pengen kita sabar dlu, karena sebenarnya udah nyari travel dari mulai habis lebaran tapi blm cocok, jadi weh nunggu dulu tapi alhamdulillah walaupun nunggunya lama dan dapetnya mepet, travel yg kita dapet baguus, pelayanan dan bimbingan pas di tanah sucinya mantep :")
Ngurus paspor dan vaksinasi yang dipenuhi drama. Tapi, alhamdulillah masih bisa ke-urus semua.
Drama mata kuliah yang nyebabin pas H-1 umroh masih di bdg, dan nyampek rumahnya beberapa jam sblm brgkt ke bandara dan baru packing saat itu juga.
Tapi alhamdulillah, banyak hikmahnya. Karena sejatinya apapun yang ditentukan allah untuk kita pasti yang terbaik. Aku anggep aja, semua cobaan dan drama yg ada adalah salah satu cara allah untuk menghapus dosa2 aku yang bejibun. Cara buat tetap husnudzhon dan berharap kepada allah kapanpun dan dimanapun.
#semoga bisa kesana lagi :")
Tumblr media
0 notes
firdarosyida96 · 7 years
Text
"dek koas"
Senin, 19 februari 2018. Adalah salah satu hari bersejarah buat aku hehe, karena hari ini aku mulai menjalani program pendidikan profesi dokter a.k.a biasa dipanggil dokter muda/dek koas. Rasanya kayak baru masuk sekolah baru aja. Dari malem, semua udah di siapin, brgkt pagi2 bgt, tapi bedanya sama murid sd/smp/sma/mahasiswa baru adalah.... kita belajar dulu sblm hari pertama koas, krn kita akan lgsg bertemu dg pasien jadi klo ga belajar takutnya kurang PD pas di depan pasien, takut ga bisa pas ditanya konsulen/residen. Ada yang belajarnya biasa2 aja sampek ada yang begadang krn saking paniknya, hehehe. Kalo aku mah, yang penting baca weh, yang penting udah berusaha buat ngulang materi ga sampek begadang karena takut besoknya kurang vit. Hehe
Saat koass, kita akan belajar di departemen2 yang ada di rumah sakit (disebut juga dg stase), misal bedah, kulit, anak, dkk. Stase pertama ku adalah BEDAH. Awalnya takut2 gitu sih, pas ditanya banyak yg lupa jugaa, masih ga tau apa2 krn baru hari pertama, tapi untungyaaa, residen yg ngajarin aku sama temen aku baiiiik bgt hehehe, suka nanya2 ke kita buat mentrigger gitu sih, tapi klo kita ga tau beliau mau ngajarin.
Di hari pertama ini, aku kebagian belajar di bedah urologi yang pasiennya kebanyakan adalah orang2 yang kesulitan buang air kecil, jadi reminder betapa nikmatnya bisa BAK dengan normal, alhamdulillah.
0 notes
firdarosyida96 · 7 years
Text
Terkadang kita melihat orang-orang yang kita cintai pergi meninggalkan kita. Kita mengikhlaskan orang-orang yang kita sayang sampai pada peristirahatan terakhir mereka.
Namun sampai sejauh mana diri kita sendiri bersedia berhadapan dengan ajal yang menjemput?
Ketahuilah wahai diri, bahwa malaikat maut senantiasa meninjau kita untuk mencabut nyawa bila masa itu tiba. Tidak peduli ia seorang tua ataupun muda.
Seandainya kita pergi. Adakah kepergian itu dalam keadaan husnul khotimah? Atau malah dalam keadaan sebaliknya?
Pernakah terbesit ketika kita sedang bergelimang dengan maksiat, saat kita sedang hura-hura dan alpha dengan ibadah. Adakah kita boleh meminta penangguhan?
Bisakah kita berkata, “tunggu, aku mau pergi sholat dulu”, “tunggu, aku mau berbakti kepada bapak ibu” , “tunggu, aku mau beramal sholeh dulu. Tunggu, berilah aku penangguhan”.
Bisakah?? Dan ketika nyawa berpisah dengan jasad, saat itu segala amalan kita terputus, melainkan tiga perkara. Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do'a anak yang sholih.
Coba kita tanyakan pada hati kita yang terdalam, “sudah siapkah wahai diri?”
