Text
Visual Journey: Last Museum
Tulisan pertama setelah sekian tahun rehat dari dunia Tumblr dan hanya berkutat menulis caption Instagram. Jadi, apa yang akan kita bahas kali ini?
Agak ragu untuk menuliskan cerita panjang. Mulai dari bahasa apa yang harus dipakai? My English isn’t really good, parahnya, my Bahasa is even worst. Permasalahan grammar di keduanya. (Bahkan mungkin tulisan ini pun bermasalah). Pemilihan konten pun begitu. Apa iya pembaca hanya diberikan narasi panjang tanpa visual untuk menghilangkan jenuh? Ah, seperti biasa, banyak pertimbangan ketika berbicara tentang Tumblr.
This platform is having so much meaning to me and I want you to feel the same way like I do.
Mulai dengan yang mudah saja ya. Postingan kali ini akan lebih banyak menampilkan visual dibanding narasi. Ini mungkin akan jadi kali pertama saya menampilkan photograph of human yang saya ambil sendiri. Jujur, saya tidak pernah PD dan selalu merasa ‘I don’t get the feeling capturing human and their interactions’.
Kali terakhir datang ke museum untuk hunting foto and of course, our eye-pleasing journey — with my Favourite partner, Ayik. Hari Sabtu di penghujung Agustus 2019, Museum Nasional.
Sempat diwarnai mood swing karena salah lokasi yang cukup ekstrem. Saya dimana, dan Ayik ntah dimana. Dua museum berbeda dengan dua manusia yang terpisah. Tapi yang saya tahu, museum akan selalu berhasil membuat saya senang. Panas terik tepat jam 12 siang pun tetap saya tembus untuk menemui Ayik yang sudah ditempat, tentu tetap dengan kesuh nya saya selama perjalanan. Ayik mungkin tidak tahu ini, ah biarlah.
Oh ya, lukisan diatas adalah lukisan favorit saya dari semua lukisan yang ada. Jangan tanya kenapa, saya pun tak bisa menjabarkan.. I just like it from the first sight.
Museum nya tidak terlalu ramai saat itu. Jujur, selalu ada ketidak-PD-an saya ketika mengunjungi museum. Saya selalu merasa kecil dibandingkan dengan lukisan yang.. sebenarnya bahkan tidak hidup. Saya merasa tidak sebanding dengan mereka yang terpajang dan merasa malu dengan diri yang masih bodoh untuk mengagumi mereka yang tak hidup itu. Well, saya tidak punya background related with art, jadi.. begitulah.
Berikut beberapa foto manusia yang perdana saya ambil waktu itu.
(Ah, maafkan, pengaturan di Tumblr saya masih belum memungkinkan untuk mengatur foto menjadi kecil ataupun besar. Jadi.. kalian pasti akan perlu scroll panjang sekali untuk menyelesaikan tulisan ini. Tunggu sampai saya bisa beli premium theme yang tepat ya! haha)
Terlihat seperti Ayik’s personal photographer ya begitu dilihat lagi. It’s okay. Saya senang, dia mau membantu saya belajar (ntah dia sadar atau tidak). Kalau pernah membaca Tumblr saya yang terdahulu, pasti sadar saya selalu menyempatkan refleksi diri disetiap tulisan saya. Atau, personal view dari sebuah kejadian.. seperti rangkuman.
Well, last museum journey yang saya tuliskan kali ini memberikan saya sedikit banyak gambaran tentang diri saya. Saya yang masih sangat kecil dibandingkan lukisan yang terpajang. Artinya, saya masih perlu belajar. Saya yang masih belum begitu sreg untuk capturing moment manusia dan interaksi mereka. Yang artinya pun, saya masih perlu belajar. Saya yang baru memulai kembali kehidupan menulis saya. Dan lagi, artinya saya masih perlu belajar.
Saya rasa, kita semua pun masih perlu belajar, bukan?
Yang akan terus belajar, Ayya Atmodiwiryo
3 notes
·
View notes
Text
Every Name in Between
In every beginning, there was Hello. But I got hey instead.
Hey,
I gotta tell you that, this is not okay. Having you around my life again, isn't really okay. It's a matter of.. not okay for the peace of my mind. It's draining my energy. So.. this is my part; I gotta say I'll let you go. I shall move my life forward, with or without you. Just like what you do.
Your story in my life was supposed to end months ago. Maybe, you had even ended my part of story in your life right away, that exact moment you said "let's end this", Wednesday night in the beginning of November..
We were fine and you used to be kind. I will end your part here. Completely ends the chapter I called as; "Salman, Dmitry, and Every Name in Between"
A new stranger in your life, Ayya Atmodiwiryo
0 notes
Text
A lot.
If you’re anything like me, drinking the recommended eight glasses of water a day can be a harrowing experience.
Look, it’s just about one new step I took to transform myself. Changing the brand, the package, and probably, the content. Like what the business people always do.
I am just saying that, though I am not really do or maybe I do, I understand the temptation to restart myself. There is the urge from my hidden-self to overcome things and close the old journey. Complicated things shortly described as prioritizing yourself, maybe. Not just the look, yet we are talking about the whole ‘content’ of me.
Getting closer to the God? Should be. Been wandering too far from Him. Start drinking eight glasses of water a day. *heavy-breath at the back* Laughing more often. Like, being positive? Morning greeting with the Sun. Everyday. One new thing learned a day. I have to. Seek the simplicity. Gratefulness. etc.
The time has come for me to show the more I owned myself, now. The more I wanted to be someone that I want. The more I would speak my own voices. The more perspective I would share. The more memories I would cherish. The more obsessions I would pursue. The more beautiful things I would capture, I would keep and I would show — therefore, I am here.
Welcoming my new-self, Ayya Atmodiwiryo
1 note
·
View note