Berfikirlah dari sekarang, sebab nantinya tidak ada orang lain yang akan menanggung dosa orang lain. Jadilah manusia yang memberikan manfaat tanpa memberi pengaruh buruk.
Menulislah hal-hal yang baik yang mana kelak akan membahagiakan diri kita kelak di hari akhir. Seandainya kita pergi nanti, adakah diri kita akan meninggalkan foto-foto selfi yang mengumbar aurat terpampang disana sini?
Ataupun nasihat kebaikan bermanfaat yang menambah pendapatan pahala saat diri kita sudah tidak berdaya?
Bisakah bertanya pada diri sendiri? Bisakah menanyakan pula kabar Al-Qur'an? Kapan kita membuka dan membacanya? Kapan terakhir mata kita membaca pesan cintaNya?
Sebelum terlambat, sebelum penyesalan itu tiba. Mati itu pasti, yang tak pasti hanya cinta.
- Ibn Syams
443 notes · View notes
firdarosyida96 · 7 years
Text
Tentang rasa syukur
Membandingkan apa yang kita miliki dengan apa yg orang lain miliki adalah salah satu kita penyebab minimnya rasa syukur kita.
.
Ketika sudah memiliki HP tipe A, tapi ada orang lain punya tipe A+, jadinya pengen punya A+ deh, karena itu lebih bagus, lebih baru tipenya. Ketika ujian kita soalnya susah dan orang lain soalnya gampang, jadi bete deh, ngerasa ga adil gitu. Ketika orang lain dombingnya super baiiiik, sedangkan kita dombingnya sulit dihubungi, jadi bete deh. Ketika orang lain, proses pengambilan data skripsinya mudah, sedangkan kita harus bersusah payah ngumpulin data skripsi, jadi nyesek nyesek gimanaaa gitu. Dan masih banyaak "rejeki2" kita yang lain yang selalu kita bandingin dengan orang lain.
.
Come on guys! Ayo move on dari pikiran2 seperti itu! Bukankah setiap orang sudah allah tentukan rejekinya masing2? Bukankah apa yang allah berikan PASTI yang terbaik untuk kita? Lalu, kenapa sibuk membandingkan milik kita dengan orang lain yang sepertinya 'terlihat' lebih WOW, lebih baik dari milik kita? Mungkin jika kita mendapatkan apa yang orang lain miliki itu, kita jadi lebih buruk, lebih jauh dari allah, lebih sombong, dkk.
.
Yuuk bareng2 move on membandingkan apa yg kita miliki dengan milik org lain dan fokus mensyukuri apa yg kita miliki. Salah satu caranya adalah, dahulukan mengucap alhamdulillah, dahulukan memikirkan hal2 positif yang kamu dapatkan dan kurangi mengeluh, agar hidupmu lebih indah :)
.
Syukuri yang sedikit, maka kamu akan mendapatkan yang banyak :)
#selfreminder
0 notes
firdarosyida96 · 7 years
Quote
Allah SWT. berfirman: “Jika kau tidak pernah merasakan kepedihan dan mengalami permasalahan, bagaimana kau tahu Aku Penyembuh? Jika kau tidak pernah berbuat kesalahan, bagaimana kau tahu Aku Pengampun? Jika kau tidak pernah terluka, bagaimana kau tahu aku Penghibur? Jika hidupmu sempurna, lalu mengapa kau butuh Aku?”
Hadist Qudsi (via horehorere)
281 notes · View notes
firdarosyida96 · 7 years
Text
Tidak Terlihat Dekat dengan Siapapun
Diskusi QuarterLifeCrisis beberapa hari yang lalu masih seputar dunia jodoh. Mungkin bagi teman-teman yang belum mengalami, atau sudah melewati, obrolan semacam ini bisa dianggap membosankan. Tapi bagi yang sedang mengalami, mendiskusikannya dan berusaha mencari jawaban yang menenangkan adalah sebuah proses penting untuk melewati fase tersebut. Salah satunya dengan curhat.
Salah satu teman kami berkesah, setiap kali pulang atau orang tuanya menelpon, sering ditanya sudah punya pacar atau belum (karena orang tuanya tidak tahu kalau anaknya tidak mau pacaran), atau dengan candaan guyonan dari teman-teman yang lain tentang seputar tersebut. Orang tuanya pun seringkali bertanya, kapan rencana menikah? Sudah ada calonnya belum? Atau dalam kalimat-kalimat tidak langsung seperti, “Wah ini undangan ke rumah banyak banget dari teman-teman SD mu, mereka sudah menikah ya, kayak masih kecil kok udah mau nikah aja.” dan lain-lain.
Sementara teman kami ini, ia sama sekali tidak terlihat dekat dengan siapapun. Sama sekali. Bahkan ketika kami tanya, “Emang nggak ada cowok yang lagi pdkt gitu?” Jawabnya, “Enggak ada”. Juga pertanyaan lain yang sejenis,”Nah, lagi deket sama siapa gitu? Meski dia nggak pdkt?” Jawabnya masih sama, “Enggak ada”.
Dan karena ketidak-adaan inilah yang mungkin juga membuat orangtuanya bertanya-tanya, kok anaknya nggak pernah cerita suka sama siapa, atau lagi dekat sama siapa, atau ada yang pdkt dan gimana? Sementara teman-teman sebaya lainnya bahkan sudah ada yang maju melamar, meski pada akhirnya belum juga menikah.
Usianya sudah cukup matang (dalam standar orang tuanya) untuk masuk ke fase berikutnya. Juga mungkin karena melihat anaknya yang santai-santai aja, cenderung biasa-biasa aja dalam menanggapi hal tsb. Semakin membuat orangtuanya cemas.
Terlepas dari semua itu, terlepas dari sikap cueknya dan kesan biasa-biasanya ini. Teman kami bercerita kepada kami, kalau pada akhirnya dia juga berpikir. Berpikir tentang kenapa dia tidak terlihat dekat dengan siapapun? Enggak ada yang pdkt sama dia, apa enggak ada yang tertarik? Menurut kami, aneh kalau tidak ada yang tertarik dengan perempuan semandiri dan semanis dia.
Sampai pada akhirnya, diskusi panjang tanpa solusi itu berakhir dengan sebuah konklusi, barangkali itu adalah cara Allah menjaganya (terutama setelah ia berhijrah dan memutuskan untuk enggak pacaran), barangkali itu adalah bentuk perlindungan, menyingkirkan laki-laki yang mau mendekatinya tapi tidak dalam levelnya. Dan tentu saja sudah bisa kami tebak, dengan salah satu sifat tegas yang dia miliki, laki-laki kalau cuma mau pdkt untuk pacaran pasti sudah ditendangnya jauh-jauh.
Dan akhirnya, hal terbaik yang bisa manusia lakukan atas apa yang terjadi dalam hidupnya adalah bersyukur. Bersyukur sebab ia tidak terlihat dekat dengan siapapun, bahkan tidak ada yang mencie-ciekan dirinya dengan siapapun. Seperti itulah caraNya menjaga kehormatannya, izzah-nya
Yogyakarta, 17 Oktober 2017 | ©kurniawangunadi
2K notes · View notes
firdarosyida96 · 7 years
Text
Assalamu’alaikum, Halo Tumblr
bismilah, mencoba belajar menulis via tumblr lagi, semoga istiqomah :)
0 notes
firdarosyida96 · 7 years
Photo
Tumblr media
[KUHARAP ITU ENGKAU]
Dulu semasa SMA, guruku pernah berpesan.
“Jagalah teman-temanmu saat ini, karena di masa depan belum tentu ada teman setulus mereka. Ingat, satu kelas ini satu keluarga.”
Lalu, beliau sampaikan empat rukun keluarga. Sekarang, aku mengerti bahwa yang beliau sampaikan adalah rukun ukhuwah. Ya, rukun dalam bersaudara.
1. Taaruf 2. Tafahum 3. Taawun 4. Takaful
Keempatnya harus dipenuhi untuk mencapai ukhuwah yang sempurna.
Taaruf - sudahkah engkau mengenal nama saudaramu seperjuanganmu? Tafahum - dari sekian yang kau kenal, seberapa banyak saudara yang kau pahami tabiat dan kehidupannya? Taawun - sudahkah saling menolong dengan saudaramu? Takaful - lalu, ini tahapan terberat, sudahkah engkau saling menanggung beban saudaramu?
Masyaa Allah! Indahnya bersaudara. Betapa ruginya mereka yang tidak menyambung ukhuwah. Sampai Rasulullah sampaikan, bahwa dua orang yang teman yang saling mencintai karena Allah, akan masuk ke dalam jannah-Nya.
Betapa mulianya pertemanan, jika diamalkan sesuai rukunnya. Betapa berharganya seorang kawan, bila saling mencintai karena Allah semata.
Sambil melahap makan malam, seorang teman bercerita panjang kepadaku. Membiarkanku mengerti sebagian kehidupannya, walau tidak sepenuhnya. Tidak semua orang setegar itu untuk menceritakan kehidupan pribadinya, terutama permasalahan yang tengah dihadapinya.
Di sela suapan sendok, ia sampaikan.
“Karena yang kumengerti, ukhuwah tidak sampai pada kata sempurna, apabila seseorang belum sampai pada tahap mengerti permasalahan saudaranya.”
Aku terenyuh seketika.
“Kamu benar. Jazaakillah sudah mengingatkanku!” Aku kembali tersadar saat itu.
Bahwa bukanlah sebuah kesalahan jika kita ingin mengerti permasalahan teman-teman kita. Bukan sekedar kepo atau sok akrab.
Melainkan agar sampai kita pada tahap tertinggi rukun ukhuwah ini. Saling menanggung beban.
Sehingga sabda Nabi,
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR. Muslim)
serta
“Tidaklah sempurna iman seorang muslim, hingga ia mampu mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim) terwujud dengan indahnya. Ukhuwah yang kemudian akan saling terpaut dan berpadu, mengakumulasi dan menggandakan kebaikan hingga berlipat, bergema hingga ke arasy-Nya. Semoga kelak, di akhirat nanti akan ada seseorang yang memanggilku untuk masuk ke surga-Nya, di saat mungkin aku tak mampu menggapainya. Kuharap itu engkau, saudaraku, yang dengan wajah secerah matahari memanggil, “Wahai sahabatku, mari bersamaku menuju surga. Allah telah memanggil orang-orang beriman yang saling mencintai karena-Nya. Dan aku sungguh, mencintaimu karena-Nya. Begitu pula denganmu.” Ya, kuharap itu engkau. . . 19.02, saat adzan isya berkumandang. Kuningan, 8 Syawwal 1438H. © Maitsa’ Fatharani
2 notes · View notes
firdarosyida96 · 8 years
Text
["Aturlah Jadwal Sholatmu, Maka Allah akan Atur Jadwal Hidupmu"]a
Pernah ga sih kita merasa hari kita rungsing banget? hidup kita berantakan? Coba deh cek gimana sholatmu.
Berikut ini ada kisah inspiratif tentang pentingnya sholat tepat waktu. Yuk Dibaca!!
Pada suatu hari di awal-awal saat memulai bisnis dulu, saya ketemu masalah seperti ini: saya janjian dengan 3 orang di Jakarta. Saat itu posisi saya di Jogja tanpa banyak kenalan di Jakarta dan cekak banget dananya.
Begini jadwalnya: Pak A janji ketemu hari Senin siang, Pak B hari Rabu pagi dan Bu C di hari Jumat sore. Jika saya mau gampang, saya harus berangkat naik kereta Minggu malam dan menginap di Jakarta 5 hari dan pulang Jumat malam. Sayanya yang bingung: nginep dimana, biaya makannya dimana? Duh ribet, padahal janjiannya udah di-arrange lama dan posisi orang yang mau saya temui itu Boss-boss semua untuk penawaran kerjaan promosi. Saya harus mengikuti jadwal mereka, saya tak kuasa menentukan jadual karena saya yang butuh. Pusinglah saya memikirkan jadual yang mustahil itu. Sampai seminggu menjelang harinya, saya ketemu seorang teman, yang ilmu agamanya lumayan.
Karena belum menemukan solusi, saya pun curhat padanya. Teman saya mengangguk-angguk lalu bertanya, “Jadwal sholatmu gimana?” “Jadwal sholat? Apa hubungannya?” saya keheranan. “Sholat subuh jam berapa?” tanpa menjawab pertanyaan saya, dia meneruskan pertanyaannya. ” Errr… Jam setengah enam, jam enam. Sebangunnya lah.. Kenapa,” jawab saya. “Sholat dhuhur jam berapa?” “Dhuhur? Jawual sholat dhuhur ya jam 12 lah…” jawab saya. “Bukan, jadwal sholat dhuhurmu jam berapa?” ia terus mendesak. “Oooh, jam dua kadang setengah tiga biar langsung Asar. Eh, tapi apa hubungannya dengan masalahku tadi?” saya makin heran. Temen saya tersenyum dan berkata, “Pantas jadwal hidupmu berantakan.” “Lhooo.. kok? Apa hubungannya?” saya tambah bingung. “Kamu bener mau beresin masalahmu minggu depan ke Jakarta?” tanyanya lagi. “Lha iya, makanya saya tadi cerita…,” saya menyahut. “Beresin dulu jadwal sholat wajibmu. Jangan terlambat sholat, jangan ditunda-tunda, klo bisa jamaah,” jawabnya. “Kok.. hubungannya apa?” saya makin penasaran. “Kerjain aja dulu kalo mau. Enggak juga gak papa, yang punya masalah kan bukan aku…,” jawabnya. Saya pun pamit, jawabannya tak memuaskan hati saya. Joko sembung naik ojek, pikir saya. Gak nyambung, Jek. Saya pun mencari cara lain sambil mengumpulkan uang saku buat berangkat yang emang mepet. Tapi sehari itu rasanya buntu, buntu banget. Sampai saya berfikir, ok deh saya coba sarannya. Toh gak ada resiko apa-apa. Tapi ternyata beratnya minta ampun, sholat tepat waktu berat jika kita terbiasa malas-malasan, mengakhirkan pelaksanaannya. Tapi udahlah, tinggal enam hari ini. Dua hari berjalan, tak terjadi apa-apa. Makin yakin saya bahwa saran teman saya itu tidak berguna. Tapi pada hari ketiga, hp berdering. Dari asisten Pak A, “Mas, mohon maaf sebelumnya. Tapi Pak A belum bisa ketemu hari Senin besok. Ada rapat mendadak dengan direksi. Saya belum tahu kapan bisa ketemunya, nanti saya kabari lagi.” Di ujung telepon saya ternganga, bukannya jadwal saya makin teratur ini malah ada kemungkinan di-cancel. Makin jauh logika saya menemukan solusinya, tapi apa daya. Karena bingung, saya pun terus melanjutkan sholat saya sesuai jadualnya. Di hari berikutnya, hp saya berdering kembali. Dari sekretaris Pak B. “Mas, semoga belum beli tiket ya? Pak B ternyata ada jadwal general check up Rabu depan jadinya gak bisa ketemu. Tadi Bapak nanya bisa nggak ketemu Jumat aja, jamnya ngikut Mas.” Yang ini saya bener-bener terkejut. Jumat? Kan bareng harinya ama Bu C? Saya pun menyahut, “O iya, tidak apa-apa Pak. Jumat pagi gitu, jam 9 bisa ya?” Dari seberang sana dia menjawab, “OK Mas, nanti saya sampaikan.” Syeep, batin saya berteriak senang. Belum hilang rasa kaget saya, hp saya berbunyi lagi. Sebuah SMS masuk, bunyinya: “Mas, Pak A minta ketemuannya hari Jumat setelah Jumatan. Jam 13.30. Diusahakan ya Mas, tidak lama kok. 1 jam cukup.” Saya makin heran! Tanpa campur tangan saya sama sekali, itu jadwal menyusun dirinya sendiri. Jadilah saya berangkat Kamis malam, ketemu 3 orang di hari Jumat dan Jumat malem bisa balik ke Jogja tanpa menginap! Saya sujud sesujud-sujudnya. Keajaiban model begini takkan bisa didapatkan dari Seven Habits-nya Stephen Covey, tidak juga dari Eight Habbits. Hanya Allah yang kuasa mengatur segala sesuatu dari arsy-Nya sana. Sampai saya meyakin satu hal yang sampai sekarang saya usahakan terus jalani: "Dahulukan jadwal waktumu untuk Tuhan maka Tuhan akan mengatur jadwal hidupmu sebaik-baiknya. Karena saya muslim, saya coba konfirmasikan ini ke beberapa teman non muslim dan mereka menyetujuinya. Jika dalam hidup ini kita mengutamakan Tuhan, maka Tuhan akan menjaga betul hidup kita. Tuhan itu mengikuti perlakuan kita kepadanya, makin disiplin kita menyambut-Nya, makin bereslah jadwal hidup kita.
-M. Arief Budiman-
"Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma– menceritakan, suatu hari saya berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” [Hadits Sahih riwayat Imam Tirmidzi, Imam Ahmad]
1 note · View note
firdarosyida96 · 8 years
Text
bismillahirrahmaanirrahiim
assalamu’alaikum :)
bismillah, semoga tulisan-tulisan ini bisa menjadi jalan untuk mencari ridho-NYA
0 notes
firdarosyida96 · 10 years
Text
Remaja Instan, Remaja Rentan Oleh : Widy Astuti
nama: firda rosyida
npm: 130110140087
angkatan: 2014 Bunuh diri merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi berbagai faktor risiko, seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan sumber pendapatan, kehilangan keyakinan diri dan harga diri, merasa malu, tak berharga, tak berdaya, hingga putus asa. Begitu pula permasalahan remaja saat ini semakin kompleks. Mereka dihadapkan dengan masalah sekolah, keluarga, pergaulan, bahkan permasalahan ekonomi. Seringkali permasalahan-permasalahan tersebut membuat remaja yang berpemikiran sempit menjadi stress dan bingung mengatasinya. Diantara mereka ada yang lari ke dugem, narkoba, bahkan ada yang memilih solusi instan untuk bunuh diri. Rentannya kondisi psikologis remaja tentunya disebabkan oleh banyak faktor ,karena keretakan keluarga, pengaruh media dan lemahnya penanaman nilai agama di sekolah. Lemahnya penanaman nilai agama di sekolah menjadikan remaja salah memilih standar kebahagiaan. Sistem demokrasi saat ini memang mengajarkan bahwa standar kebahagiaan adalan terpenuhinya semua kebutuhan akan materi duniawai semata. Remaja muslim tentu saja tidak boleh putus asa ketika menemui banyak masalah dan banyak memohon kemudahan pada Allah. Islam mengajarkan tidak boleh berputus asa. Coba setiap remaja yang menemui kegagalan merenungkan takdir ilahi. Karena yang Allah takdirkan selalu baik. Kita saja yang merasa pahit, tapi pasti ada hikmah di balik itu semua. Jika seseorang mengimani takdir ini dengan benar, maka ia pasti akan memperoleh kebaikan yang teramat banyak. Tanggapan: Saya sungguh miris melihat kondisi umat islam pada saat ini, khususnya remaja islam yang kondisinya masih labil. Seperti yang telah diberitakan di atas saat ini banyak sekali remaja yang memilih mengakhiri hidupnya dengan caa bunuh diri, hal ini bisa dikarenakan mereka sudah merasa tidak mampu atau putus asa terhadap masalah yang dialaminya. Untuk mengurangi kejadian remaja yang bunuh diri, kita harus tahu apa saja sih sebenarnya alasan mereka melakukan hal itu. Seperti yang disebutkan pada berita di atas jika ada banyak hal yang menyebabkan hal itu terjadi, salah satunya adalah perhatian orang tua. Para orang tua sudah seharusnya memperhatikan kondisi anak mereka, jangan terlalu di kasari apalagi para remaja. Jika remaja mendapatkan masalah janganlah terlalu dimarahi tapi kuatkan mereka, nasehati mereka dengan baik, beri dukungan kepada mereka, karena sebenarnya kondisi mereka saat itu sedang rapuh mereka butuh dukungan, jika bukan dari keluarga dari siapa lagi. Meskipun jika para orangtua sudah bercerai atau sibuk dengan pekerjaannya, mengurus anak tetaplah kewajiban mereka. Selain itu, para orangtua juga harus menanamkan nilai-nilai islam kepada anaknya sedini mungkin apalagi kondis zaman sudah semakin kacau balau seperti ini. Mau sebaik apapun sekolah mengajarkan pendidikan agama jika tidak dibarengi dengan dorongan dari keluarga hasilnya tetap tidak akan maksimal. Pada zaman yang semakin rusak ini, setiap orang harus memiliki nilai-nilai islam yang kuat dalam hidupnya supaya tidak terbawa oleh arus zaman yang semakin mengerikan ini. Saat ini banyak sekali pemuda yang dengan mudah meninggalkan sholatnya padahal sholat adalah kewajiban dasar seorang muslim. Jika nilai-nilai dasar seperti ini tidak benar-benar diterapkan dengan baik di keluarga maka akan sangat mudah luntur, seperti yang dilakukan beberapa remaja muslim saat ini. Hal inilah yang menjadi salah satu factor lunturnya akhlak remaja muslim saat ini, sehingga banyak remaja yang melakukan hal-hal bodoh seperti di atas. Pesan yang dapat di ambil dari berita di atas sebagai seorang mahasiswa adalah tidak berputus asa dalam menghadapi kesulitan di hidup ini. Putus asa adalah suatu yang diharamkan oleh allah, seperti yang tertera dalam ayat al-qur’an .... dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir. [QS.Yusuf : 87] . selain itu saya juga mendapatkan pesan jika nanti saya menjadi orang tua saya harus memberikan perhatian kepada anak-anak saya, saya harus mendidik mereka dengan baik dan benar, menerapkan nila-nilai islam kepada anak saya karena hal-hal itu sangatlah penting sekali. 
1 note · View note
firdarosyida96 · 10 years
Quote
Biar gimanapun baca buku ga akan pernah tergantikan hanya dengan baca blog atau tumblr, apalagi liat facebook atau path.. Dari buku, kita akan dapat sesuatu lebih menyeluruh..
Saya, yang lagi ngerandom malem (via chocolafarah)
reminder
1 note · View note
firdarosyida96 · 10 years
Photo
Tumblr media
“teh, kok gapake kaos kaki?” tanya zaki ketika melihatku yang hanya beralaskan sendal jepit.
Pagi ini, aku diminta mengantarkan zaki ke sekolah yang berjarak tidak kurang dari sekitar 1 km. Belum mandi, berpakaian ala kadarnya. Mengambil rok, jaket dan kerudung kaos yang tergantung di belakang pintu lalu bergegas pergi.
Tetapi mendengar pertanyaan itu, aku terdiam, sedikit kaget dan malu lebih tepatnya. Diingatkan oleh anak berumur 9 tahun. Telah mengetahui teorinya, sering mengingatkan yang lain juga, tetapi ketika di rumah, ke-idealis-an tentang hal itu seketika memudar hanya karena kata ‘dekat’ dan ‘sebentar’.
“kan kita harus saling menjaga aurat teh” dengan tampang polosnya zaki menambahkan. Baru saja, tadi pagi aku ingatkan zaki untuk menggunakan sarung pada saat sholat shubuh. Dan dia mengingatkanku sekarang. :)
5 notes · View notes
firdarosyida96 · 10 years
Photo
inspirasi sblm osce :)
Tumblr media
Cinta terbaik adalah ketika kau mencintai seseorang yang membuat imanmu mendewasa, taqwa bertumbuh, cintamu pada-Nya juga bertumbuh
Cinta terbaik adalah saat kau mencintai seseorang yang membuat akhlakmu makin indah, jiwamu makin damai, hatimu makin bijak
Dia jadi penegur saat taatmu luntur. Dia jadi penasihat saat kau maksiat. Dia jadi pelipur saat semangatmu lebur. Ya, dialah cinta terbaik, yang tak hanya ingin bersamamu di dunia, tapi juga bertemu kembali di surga.
Resolusi Cinta 2015
243 notes · View notes
firdarosyida96 · 10 years
Text
Sahabat
Kadang ada hal yang hanya bisa disampaikan ke sahabat
Kadang ada hal yang hanya bisa diceritakan ke sahabat
Kadang ada hal yang hanya bisa dibicarakan ke sahabat
Ketika kamu mungkin tidak mau merepotkan keluarga, mungkin hanya ke sahabat kamu bisa menceritakan semuanya.
Karena sahabat terbaik itu bisa menjadi pendengar yang baik dan pemberi solusi yang terbaik
Terimakasih sahabat :)
Andina Avika Hasdi @andinavika
12 notes · View notes
firdarosyida96 · 10 years
Quote
kuatkan hati kawan2ku ya rabb :)
1 note · View note